Senin, 27 Mei 2019

KHUTBAH IDUL FITRI 2019 'KEJUJURAN" OLEH DR.RIDWAN JALIL, M.Pd.I






 
“KEJUJURAN”
Khutbah Idul Fitri tahun 1440 H/2019
Oleh: Ustz. DR.RIDWAN JALIL, M.Pd,I

الله ُ اَكْبَرُ  9x
 الله ُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَاللهُ اَكْبَرُ   اللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.
الحمدَ لله الذي جعل هذا اليوم عيدا للمؤمنين  وختم به شهر الصيام    أشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْك لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله ، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.  وقال الله تعالى  قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى . وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى

Allahuakbar 3x walillahilham           
Saudara-saudara kaum muslimin                                                                                         Jama’ah sholat Idul Fitri Rahimakumullah

Sejak tadi malam alunan gema takbir, berkumandang  bersahut-sahutan, seiring dengan tabuhan beduk yang bertalu-talu menandakan datangnya hari kemenangan yakni ( Hari Raya Idul Fitri 1440 H ). Setelah satu bulan  kita melaksanakan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini Al-hamdulillah kita dapat  merayakan hari kemenangan ini tanpa halangan suatu apapun.
Hari ini kita semua  merasakan kegembiraan, kebahagian bercampur kesedihan; kenapa bahagia?..karena kita telah kembali kepada fitrah. Kenapa gembira?..karena kita telah berhasil memenangkan perjuangan melawan hawanafsu selama bulan Ramdhan.  kenapa bersedih?..karena berpisah dengan bulan Ramdhan, yang telah banyak memberikan pesan dan kenangan manis kepada kita semua.

Allahuakbar 3x Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia.
Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan, banyak pelajaran  yang dapat kita petik dari amalia Ramadhan kita, salah satunya adalah sifat jujur. Selama satu bulan kita di tempa untuk selalu berkata jujur dan tidak boleh berdusta sebab jika kita berdusta tentu akan menghilangkan pahala puasa kita.
Berbicara tentang kejujuran Nabi bersabda;

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ 
Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. (HR.MUSLIM)
Hadits ini mempertegas bahwa kejujuran itu sangatlah istimewa sehingga dapat membawa orang jujur ke tempat yang sangat istimewa pula yaitu surga. Terkait dengan kejujuran yang saat ini sedang di pertaruhkan dengan kecurangan di Negri ini, mari sama-sama kita bercermin dari  kisah Umar Bin Khatab dengan seorang gadis penjual susu yang jujur, yang sangat menginspirasi dan sangat mengharukan.
Pada satu malam Khalifah ‘Umar bin Khattab  melakukan ronda, Ketika melewati sebuah gubuk, beliau mendengar percakapan seorang ibu dan anak gadisnya;
Ibunya berkata..Nak sejak Ayahmu meninggal, penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Aku khawatir kita akan kelaparan,” kata Ibunya. Anak gadisnya terdiam. Tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah terisi susu. “Nak,” bisik Ibunya  “Kita campur saja susu itu dengan air, supaya penghasilan kita cepat bertambah banyak.” Anak gadisnya  menolak keinginan Ibunya.  “Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar, lalu kita berlaku curang pada Pembeli ?”.tidak bu, saya tidak mau melakukan kecurangan itu” kata anaknya. “Tapi, tidak akan ada yang tahu kita mencampur susu dengan air Tengah malam begini,” kata Ibunya tetap memaksa. “Ayolah Nak, mumpung sedang tengah malam. Tak ada yang melihat kita !” “Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Aku yakin Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,”
Di luar bilik, Khalifah ‘Umar tersenyum kagum akan kejujuran Anak gadis itu. Keesokan paginya, Khalifah ‘Umar memanggil putranya, ‘Ashim bin ‘Umar. Di ceritakannya tentang Gadis jujur Penjual Susu itu. “Anakku, menikahlah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya,” kata Khalifah ‘Umar..”‘Ashim bin ‘Umar menyetujuinya.
Beberapa hari kemudian ‘Ashim melamar Gadis itu. Betapa terkejut Ibu dan Anak Perempuan itu dengan kedatangan Putra Khalifah. Mereka mengkhawatirkan akan di tangkap karena suatu kesalahan. “Tuan, Saya dan Anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami....,” sahut Ibu tua ketakutan. Putra Khalifah hanya tersenyum. Lalu mengutarakan maksud kedatangannya hendak menyunting Anak Gadisnya.
“Bagaimana mungkin? Tuan adalah seorang Putra Khalifah, tidak selayaknya menikahi Gadis miskin seperti Anakku?” tanya Ibu tua itu dengan perasaan ragu. “Khalifah adalah orang yang tidak membedakan manusia. Sebab, hanya ketakwaanlah yang meninggikan derajat seseorang disisi Allah,” kata ‘Ashim sambil tersenyum. Dan Aku kata Khalifah Umar melihat Anakmu adalah seorang Gadis yang sangat jujur. Anak gadis itu saling berpandangan dengan Ibunya. Bagaimana Khalifah tahu ? Bukankah selama ini ia belum pernah mengenal mereka. “Setiap malam aku suka berkeliling memeriksa rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian...,” jelas Khalifah ‘Umar. Ibu itu bahagia sekali. Khalifah ‘Umar ternyata sangat bijaksana. Menilai seseorang bukan dari kekayaan tapi dari kejujurannya.
Sesudah ‘Ashim menikah dengan gadis itu, kehidupan mereka sangat bahagia. Keduanya membahagiakan orangtuanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa tahun kemudian mereka dikaruniai Anak dan Cucu yang kelak akan menjadi orang besar dan memimpin Bangsa Arab. Yaitu Umar Bin abdul Aziz  yang sering disebut  khalifah yang kelima.


Allahuakbar 3x Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia.
Kisah di atas menggambarkan ternyata “Kejujuran” berbuah manis. Dari kisah ini dapatlah diambil beberapa pelajaran penting antara lain;

Pertama ; Sebagai seorang pemimpin ; Umar bin Khatab dalam menjalankan roda kepemipinannya tidak mau hanya sekedar mendapat laporan saja. Hampir setiap malam Umar bin Khattab melakukan perjalanan diam-diam. Ditemani salah seorang sahabatnya, ia masuk keluar kampung. Ini ia lakukan untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Sebab beliau paham betul hadits Rasulullah;
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ 
Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. (HR.Bukhari dan muslim)
Ternyata setiap kita adalah pemimpin, mulai dari pemimpin rumah tangga, sampai presiden, dan harus mempertanggungjawabkan atas kepempinan kita. Umar bin Khatab  ingin  rakyatnya  tidak menderita dibawah kepemipinannya  sebab ia takut akan ditanya di pengadilan Allah. Tidak seperti pemimpin-pemimpin zaman sekarang hanya takut pada pengadilan dunia dan tidak takut dengan pengadilan akhirat, padahal di pengadilan akhirat, semua keyakinan, ucapan dan perbuatan ditimbang seadil-adilnya. Yang lebih mengerikan lagi ialah, setiap manusia pada pengadilan akhirat nanti tidak akan bisa menyewa pengacara. Tak satupun di antara keluarga yang dapat membela, bahkan mulut atau lidah kita yang pada pengadilan dunia bisa bicara dan bisa berdusta, pada pengadilan akhirat nanti akan terkunci mati, sebagaimana firman Allah; 
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia). (QS. yasin: 65)

Kedua:  Rakyatnya sangat menjujung tinggi kejujuran. Umar bin Khatab mengintruksikan bahwa semua pedagang harus jujur tidak boleh mencampur susu dengan air, bila kedapatan curang akan mendapat sangsi berat.
Semestinya kita malu kepada mereka yang hidup serba kekurang tapi masih bisa jujur, sebagai umat Islam, sebagai pemimpin, sebagai rakyat, sebagai pedagang, PNS, Petani dan lainya. Tidak sedikit orang-orang yang diberi amanah  melakukan kecurangan-kecurangan, tidak jujur, tidak adil bahkan melakukan kezholiman-kezholiman. Ngakunya demi rakyat untuk rakyat, ujung-ujungnya menyengsarakan rakyat.
Kita senang dan bangga  upaya yang dilakukan pemerintah agar rakyatnya memiliki sifat jujur. Mulai dari anak TK, SD, SMP DAN SMA pun tidak lepas dari perhatian pemerintah untuk melatih sifat jujur yakni dengan membuat kantin kejujuran  disetiap sekolah , sebagai  media praktik pendidikan kejujuran bagi siswa sekolah. Namun sayangnya hari-hari kita dipertontonkan dengan berbagai macam ketidak jujuran, banyaknya terjadi korupsi di negri ini, satu persatu KPK melakukan OTT (Operasi Tangkap Tangan) terhadap para pejabat yang sebelum dengan semangat, brantas korupsi ganyang nepotisme. Para pedagang dan pebisnis tidak segan dan tidak malu-malu lagi melakukan kecurangan, bahkan sampai (Pesta Demokrasi  Rakyatpun) dicedrahi oleh oknum-oknum yang melakukan kecurangan yang dipertontonkan dan diviralkan dimana-mana. Nauzubillah minzalik.
Padahal Allah  mengharamkan kecurangan, melarang manusia berbuat curang dengan azab dan siksa yang pedih di akhirat;
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
“Celakalah orang-orang yang berbuat curang,” (QS Al-Mutaffifin: 1).

Imam Al-Qurtubi, di dalam kitabnya Al-Jami li Ahkamil Quran, beliau menjelaskan “Wail” sebagai:
شِدَّةُ عَذَابٍ فِي الْآخِرَةِ
“Azab yang sangat pedih ketika di akhirat.”

Ramadhan mengajarkan kita untuk berlaku jujur dan tidak curang, maka itu sepantasnya jika kita mencintai negeri ini, agar Allah tidak menghancurkan negeri ini, hendaknya kita menjauhi perbuatan curang dalam segala bidang. Selain itu, jangan pula kita memberi sarana bagi orang lain untuk berbuat curang, dan jangan pula kita menolong orang lain dalam berbuat kecurangan.

Allahuakbar 3x Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia

Ketiga : sebagai pemimpin Umar bin khatab mendengar rakyatnya dapat menjunjung tinggi kejujuran beliau memberi penghargaan yang luar biasa, dinikahkan dengan anaknya.
Memang sepatutnya kita menghargai orang-orang baik, orang pintar, orang berilmu, yang berprestasi, orang jujur, orang sholeh. Bukan sebaliknya. Sebuah fenomena akhir-akhir ini terjadi. lomba main Domino diberi hadiah UMROH, RUMAH GRATIS, TV dan Golkas, tapi lomba baca Qur’an hadiahnya buku setengah lusin. Pemenang olah raga diberi hadiah milyaran dan diangkat jadi PNS sementara pemenang MTQ diberi tropy dan beberapa ratus ribu saja, bagaimana termotivasi anak-anak untuk agama dan mempelajari al Qur’an. Sungguh aneh bin ajaib hidup di zaman Naw. Rasulullah SAW  bersabda;

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتٌ؛ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا  الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ
قِيلَوَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَالرَّجُلُ التَّافِهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Sungguh, akan datang kepada manusia tahun-tahun yang sangat menipu. Para pendusta pada zaman itu dianggap sebagai orang yang jujur, sementara orang yang jujur dianggap pendusta. Para pengkhianat pada zaman itu dipercaya, sementara orang-orang yang amanah dianggap pengkhianat. Pada zaman itu pula Ruwaibidhah banyak berbicara.” Rasulullah pun ditanya, “Siapa Ruwaibidhah, wahai Rasulullah?”Beliau kemudian menjawab, “Orang dungu yang membicarakan urusan manusia.”
Allahuakbar 3x Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia
Ketika manusia tidak lagi mengetahui bagaimana cara menumbuhkan dan merawat iman di hati, dan kemudian berbelok kepada cinta dunia dan berebut kelezatan dunia, maka biasanya akan memicu tumbuhnya budaya bohong dan kemudian tumbuh dan membesar di tengah-tengah kehidupan. Dan inilah bibit-bibit yang akan menimbulkan perpecahan di tengah tengah kerukunan umat manusia. Ingatlah, Dusta dan kecurangan yang merajalela di tengah-tengah masyarakat mengakibatkan datangnya hukuman Allah, Sebagaimana firman Allah SWT;
فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُواْ فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka (Q.S.Al-A’raaf : 91)

Allahuakbar 3x Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia
Di hari raya Idul Fitri ini, di hari nan bahagia ini, kita berdoa dan berharap semoga kedepan akan kemabali lahir pemimpin yang amanah dan tegas  seperti Umar bin Khatab, dan Rakyat yang jujur seperti gadis yang dikisahkan di atas.
Di hari yang bahagia ini mari kita ishlah, kita perbaiki segala kesalahan, kita hilangkan silang sengketa kita soal dunia, sudah masanya kita kembali merajut masa depan yang lebih baik,  sudah pasti ada dosa dan orang-orang yang tersakiti karena  kita, karena itu mohon ampunlah pada Allah dan minta maaflah kepada sesama.
Dalam kesempatan ini, dihari yang suci ini, semua orang ingin pulang kampung, ingin bersimpuh dihadapan ayah ibu kita masing-masing, kita rindu ingin menggenggam dan mencium tangannya, seraya mengakui akan dosa-dasa kita kepadanya di hari lebaran ini, kita ingin berbagi kebahagiaan atas kesuksesan kita dalam mencari rezki selama ini, karena berkat susah payahnya dalam membesarkan, mendidik dan menyekolahkan kita sehingga kita jadi seperti sekarang ini. Masih terbayang dalam ingatan, ketika kita masih kecil tatkala menyambut lebaran, ayah dan ibu memandikan kita, dipakaikannya baju baru, disisirkannya rambut kita, dikasihnya minyak wangi, lalu diciumnya kita, diajaknya kita takbiran  bersama, sungguh   suasana idul fitri yang sangat menyenangkan yang tak bisa dilupakan.
Namun sayang lebaran ini, orang yang selalu kita cium tangannya, orang yang selalu kita bersimpuh dihadapannya, kini sudah tiada, mereka sudah di alam kubur. suaranya tidak bisa kita dengar lagi, tidak lagi dapat kita genggam tangannya, tidak lagi dapat  kita meminta maaf kepadanya, dengan sangat menyesal ketika kita sudah sukses dan mampu memberikan apa yang dia inginkan, dia sudah tiada. telah dipanggil yang kuasa, mereka telah lebih dulu pulang ke kampung halaman  yang sesungguhnya.  kini semua hanya tinggal kenangan.
Allahuakbar 3x Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia

Di akahir khutbah ini khatib berpesan;
1)  Belum terlambat dan tidak ada kata terlambat untuk bertobat/memperbaiki diri. Segeralah pada ampunan Allah , dan minta maaflah kepada orang yg sudah kita sakiti, kita curangi, agar kita benar-benar kembali kepada kesucian.
2)  Datanglah kepada ayah ibu kita, ciumlah tangannya, mintalah maaf darinya, agar hidupmu berkah, jika beliau sudah tiada berziarahlah kekuburannya doakan ia agar Allah mengampuni dosanya, merenunglah disana, katakan bahwa kita juga akan sama seperti mereka akan berbaring dibwah tanah seperti mereka.
3)  Berkunjunglah kepada karib kerabat, bukalah pintu hati untuk saling memaafkan atas kehilafan dan kesalahan masing-masing. semoga Allah meridhoi  kita semua. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.




KHUTBAH KE 2


للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْوَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.  اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.  
  اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا :اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى .وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى
: اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
 اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
 اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
جَعَلَنَا الله وَ إِيَّاكُمْ مِنَ الْعَآئِدِيْنَ الْفَآئِزِيْنَ الْآمِنِيْنَ  وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِي عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمَ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّحِمِيْنَ


MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...