Selasa, 14 Agustus 2018

KHUTBAH IDUL ADHA 2018


KHUTBAH IDUL ADHA 2018
PERINSIP HIDUP HAMBA ALLAH 
YANG BERTAKWA
Oleh : Ridwan Jalil
الله ُ اَكْبَرُ  9x
الله ُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَاللهُ اَكْبَرُ   اللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Segala puji untuk Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada kita  untuk menikmati ibadah shalat Idul Adha setelah kita berpuasa Arafah  kemarin. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Lantunan takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan itu, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari Arafah yang bersamaan dengan wuquf di Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat idul Adha nanti. Semua yang dilakukan itu tujuannya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Dalam kehidupan ini, ada banyak sekali prinsip-prinsip hidup yang harus kita jalani dan kita pegang teguh. Belajar dari kehidupan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, pada kesempatan ini paling tidak, ada empat prinsip hidup yang harus kita wujudkan dalam kehidupan kita, baik secara pribadi, keluarga maupun masyarakat dan bangsa.
Pertama, berdoa. Salah satu yang amat penting untuk kita lakukan dalam hidup ini adalah berdoa kepada Allah SWT. Doa bukan hanya menunjukkan kita merendahkan diri kepada Allah, tapi memang kita merasa betul-betul memerlukan bantuan dan pertolongan-Nya, karena Allah adalah segala-galanya, sedangkan kita amat memerlukan dan tergantung kepada-Nya. Di antara doa Nabi Ibrahim AS adalah agar negeri yang ditempati diri dan keluarganya dalam keadaan aman . Allah SWT berfirman menceritakan doa Nabi Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS Ibrahim :35).

Berdoa kepada Allah SWT adalah untuk kepentingan bersama, termasuk mereka yang tidak beriman sekalipun, karenanya Allah SWT menegaskan kepada Nabi Ibrahim as:
قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Dan kepada orang kafirpun, aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka. Dan itulah seburuk buruk tempat kembali.” (QS. Al-Baqarah :126)

Dalam konteks kehidupan negara kita sat ini  yang akan memilih Presiden dan Wakil Rakyat, maka sudah seharusnya kita berdoa untuk kebaikan Bangsa dan Negara kita agar pada saat PILPRES DAN PILEG nanti, aman terkendali dan diberikan pemimpin dan wakil rakyat yang  jujur dan aman sehingga membawa Negeri ini menjadi Negeri yang makmur BALDATUN THOYYIBATU WA ROBBUN GHAFUR.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Prinsip hidup Kedua adalah memiliki semangat berusaha sehingga mau berusaha semaksimal mungkin. Hal ini karena sesulit apapun keadaan, peluang mendapatkan sesuatu tetap terbuka lebar. Siti Hajar telah membuktikan kepada kita betapa ia berusaha mencari rizki meski berada di daerah yang saat itu belum ada kehidupan, inilah yang dalam ibadah haji dan umrah dilambangkan dengan sai yang artinya usaha. Karena itu, ketika kita sudah berdoa, jangan sampai kita mengkhianati doa kita sendiri. Berdoa minta ilmu tapi tidak mau belajar, berdoa minta anak shalih tapi tidak mencontohkan keshalihan dan tidak mendidik mereka, berdoa minta sehat tapi mengonsumsi sesuatu yang mendatangkan penyakit, berdoa minta rizki tapi tidak mau berusaha meraih yang halal, begitulah seterusnya. Ini yang kita maksud dengan mengkhianati doa sendiri.
Kadang ada orang salah paham, dia tidak mau berusaha karena katanya “rizki kan di tangan Tuhan.” Kalimat itu tidak salah, yang banyak orang salah adalah memahaminya; seolah-olah rizki itu akan kita dapat secara otomatis, mereka berkata: “sekalipun usaha, kalau bukan rizki kita tetap saja tidak dapat.” Padahal Allah SWT memang sudah menyediakan rizki buat kita, bahkan tidak ada makhluk di muka bumi ini, kecuali sudah ada rizkinya. Karena sudah ada dan disediakan, maka kita tinggal mengambilnya, bukan berpangku tangan. Kambing itu bisa menjadi rizki kita, tapi kitapun harus berusaha dengan menyembelihnya secara benar, membersihkannya, memasaknya untuk selanjutnya memakannya, baru jadi rizki kita. Apa yang sudah di depan mata, kita masih harus berusaha agar menjadi rizki kita, apalagi rizki yang Allah sediakan di laut, di gunung hingga di pulau lain dan di belahan bumi yang lain.
Siti Hajar telah mencontohkan kepada kita bahwa meskipun ia berbaik sangka kepada Allah SWT Yang Maha Pemberi Rizki, tapi ia tetap berusaha untuk mencari rizki,  namun ketika mencari rizki, perhatian dan tanggung jawab utama kepada pendidikan anak tetap dilaksanakan hingga Ismail menjadi anak yang shalih dan selalu menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT dan orang tuanya. Bangunan berupa pilar setengah lingkaran di dekat Ka’bah merupakan monumen bersejarah yang disebut dengan hijr Ismail (pangkuan Ismail), di situlah dulu Ismail diasuh oleh ibunya.
Karena itu, berjalan dalam rangka berusaha mencari rizki secara halal untuk bisa menafkahi diri dan keluarga termasuk berada di jalan Allah SWT, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ الْمُحْتَرِفَ، وَمَنْ كَدَّ عَلَى عِيَالِهِ كَانَ كَاالْمُجَاهِدِ فِى سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah  (HR. Ahmad).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dirahmati Allah.
Prinsip hidup Ketiga yang harus kita wujudkan sebagaimana telah dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS dan keluarganya adalah memiliki hati yang bersih dan tajam. Seperti halnya badan dan benda-benda, hati bisa mengalami kekotoran, namun kotornya hati bukanlah dengan debu, hati menjadi kotor bila padanya ada sifat-sifat yang menunjukkan kesukaannya kepada hal-hal yang bernilai dosa, padahal dosa seharusnya dibenci. Oleh karena itu, bila dosa kita sukai apalagi sampai kita lakukan, maka jalan terbaik adalah bertaubat sehingga ia menjadi bersih kembali, Rasulullah SAW bersabda:
التاَّ ئِبُ مِنَ الذَنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa (HR. Thabrani).

Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap dosa, karena dosa adalah kekotoran yang sangat merusak jiwa. Karena itu, Nabi Ibrahim AS sampai berdoa agar jangan sampai hatinya kotor, karena hal itu hanya akan membuatnya menjadi terhina, apalagi pada hari kiamat:
وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ. يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ. إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (QS Asy Syu’araa:87-89).

Setelah hati bersih, maka hatipun menjadi tajam sehingga orang yang hatinya tajam amat mudah membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang diperintah dan mana yang dilarang. Karena itu, Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail cepat paham dan nyambung terhadap perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail meskipun hanya dengan isyarat mimpi. Dalam kehidupan sekarang, banyak orang yang hatinya tumpul karena sudah berkarat dengan dosa, sehingga jangankan bahasa isyarat, bahasa yang terang, jelas dan tegas saja bahwa hal itu diperintah atau dilarang tetap saja tidak paham atau tidak mau dipahami.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Berbahagia.
Keempat yang merupakan prinsip hidup yang kita ambil dari Nabi Ibrahim AS dan keluarganya adalah Tidak Menyombongkan  diri atas kebaikan yang dilakukannya. Dalam kehidupan manusia, banyak orang baik merasa paling baik, bahkan merasa sebagai satu-satunya orang atau kelompok yang baik. Ini merupakan kesombongan atas kebaikan dan kebenaran yang dipegangnya. Sikap seperti ini merupakan sesuatu yang tidak baik sekaligus menunjukkan bahwa dia orang yang tidak memahami sejarah. Karena itu, Nabi Ismail AS menegaskan kepada ayahnya Nabi Ibrahim AS ketika diceritakan mimpi ayahnya dengan mengatakan:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat :102).

Apa yang dikemukakan Nabi Ismail AS menunjukkan ia seorang remaja dengan kepribadian yang matang. Ia langsung menangkap perintah Allah SWT dari cerita mimpi ayahnya, bahkan ia siap melaksanakannya dengan segala konsekuensinya. Yang amat mengagumkan adalah ia mengatakan insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar. Itu artinya ia memang siap menunjukkan kesabaran, tapi ia tidak mengklaim sebagai anak yang paling sabar apalagi mengklaim sebagai satu-satunya orang yang sabar, karena ia tahu bahwa dahulu banyak orang yang sabar, bahkan mereka jauh lebih sabar dari dirinya. Ini berarti, Ismail bukan hanya punya pemahaman sejarah bahwa dulu banyak orang yang sabar, tapi juga begitu tawadhu atau rendah hati dengan mengatakan termasuk orang yang sabar. Karena itu, ibadah haji yang sedang dilaksanakan oleh kaum muslimin dari seluruh dunia mengisyaratkan bahwa kita tidak pantas berlaku sombong, termasuk sombong atas kebaikan yang kita lakukan, ini diisyaratkan dengan pakaian ihram yang dikenakan, kain yang sama ketika dikenakan saat membungkus tubuh kita menjelang dikuburkan.
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Demikian khutbah Idul Adha kita pada hari ini, semoga menjadi poin-poin penting dalam upaya memperbaiki kualitas hidup kita masing-masing, baik sebagai pribadi, anggota keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.Amin..
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

KHUTBAH KE 2

للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْوَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ وَحْدَهُ  صَدَقَ وَعْـدَهُ  وَنَصَرَعَبِدَهُ  وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ  الْأَحْزَابَ  وَحْدَهُ . اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.    اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا :اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى .وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى  اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
جَعَلَنَا الله وَ إِيَّاكُمْ مِنَ الْعَآئِدِيْنَ الْفَآئِزِيْنَ الْآمِنِيْنَ  وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِي عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمَ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّحِمِيْنَ




MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...