Jumat, 09 Desember 2016

HIKMAH PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 2016



SEBELUM SAYA MENGURAIKAN HIKMAH PERINGATAN MAULID INI, TERLEBIH DAHULU MARILAH SEJENAK KITA  MELIHAT SEJARAH DETIK-DETIK LAHIRNYA BAGINDA RASULULLAH SAW;

Berita tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW ini sudah dikabarkan Allah jauh sebelum kelahirannya. Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa sejak awal pertama penciptaan Nabi Adam as, Nama Nabi Muhammad SAW sudah tertulis di pintu gerbang Arasy.

Di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Baihaqi, Rasulullah bersabda tentang Nabi Adam yang mengakui kesalahannya saat memakan Buah Khuldi. Ia memohon ampunan kepada Allah dengan membawa nama Nabi Muhammad.
قَالَ رَسُوْلُ الله: لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمُ الخَطِيْئَةَ قَالَ: يَا رَبِّ أسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ لِمَا غَفَرْتَ لِي فَقالَ اللهُ يَا آدَمُ, وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ أخْلَقُهُ ؟ قَالَ: يَا رَبِّ لأنَّـكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي بِيدِكَ وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوْحِكَ رَفَعْتُ رَأسِي فَرَأيـْتُ عَلَى القَوَائِمِ العَرْشِ مَكْتُـوْبًا:لإاِلَهِ إلاالله مُحَمَّدُ رَسُـولُ اللهِ, فَعَلِمْتُ أنَّكَ لَمْ تُضِفْ إلَى إسْمِكَ إلا أحَبَّ الخَلْقِ إلَيْكَ, فَقَالَ اللهُ صَدَقْتَ يَا آدَمُ إنَّهُ لاَحَبَّ الخَلْقِ إلَيَّ اُدْعُنِي بِحَقِّهِ فَقـَدْ غَفَرْتُ لَكَ, وَلَوْ لاَمُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ
“Setelah Adam berbuat kesalahan ia berkata kepada Tuhannya: ‘Ya Tuhanku, demi kebenaran Muhammad aku mohon ampunan-Mu’. Allah bertanya (sebenarnya Allah itu maha mengetahui semua lubuk hati manusia, Allah bertanya ini agar Malaikat dan makhluk lainnya yang belum tahu bisa mendengar jawaban Nabi Adam as.):
‘Bagaimana engkau mengenal Muhammad, padahal ia belum kuciptakan?!’ Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menciptakan aku dan meniupkan ruh kedalam jasadku, aku angkat kepalaku. Kulihat pada tiang-tiang ‘Arsy termaktub tulisan Laa ilaaha illaLLah Muhammad RasuluLLah. Sejak saat itu aku mengetahui bahwa di samping nama-Mu, selalu terdapat nama makhluk yang paling Engkau cintai’.
Allah menegaskan: ‘Hai Adam, engkau benar, ia memang makhluk yang paling Kucintai. Berdo’alah kepada-Ku bi haqqihi (dengan berkah kebenarannya), engkau pasti Aku ampuni. Kalau bukan karena Muhammad engkau tidak Aku ciptakan’. (HR. al-Hakim, at-Thabrani dan al-Baihaqi). 

Nabi  Isa as, saja  memberi tahukan akan datangnya Nabi setelahnya, sebagaimana firman Allah; 

øŒÎ)ur tA$s% Ó|¤ŠÏã ßûøó$# zNtƒótB ûÓÍ_t6»tƒ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) ÎoTÎ) ãAqßu «!$# /ä3øs9Î) $]%Ïd|ÁB $yJÏj9 tû÷üt/ £ytƒ z`ÏB Ïp1uöq­G9$# #MŽÅe³t6ãBur 5AqßtÎ/ ÎAù'tƒ .`ÏB Ï÷èt/ ÿ¼çmèÿôœ$# ßuH÷qr& ( $¬Hs>sù Nèduä!%y` ÏM»oYÉit6ø9$$Î/ (#qä9$s% #x»yd ֍ósÅ ×ûüÎ7B ÇÏÈ  
 dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS.ASSHAF ;6)

Dalam syair  Barzanji  dinyatakan;


* وَأُتِيَتْ أُمُّهُ فِي الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهَا إِنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ الْعَالَمِيْنَ وَخَيْرِ الْبَرِيَّةْ * وَسَمِّيْهِ إِذَا وَضَعْتِهِ مُحَمَّدًا لِأَنَّهُ سَتُحْمَدُ عُقْبَاهْ *
Di saat sedang tidur, ibu Aminah di datangi seseorang dan di katakan padanya, “Sungguh, engkau sedang mengandung pemimpin seluruh jagad dan orang terbaik dari mereka. Maka jika engkau sudah melairkan- nya, maka berilah nama ‘Muhammad’ ( orang yang banyak di puji ), karena pada akhirnya akan banyak di puji.”

Bahwa dikatakan kepada Ibunda Nabi,  nanti kalau lahir ananda  berilah Muhammad, sebuah  nama indah. "Muhammad" manusia  terpuji, itulah harapan dari kakeknya  memberi nama Muhammad,  terang saja , nama bagindan dari dulu hingga kini selalu dipuji, bahkan samapai kiamat;  maka pelajaran  buat kita  hari ini , Buatlah nama-nama anak dan cucu yang dan terpuji; beliau bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ أَسمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبدُاللَّهِ وَ عَبدُ الرَّحْمَنِ
“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR. Muslim no. 2132)
Nama adalah sebuah doa, nama adalah sebuah pengharapan dan nama adalah sebuah identitas yang bisa menggambarkan sifat, karakter dan perilaku dari si empunya nama. Namun, orangtua harus selalu memohon, meminta dan berdoa kepada Rabbul ‘Izza Allah swt., agar si anak dapat merealisasikan atau memanifestasikan doa atau nama yang diberikan oleh orangtuanya. Bahkan Nabi saw. menganjurkan dan memerintahkan umatnya, supaya memberikan nama anaknya dengan nama-nama yang baik dan mulia. Lebih utama lagi diambil dari nama-nama beliau, al-Qur’an dan nama-nama Asmaul Husna. Allahu A’lamu bi Muradihi
عن أبي الدرداء قال: قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: إنكم تُدعون يوم القيامة بأسمائكم وأسماء آبائكم فأحسنوا أسماءكم
Dari Abu Darda’, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian” (HR. Abu Dawud, Ad-Darimi dan Baihaqi)


Hadirin  yang di rahmati Allah; kembali dinyatakan dalam barzanji;

وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْاَقْوَالِ الْمَرْضِيَّةْ * تُوُفِّيَ بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُ اللهْ *
Setelah beliau genap di kandung selama dua bulan menurut qoul masuhur yang di ridloi, di 
Almadinah Almunawwaroh abah beliau ( S. ‘Abdulloh ) di panggil pulang oleh Alloh SWT

. Abdullah sakit dan wafat serta dikuburkan di kota Madinah ditempat keluarga neneknya Bani Adi bin Najaar, ketika melakukan perjalanan pulang berdagang dikota Madinah. Dia dimakamkan di rumah An-Nabigha-Ju'di. Ia berumur dua puluh lima tahun ketika ia meninggal. Kebanyakan sejarawan menyatakan bahwa kematiannya adalah dua bulan sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beberapa orang lain mengatakan bahwa kematiannya adalah dua bulan setelah kelahiran Nabi SAW.

BICARA SOAL  KEMATIAN;

Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian, dan kelak pada hari kiamat saja lah balasan atas pahalamu akan disempurnakan, barang siapa yang dijauhkan oleh Allah Ta’ala dari neraka dan dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke dalam surga, sungguh dia adalah orang yang beruntung (sukses).” (QS. Ali Imran : 185)

$tBur Íôs? 6§øÿtR Ädr'Î/ <Úör& ßNqßJs? 4 ¨bÎ) ©!$# íOŠÎ=tæ 7ŽÎ6yz ÇÌÍÈ  
dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.  (LUKMAN : 32 )
Èe@ä3Ï9ur >p¨Bé& ×@y_r& ( #sŒÎ*sù uä!%y` öNßgè=y_r& Ÿw tbrãÅzù'tGó¡o Zptã$y ( Ÿwur šcqãBÏø)tGó¡o ÇÌÍÈ  
“Dan bagi tiap-tiap jiwa sudah ditetapkan waktu (kematiannya), jika telah tiba waktu kematian, tidak akan bisa mereka mengundurkannya ataupun mempercepat, meskipun hanya sesaat” (QS. Al A’raf :34)

Ad Daqaaq rahimahullahu mengatakan, “Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, maka akan dianugerahi oleh Allah tiga keutamaan, [1] bersegera dalam bertaubat, [2] giat dan semangat dalam beribadah kepada Allah, [3] rasa qana’ah dalam hati (menerima setiap pemberian Allah)”

Diceritakan, malaikat maut yiatu malaikat Izrail bertemu dengan Nabi Sulaiman. Malaikat Izrail datang dalam bentuk manusia sehingga tidak ada seorangpun yang tahu kedatangan malaikat maut kecuali Nabi Sulaiman as. Ketika itu, Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan beberapa sahabat beliau. Ketika malaikat Izrail tersebut hendak meninggalkan tempat itu, Izrail memandangi salah satu sahabat Nabi Sulaiman dengan pandangan yang aneh dan kemudian pergi.
Beberapa saat setelah malaikat Izrail pergi, kemudian sahabat Nabi tersebut bertanya kepada Nabi Sulaiman, " Wahai Nabi, mengapa ia memandangiku seperti itu?. Nabi Sulaiman menjawab : "ketahuilah dia itu adalah malaikat maut. Kemudian sahabat Nabi tersebut berkata : Wahai Nabi, tiupkanlah angin dengan kencang, sehingga angin itu membawaku ke puncak negeri India, sesungguhnya aku berfirasat buruk. Nabi Sulaiman bertanya : Apakah engkau hendak lari dari takdir jika maut akan menjemputmu? Jawab sahabat Nabi: Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk mencari sebab-sebabnya. Dan, aku yakin kalau engkau akan mengabulkan permintaanku. Kemudian Nabi Sulaiman, memerintahkan kepada angin untuk membawanya ke tempat yang diinginkan oleh sahabat Nabi. Setelah beberapa saat kemudian, malaikat maut pun datang, kemudian Nabi sulaiman bertanya : apa urusanmu dengan salah satu sahabatku, mengapa engkau pandangi dia seperti itu? Malaikat maut Izrail menjawab : Aku memandanginya seperti itu, karena dia tercatat dalam daftar kematian bahwa dia akan meninggal di sebuah negeri di India. Aku heran bagaimana dia dapat pergi ke sana sedangkan dia ada bersamamu? Lalu di tempat yang telah ditentukan, pada waktu yang telah digariskan dan ditetapkan kulihat ia datang kepadaku dan kucabut nyawanya.
Dari kisah atau cerita di atas, dapat menjadi suatu peringatan bagi kita bahwasanya malaikat maut Izrail selalu mengintai siapa pun yang masa kontraknya di dunia ini akan berakhir yang artinya orang tersebut akan meninggalkan dunia yang fana ini. Jika masa itu sudah habis, yaitu masa kontrak di dunia, maka tidak ada seorang pun yang dapat lari dari kematian.



 KEMBALI DALAM SYAIR  BARZANJI DICERITAKAN;



وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ عَلَي الرَّاجِحِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّةْ * وَآنَ لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ عَنْهُ صَدَاهْ * حَضَرَ أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ آسِيَةُ وَمَرْيَمُ فِيْ نِسْوَةٍ مِنَ الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّةْ * وَأَخَذَهَا الْمَخَاضُ فَوَلَدَتْهُ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ سَنَاهْ *
Dan setelah genap sembilan bulan qomariyyah menurut qoul yang rojih, dan sudah saatnya zaman bersih dari karat, maka di malam kelahirannya ibunya di datangi oleh Asiyah ( istri ‘Fir’aun ) dan S. Maryam bersama rombongan para wanita yang suci. Dan ahirnya Ibu Aminah bersalin dan melahirkan- nya dalam keadaan bercahaya yang sangat bersinar dari atasnya.

Malam detik-detik kelahiran Rasulullah, tepat tanggal 12 Rabiul Awwal jam 2 pagi. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Allah swt di sekitar Ka’bah. Sayyid Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorangpun yang menemaninya. Tiba-tiba beliau,  Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat anggun, cantik, dan jelita diliputi dengan cahaya yang memancar berkemilau serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.
Wanita pertama ; datang berkata,”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Allah Adam as, ibunda seluruh uamt manusia., aku diperintahakan Allah untuk menemanimu.”
Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira, “Aku adalah istri Nabi Allah Ibrahim as diperintahkan Allah swt untuk menemanimu.”
Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga,”Aku adalah Asiyah binti Muzahim, diperintahkan Allah untuk menemanimu.”
Datanglah wanita ke empat,”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as menyambut kehadiran putramu Muhammad Rasulullah.”
Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Keajaiban berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Allah swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.

Detik berikutnya  Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa yang sangat indah berkilau saling beterbangan.
Detik berikutnya Allah bangun dari singasanaNya dan memerintahkan kepada Malaikat Ridwan agar mengomandokan seluruh bidadari syurga agar berdandan cantik dan rapih, memakai segala macam bentuk perhiasan kain sutra dengan bermahkota emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian syurga yang harum semerbak ke segala arah. lalu trilyunan bidadari itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridwan, terlihat wajah bidadari itu gembira.
Lalu Allah swt memanggil : “Yaa Jibril… serukanlah kepada seluruh arwah para nabi, para rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapih, bahwa sesungguhnya Kekasihku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.
Yaa Jibril… perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu-pintu neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridwan untuk membuka pintu-pintu syurga dan bersoleklah engkau denagn sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasihKu Nabi Muhammad saw.
Yaa Jibril… bawalah trilyunan malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah KekasihKu Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”
Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan trilyunan malaikat. Lalu ibunda Rasulullah saw di bumi, beliau melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih berkilau cahaya mendekati Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Muhammad Rasulullah saw dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw bersujud kepada Allah seraya mengucapkan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Walhamdulillahi katsiro, wasubhanallahibukrotan wa asiilaa.”
Semakin memuncaklah kegembiraan seluruh alam dunia dan semesta dan terucaplah “Yaa Nabi Salam Alaika… Yaa Rasul Salam Alaika… Yaa Habib Salam Alaika… Sholawatullah Alaika.. ”
Matanya bagaikan telah dipakaikan sifat mata, senyum indah terpancar dari wajahnya dan hancurlah berhala-berhala dan bergembiralah semua alam semesta menyambut kelahiran Nabi yang mulia… BEGITULAH  KISAH DETIK-DETIK KELAHIRAN BAGINDA  NABI MUHAMMAD SAW.

SELANJUTNYA MARI KITA AMBIL BEBERAPA  HIKMAH  PERINGATAN  MAULID  NABI TAHUN 2016 INI.

HADIRIN SEKALIAN..
Nabi  sekarang sudah tidak bersma kita lagi, beliau sudah wafat,,,,lalu apa yang harus kita lakukan ,,,apa  kewajiban kita  kepada  beliau,,dalam konteks  sekarang???..

ADA TIGA KEWAJIBAN UMAT KEPADA NABI SAW

Setiap muslim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menghormati, mengagungkan, mencintai dan memuliakan Rasulullah SAW. Ketika Nabi masih hidup bersama para sahabat, para sahabat ketika itu dengan mudah mewujudkan rasa cintanya kepada Nabi Muhammad SAW, bisa kita baca dalam berbagai riwayat bagaimana para sahabat dekat memperlakukan Nabi SAW, diataranya ada menjadikan keringat Nabi SAW sebagai minyak wanginya, ada yang ngin mencium perut nabi, ada yang tidak bisa berpisah dengan Nabi. Dan lain semacamnya. Begitulah para sahabat menghormati, memuliakan dan mencintai Nabi SAW, lalu bagaimana dengan kita sebagai umatnya yang tidak bisa lagi bertemu dengannya karena Nabi SAW sudah wafat 15 Abad yang silam; untuk menjawab persoalan ini baiklah kita telaah firman Allah SWT dalam surah Al-Araf ayat 157 berikut ini;
t4 šúïÏ%©!$$sù (#qãZtB#uä ¾ÏmÎ/ çnrâ¨tãur çnrã|ÁtRur (#qãèt7¨?$#ur uqZ9$# üÏ%©!$# tAÌRé& ÿ¼çmyètB   y7Í´¯»s9'ré& ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÎÐÈ  
 "…Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung."(Qs. Al-A'raf: 157)

Berasarkan firman Allah SWT di atas, bahwa kewajiban umat kepada Nabi SAW ada tiga macam;
Pertama:  çnrâ¨tãur  Memuliakan Nabi saw.
Sudah sepantasnya setiap orang yang beriman mengagungkan dan memuliakan baginda Nabi Muhammad SAW sebab Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berjasa menyelamatkan umat dari kegelapan dan kesesatan aqidah menjadi terang dengan  taufik dan hidayah Allah berkah lantaran usaha matian-matian dari baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana para sahabat begitu sangat memuliakan baginda Nabi SAW.
tA$s%ur ª!$# ÎoTÎ) öNà6yètB ( ÷ûÈõs9 ãNçFôJs%r& no4qn=¢Á9$# ãNçF÷s?#uäur no4qŸ2¨9$# NçGYtB#uäur Í?ßãÎ/ öNèdqßJè?ö¨tãur ãNçGôÊtø%r&ur ©!$# $·Êös% $YZ|¡ym ¨btÏeÿŸ2c{ öNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6¨Zn=Åz÷Š_{ur ;M»¨Yy_ ̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻yg÷RF{$# 4 `yJsù txÿŸ2 y÷èt/ šÏ9ºsŒ öNà6YÏB ôs)sù ¨@|Ê uä!#uqy È@Î6¡¡9$# ÇÊËÈ  
Allah berfirman: "Sesungguhnya aku beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.( QS. Al Maidah : 12 )
Menurut tafsir Qurtubi jilid 6 halaman 151, arti daripada   ‘azzartumuuhum’  adalah ‘memuliakan atau mengagungkan Nabi’. Jadi memuliakan para Rasul termasuk salah satu amalan yang dapat mendatangkan maghfirah/ampunan dan menurunkan rahmat. Terbukti dalam ayat di atas bahwa mereka yang mengagungkan dan memuliakan para Rasul akan diampunkan sebagian dosanya dan akan dimasukkan kedalam surga. Apalagi kalau yang kita agungkan dan muliakan itu adalah Asyroful Anbiya wal Mursalin (yang paling mulia antara para nabi dan Rasul) yakni junjungan kita Nabi besar Muhammad saw.
Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori  yang berbunyi;
لاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ (رواه البخاري(
“Janganlah kalian memuji/menyanjung aku secara berlebihan, sebagaimana kaum Nasrani menyanjung Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah ‘hamba Allah dan Rasul-Nya” (HR. Bukhari)
Hadist ini bukanlah dalil pengharaman memuliakan  Nabi SAW, tapi sebagai dalil pengharaman mengkultuskan Nabi SAW sebagaimana agama nasroni yang telah mengkultuskan nabi Isa sebagai Tuhan.
Memuliakan  Rasulullah Saw adalah juga bentuk pemuliaan dan pengagungan kepada Allah swt. Allah swt dalam banyak ayat al-Quran senantiasa menggandengkan namaNya dengan Rasulullah, hal ini bukti nyata yang tak terbantahkan bahwa betapa Allah swt sendiri mengagungkan penghulu para nabi tersebut. Allah swt memposisikan Nabi Muhammad Saw diantara umat manusia di dunia melebihi seorang kaisar dan raja sekalipun. Jika seorang abdi kerajaan sebagai bentuk takzim dan pengagungannya tidak berani untuk meninggikan suara di hadapan rajanya, maka Allah swt mengancam dengan tegas, akan menghapus pahala amalan kebaikan siapapun yang meninggikan suara dihadapan Nabi Muhammad Saw.
Dalam surah al Hujurat ayat kedua kita membaca, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmusedangkan kamu tidak menyadari."Pesan ayat tersebut, alih-alih membangkang atau tidak taat atas perintah Rasulullah Saw, sekedar meninggikan suara melebihi suara Nabi atau sekedar berbicara kepada Nabi tidak ubahnya berbicara dengan orang selain Nabi dapat menyebabkan terhapusnya pahala amalan. Tidak ada pengecualian dalam ayat tersebut, hatta mereka yang mendapat kehormatan sebagai sahabat-sahabat Nabi sekalipun, istri-istri Nabi sekalipun dan keluarga nabi secara umum sekalipun. Al-Quran menandaskan, dalam hal berbicara kepada Nabipun, ummatnya harus memberi sikap yang berbeda, yang tidak boleh keluar dari batasan pengagungan, penghormatan dan pemuliaan. Ketika seorang muslim berbicara dengan penuh hormat kepada orangtuanya, maka Nabi Saw berhak untuk mendapatkan penghormatan yang lebih besar lagi, tidak boleh disamakan.
Bentuk pemuliaan lainnya, adalah dengan senantiasa mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabiullah Muhammad Saw. Allah swt berfirman, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." Shalawat adalah satu-satunya perintah Allah swt kepada umat manusia yang bukan hanya turut dilakukannya namun juga lebih dahulu melakukannya. Semestinya ayat ini saja sudah cukup membantah tanggapan bahwa Nabi Muhammad Saw tidak boleh dikultuskan atau beliau sama halnya manusia biasa. Allah SWT sendiri mengkultuskan Nabi Saw dalam ayat tersebut. Ketika Dia yang Khalik, mengirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw yang nota bene adalah makhluk-Nya, tentu  alasannya tidak sederhana. Imam Baqir as dalam kitab Wasail al Syiah menyebutkan, "Amalan terberat dalam timbangan Allah di hari kiamat nanti adalah shalawat yang dikirimkan untuk Nabi Muhammad dan keluarganya.
"Bentuk pemuliaan lainnya yang juga tidak boleh diabaikan adalah mencintai keluarga Nabi Saw. Dalam surah Asy Syuura, Allah swt meminta kepada Nabi Muhammad Saw untuk mengatakan, "Aku tidak meminta kepadamu suatu upah pun atas seruanku ini kecuali kecintaan kepada keluargaku."Ayat ini tegas, bahwa sebagai bentuk 'balas jasa' atas dakwah dan ajakan Rasulullah Saw dalam menetapi kebenaran dan jalan yang lurus  tumbuh jika tidak diawali dengan upaya untuk mengenali keutamaan Ahlul Bait Nabi.

Kedua : nrã|ÁtRur Menolong  Nabi.
Hak Nabi Muhammad Saw atas ummatnya, adalah menolongnya. Pertolongan seperti apakah yang dibutuhkan Nabi Muhammad Saw, sehingga kita harus mengulurkan tangan memberikan pertolongan? Apakah Nabi lemah sehingga harus ditolong? Menolong yang dimaksud adalah terlibat dalam perjuangan Rasulullah Saw dalam menegakkan agama. Nabi Muhammad Saw secara lahiriyah tidak lagi mampu menjalankan aktivitas keduniawian pasca meninggal dunia, sementara agama Islam yang beliau dakwahkan dan ajarkan harus tetap hidup dan tumbuh, harus tetap tersebar dan bersemayam di hati-hati  umat manusia di tiap masa dan disetiap tempat. Karena itulah butuh keterlibatan ummatnya untuk melakukan semua itu.
Menolong Nabi adalah menghidupkan sunnah-sunnahnya, menolong Nabi adalah segencar mungkin memperkenalkan kepribadiannya yang mulia sehingga tidak ada ruang bagi yang hendak mencela dan menistakannya, menolong Nabi adalah mendakwahkan ajaran-ajaran yang dibawanya, menolong Nabi adalah menegakkan syariat Allah swt, menolong Nabi adalah memuliakan sesama muslim, tidak membenci apalagi mengkafirkan, menolong Nabi adalah dengan menjadi insan-insan yang mencintai dan senantiasa menegakkan kebenaran. Allah SWT berfirman;
Ïä!#ts)àÿù=Ï9 tûï̍Éf»ygßJø9$# tûïÏ%©!$# (#qã_̍÷zé& `ÏB öNÏd̍»tƒÏŠ óOÎgÏ9ºuqøBr&ur tbqäótGö6tƒ WxôÒsù z`ÏiB «!$# $ZRºuqôÊÍur tbrçŽÝÇZtƒur ©!$# ÿ¼ã&s!qßuur 4 šÍ´¯»s9'ré& ãNèd tbqè%Ï»¢Á9$# ÇÑÈ  
"(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Qs. Al Hasyr: 8)
Perlu ditekankan, meskipun secara kasat mata kita tampak menolong Rasulullah, pada hakikatnya adalah kita menolong diri sendiri. Beberapa kaum muslimin di masa Rasulullah Saw (saya tidak menyebut sahabat, khawatir nanti dianggap menghina) dengan islamnya mereka, dengan hijrahnya meninggalkan kampung halaman, dengan turut berjihad memerangi kaum kuffar, dengan turut mendakwahkan Islam telah merasa berjasa kepada Nabi Muhammad Saw, mereka menganggap telah menolong Nabi yang jika tidak dengan keberadaan dan kesertaan mereka, Islam tidak akan diterima dan tersebar keberbagai negeri. Allah SWT mengingatkan, 
tbqYßJtƒ y7øn=tã ÷br& (#qßJn=ór& ( @è% žw (#qYßJs? ¥n?tã /ä3yJ»n=óÎ) ( È@t/ ª!$# `ßJtƒ ö/ä3øn=tæ ÷br& ö/ä31yyd Ç`»yJƒM~Ï9 bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÐÈ  
"Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, "Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar." (Qs. Al-Hujurat: 17).
Ayat ini juga menyentil kita, generasi muslim saat ini. Kitalah yang butuh pada Islam dan dakwah, bukan Islam yang membutuhkan kita. Kitalah yang butuh pertolongan Nabi, bukan Nabi yang membutuhkan pertolongan kita. Kitalah yang hakekatnya ditolong oleh Rasulullah, bukan kita yang menolongnya. Jangan sampai ada sangkaan, kalau kita tidak ada, maka Islam juga tidak akan tersampaikan dan Nabi tidak akan dikenali. Percayalah, tanpa peran serta kita, Islam akan selalu ada dan akan tersampaikan dengan baik pada setiap masa dan tempat. Kekuasaan Allah tidak bergantung dengan keberadaan kita. 
Ketiga :  ¼çmyètB AÌRé& Ï%©!$#  uqZ9$# #qãèt7¨?$#ur  Mengikuti cahaya yang diturunkan kepada Nabi berupa  Al Quran.

Al-Quran bukan saja untuk di baca tapi untuk direnungkan, difahami dan untuk diamalkan, sebagaiaman firman Allah;

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى . وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (Q.S Thaha: 123, 124).
Dalam menjelaskan  ayat ini, Abdullah bin Abbas berkata, “Allah menjamin kepada siapa saja yang membaca Alquran dan mengikuti apa-apa yang ada di dalamnya, bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat. Nabi Muhammad SAW bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. ( H.R.al-Hakim)
Berdasarkan firman Allah dan hadits bahwa kewajiban umat kepada Nabi adalah menjadikan Al-qu’an sebagai pedoman hidup, mengikuti pentunjuk-petunjuk yang ada didalamnya, lalu kemudian mendakwahkan kepada seluruh umat agar lebih banyak lagi manusia yang mendapatkan cahaya terang dari al-Qur’an.
Abu Hurairah berkata: “Segolongan sahabat Rasulullah menulis Taurat kemudian hal itu diutarakan kepada Rasulullah  maka beliau bersabda:

إِنَّ أَحْمَقَ الْحُمْقِ وَأَضَلَّ الضَّلاَلَةِ قَوْمٌ رَغِبُوْا عَمَّا جَاءَ بِهِ نَبِيُّهُمْ إِلَيْهِمْ إِلَى نَبِيِّ غَيْرِ نَبِيِّهِمْ وَإِلَى أُمَّةٍ غَيْرِ أُمَّتِهِمْ
“Sebodoh-bodohnya orang dan paling sesatnya kaum adalah mereka yang menolak apa yang dibawakan nabi mereka dan mengambil dari nabi terdahulu dan begitu pula umat –yang mengambil tradisi– selain umat mereka sendiri.”
 Kemudian Allah menurunkan ayat: “Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Ankabut: 51).


Kesimpulan : Sekarang Nabi SAW sudah wafat, Lakukanlah tiga hal;  muliakanlah Nabi dengan mencintainya, mencintai keluarga dan sahabatnya, tolonglah agamanya dengan mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajarannya, serta jadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup, insyaaallah selamat dunia akhirat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...