TUJUH TAHUN KEBERADAAN HIMPUNAN PENCERAMAH JAMBI ( HPJ )
|
Add caption |
Membangun
komitmen dakwah di bawah naungan HPJ
Hidup adalah perjuangan dan perjuangan itu membutuhkan pengorbanan.
Berani hidup berarti berani berjuang, berani berjuang berarti berani berkorban.
Ketika diri ini memutuskan untuk menjadi pejuang dakwah maka kita harus
berjuang, berkarya, dan bermakna. Dimana kita ketahui bahwa jalan dakwah adalah
jalan yang panjang, berat, pengikutnya sedikit, tetapi yakinlah surga yang
indah menanti di sana. Dengan beban yang begitu berat ini, tidak banyak
orang memutuskan untuk mundur. Ingatlah firman Allah dalam surat Ali Imron ayat
104 : “Dan hendaknya ada diantar kamu segolongan umat yang mengajak
pada kebaikan, menyuruh yang makruf dan mencegah yang munkar, mereka itulah
orang yang beruntung”. Dan surat Fushilat ayat 33;” Dan
siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yung menyeru kepada
Allah”….Dari kedua ayat tersebut jelas disebutkan bahwa kita hendaknya
berdakwah untuk mengajak kepada kebaikan.
Sahabatku, kita adalah dai sebelum menjadi apapun. Maka janganlah
kalian menjadi dai yang munafik, yaitu dai yang ucapannya dusta, khianat dalam
amanah, dan janjinya tidak ditepati. Kemunafikan kita adalah partisipasi kita
dalam penghancuran umat maka rawatlah janji yang telah terikrarkan walau dalam
hati.
Sahabatku, dakwah yang sesungguhnya bukan hanya sebagai panitia,
ikut ta’lim, berafiliasi dengan harakah, yang seperti itu belum merasakan jihad
di medan da’wah. Pemahaman yang sahih tentang perjuangan yang harus ditanamkan
dalam benak aktifis yaitu mereka diajak untuk melakukan suatu tadhiyah(pengorbanan).
Dalam surat At Taubah ayat 41 : “Berangkatlah kamu baik dengan rasa
ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di
jalan Allah, yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”.
Jalan dakwah ini berat mendaki berliku akan dipikul dengan susah payah
oleh orang yang lemah imannya, kecuali bagi yang telah mewakafkan dirinya dalam
jihad fisabilillah
Sahabatku, perbuatan yang sangat tercela dalam dakwah adalah
menunda. Pejuang dakwah sekarang ini suka menunda amanah dengan alasan banyak
tugas, lelah ngantuk, dll. Apakah ini pejuang dakwah sejati ? Belajarlah dari
Abu Talhah, beliau berjihad sampai titih puncak usia. Berangkat berjihad dalam
keadaan ringan dan berat, tidak pernah absen dalam setiap medan jihad,
melindungi Rasulullah di perang uhud dengan nyawanya, pembangkit semangat
mujahidin yang kocar-kacir di perang hunain, orang yang tidak pernah putus
shaum sunnah sepeninggal nabi, turun jihad pada usia 70 tahun, meninggal di
jazirah yang tidak dikenal.
Sahabatku, kemuliaan islam tidak berhak dimiliki orang
yang hanya fasih berbicara, tapi kemuliaan itu hanya berhak dimiliki oleh
orang yang hidup matinya hanya untuk islam dan tidak terlena pada kenikmatan
semu. Allah telah membeli dari orang-orang mukmin harta dan jiwa mereka dengan
surga. Maka dari itu marilah kita menyambut amal untuk meraih berkah dengan
cara menyambutnya dengan hati terbuka bukan sekedar mengharap ganjaran dan
jangan pernah menghitung amal melainkan berikanlah mutu amal yang terbaik untuk
Allah.
Lalu, bagaimana merawat ladang komitmen amal ? Kita harus memiliki
niat, keinginan untuk menanam benih amal. Ingat bahwa : Siapa yang menanam ia
yang menuai ;“dan orang yang beriman dan beramal sholeh, mereka itu penghuni
syurga, mereka kekal didalamnya” (Al Baqarah :82)
Apa yang kita tanam itulah yang kita tuai “jika kamu berbuat
baik, maka kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, maka
kejahatan itu bagi dirimu sendiri” (Al Israa :7)
Jika kita menanam satu maka kita tidak akan menuai satu “perumpamaan
orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir tumbuh seratus biji, Allah
melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki” (Al Baqarah :261)
Sadar waktu menanam dan menuai tidaklah bersamaan. Dalam ladang
kita pasti tumbuh rumput (waspadalah).Apakah manusia mengira mereka
dibiarkan begitu saja mengatakan aku beriman sedang mereka belum diuji (Al Ankabuut :2)
Hati-hati kebun tetangga lebih indah.Tanaman yang baik berasal dari bibit
unggul dan dirawat “sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan hartamu, tapi
Allah melihat hati dan amalmu” Lantas, Bagaimana jika kita mengalami
kefuturan dalam hidup ? Maka paksa diri anda untuk beramal, terus beramal,
terus beramal
….kembali ke point pertama. Sahabat, Mau jadi apa kita, apakah mau
bergerak dalam dakwah dan menjadi orang yang beruntung atau terombang ambing
dalam ketenangan semu dan masuk dalam galongan munafik? Anggaplah semua seruan
itu seperti ketukan pintu seseorang yang ingin memberi uang kepada kita. Kita
tidak tahu mana amal kita yang membawa kita ke syurga, jadi lakukanlah yang
terbaik di setiap kesempatanmu. Wallahu alam
HPJ digagas oleh para ustaz
yang aktif memberikan dakwah ditengah
masyarakat, sehingga ia menjadi wadah berkumpulnya para ustaz untuk berbagi
ilmu dan pengalaman dalam dakwah. Para penggagas itu adalah; ( Ustaz Ridwan
Jalil. Ustaz Dairun. Ustaz H.Fahrurrozi (Alm). Ustz Jalaludin. Ustaz. Ramli
dan Ustaz. Antoni.).
Dalam perjalanannya belum begitu banyak memberikan kontribusi
kepada umat..namun Alhamdulillah dakwahnya masuk keberbagai media, baik di
majlis taklim, Instansi berbagai kantor, TVRI, Jambi TV, Jek TV, RRI, Radio
manggis. Koran dan majalah.
Zikir-zikir akbar selalu dilaksanakan diberbagai moment, 1
Muharram, Maulid Nabi, Isra mi’raj, maupun pada saat PILKADA dan PILGUB…demi menyejukan
suasana yang memanas . banyak kenangan manis dalam tugas. Penuh canda dan tawa,
dan terkadang penuh dengan linagan air mata pada saat,, doa yang dikumandangkan
oleh al mukarram ustz H.Fahrurrozi.(Alm).
Ceramah ustz Dairun yang mirip suara KH.Zainudin, membuat suasana
dakwah serius, dan itu cairkan dengan ceramah ustz Ramli dan Ustz jalaludin,
suasana berubah jadi ketakutan dengan azab-azab Allah dan azab kubur yang
dipaparkan dengan lugas oleh Ustaz Ridwan Jalil dan ustz Syamsul Ma’rif. Kelembutan
suara ustz Supriadi dan ustz Hadi kurniawan membuat jamaah berharap akan rahmat
Allah. Dorongan semangat hidup yang luar biasa dari ustz mudah lagi enerjik
Ustaz Dedi dan Hasbi. Kemerduan suara ustz Suaidi makin melengkapi eksistensi
HPJ, kehalusan gaya bahasa dalam mengajak memang tak diragukan dari ustz Amir
muslim dan ustz Zulkipli Nuh. Ketegasan hukum hanya ada pada ustz Abber
hasibuan dan ust Muslih. Dan lainnya….di akui memang di tengah kesibukan dan
padatnya jadwal ceramah bukanlah satu yang mudah mengumpulkan para ustz-ustaz
ini…namun itu tidak menyurutkan rasa persatuan dan kesatuan dengan selalu
berkomunikasi via telpon….
Semoga HPJ kedepan makin eksis..InsyaAllah 24 september 2016 akan
dilaksanakan MUSDA HPJ di Kantor MUI Provinsi…untuk mengeveluasi kinerja
kepengurusan serta akan memilih kepengursan yang baru…mohon doa restu ….