Senin, 28 Maret 2016

KEPEMIMPINAN DALAM KONSEP ISLAM



الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى اَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْن, سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن، امّا بعد..
Para hadirin yang berbahagia,
Dalam kesempatan yang baik ini, marilah kita memanjatkan puji serta syukur kita kepada Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tak pilih kasih tak pandang sayang, yang nikmatnya tak terhitung tak terbilang, yang dengan nikmat tersebut kita sama-sama bisa berkumpul di tempat ini, bertatap muka beradu pandang.
Kemudian Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada putra gurun pasir, yang pada subuh senin dia lahir, patung-patung disekitar ka’bah jatuh tersungkir, yaitu nabi Allah yang terakhir, siapa lagi kalau bukan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan kerabat beliau ila yaumil mashir.
Abu A’la Al-Maududi dalam bukunya the prophet of islam, mengatakan he is the only one example, rasul SAW. merupakan contoh yang paling lengkap, dalam dirinya terdapat kebesaran dan kemuliaan sifat manusia. Kebesaran sifat rasul serta keberhasilan beliau dalam memimpin negara telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia, sehingga wajar, kehebatan beliau diabadikan oleh Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most influenting person in history.’’ Seratus orang yang sangat berpengaruh dalam sejarah” dia menempatkan Nabi Muhammad SAW pada ranking yang pertama.
Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merubah masyarakat biadab menjadi beradab,yang dulunya berseteru menjadi satu, yang dulunya menyembah berhala kini kembali menyembah Allah ta’ala. Mengingat keberhasilan beliau dalam memimpin, maka pada kesempatan ini kami akan membawakan sebuah syarahan yang berjudul “Kepemimpinan dalam Konsep Islam” yang akan diawali dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya :“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21).
Hadirin yang berbahagia…
Ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita, sungguh pada diri rasulullah itu terdapat uswatun hasanah bagi kita. Rasul merupakan figur yang luhur, contoh yang tinggi yang harus diikuti dengan sepenuh hati, baik perkataan maupun perbuatannya. Demikian penegasan Imam Ali Ash-Shobuni dalam Shofwatut Tafasir’’.
Dari ayat tadi dapat diambil kesimpulan bahwa rasulullah saw. merupakan figur yang paling patut kita teladani, termasuk dalam hal kepemimpinan. Sebab beliau SAW. merupakan sosok seorang pemimpin ideal yang sangat berhasil dalam sejarah dunia, bahkan menjadi rahmatan linnas (rahmat bagi manusia) dan rahmatan lil’alamin (rahmat bagi alam)
Hadirin yang kami hormati…
Pada dasarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap seluruh metafisik dirinya. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas segala kepemimpinannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW yang maknanya sebagai berikut:
 “Ingatlah! Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin bagi kehidupan rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Ingatlah! Bahwa kalian adalah sebagai pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya,” (Al-Hadits).
Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya sebagaimana sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW, yakni :
1.  Siddiq yang arti jujur, sehingga ia dapat dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya,
2.  Tabligh yang arti menyampaikan, atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi,
3.  Amanah yang arti dapat dipercaya, atau bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya,
4.  Fathanah yang arti cerdas, yaitu kecakapan dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.
Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah bersabda: “Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut”. Oleh sebab itu,  pemimpin hendaknya ia melayani, bukan dilayani, serta menolong orang untuk maju. Dr. Hisham Yahya Altalib (1991 : 55), mengatakan ada beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan Islam yaitu :
Pertama, Setia kepada Allah. Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat dengan kesetiaan kepada Allah;
Kedua, Tujuan Islam secara menyeluruh. Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup kepentingan Islam yang lebih luas;
Ketiga, Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada perintah syariah.
Dalam mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham;
Keempat, Pengemban amanat. Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah Swt., yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap yang baik kepada pengikut atau bawahannya. Dalam Al-Quran Allah Swt berfirman :
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. al-Hajj :41)
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya prinsip-prinsip dasar dalam kepemimpinan Islam yakni Musyawarah, keadilan, dan kebebasan berfikir. Secara ringkas kami ingin mengemukakan bahwasanya pemipmpin islam bukanlah kepemimpinan tirani dan tanpa koordinasi, tetapi ia mendasari dirinya dengan prinsip-prinsip Islam. Bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya secara obyektif dan dengan penuh rasa hormat, membuat keputusan seadil-adilnya, dan berjuang menciptakan kebebasan berfikir, pertukaran gagasan yang sehat dan bebas, saling kritik dan saling menasihati satu sama lain sedemikian rupa, sehingga para pengikut atau bawahan merasa senang mendiskusikan persoalan yang menjadi kepentingan dan tujuan bersama. Pemimpin Islam bertanggung jawab bukan hanya kepada pengikut atau bawahannya semata, tetapi yang jauh lebih penting adalah tanggung jawabnya kepada Allah Swt. selaku pengemban amanah kepemimpinan.
Kemudian perlu dipahami bahwa seorang muslim diminta memberi nasihat bila diperlukan, sebagaimana hadits Nabi SAW. dari Tamim bin Aws meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW. pernah bersabda:”Agama adalah nasihat.” Kami berkata : “kepada siapa?” Beliau menjawab:” Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin umat Islam dan kepada masyarakat kamu.”
Dewan Hakim yang kami muliakan, Hadirin yang berbahagia…
Sebagai akhir dari syarahan ini, dapat kami simpulkan bahwa seorang pemimpin adalah pengemban amanah. Oleh sebab itu, pemimpin harus bercermin dan mengambil cara dan strategi rasul dalam memimpin dan mengemban amanah. yaitu selalu mengutamakan kepentingan rakyat dan mengutamakan akhlakul karimah dalam memimpin. Seperti inilah pemimpin yang kita harapkan, mudah-mudahan dimasa yang akan datang bisa kita dapatkan, agar masyarakat kita bisa mapan penuh dengan keridhaan Tuhan. Amiin yaa rabbal ‘alamiin…
Demikian syarahan Qur’an yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Salah khilafnya mohon maaf.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.


Rabu, 23 Maret 2016

KHUTBAH JUM'AT BAHAYA RADIKALISME AGAMA

BAHAYA  RADIKALISME AGAMA


Oleh : Muhammad Ridwan Jalil S.Ag, M.Pd.I




اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ:
öNèdqè=ÏG»s%ur 4Ó®Lym Ÿw šcqä3s? ×puZ÷GÏù tbqà6tƒur ß`ƒÏe$!$# ¼ã&#à2 ¬! 4 ÂcÎ*sù (#öqygtGR$#  cÎ*sù ©!$# $yJÎ/ šcqè=yJ÷ètƒ ׎ÅÁt/ ÇÌÒÈ  

Kaum Muslimin yg di Rahmati Allah
Ada keresahan dari seorang ayah yang sudah menyekolahkan anaknya tinggi-tingi sampai keluar negeri, lalu pulang dan  berkata, “ayah tinggalkan amalan Yasinan, Tahlilan, Talqin serta sholawat Nariyah  sebab itu bid’ah, kalau tidak  berarti ayah  kafir”. Sehabis sholat  ayahnya bermunajat kepada Allah: Ya Rabb, apa gerangan yang terjadi dengan anak kami. Sekembalinya mereka belajar agama dari luar negeri malah mengatakan kami termasuk orang kafir. Andaikan kami telah kafir tentulah kami tidak akan bersusah payah menyekolahkan  anak kami keluar negeri.
Ya Tuhan, apa gerangan yang terjadi pada akal anak kami. Bagaimana mungkin kami telah kafir padahal mereka melihat kami setiap hari taat mengerjakan sholat, hanya beribadah dan meminta pertolongan kepadamu
Ya Rabbi  apa gerangan yang dilakukan guru-guru mereka terhadap akal anak kami sehingga mereka seperti tidak berakal.Ya Rabb, berikanlah taufik dan hidayah kepada anak kami sehingga mereka dapat menggunakan akalnya kembali di jalanmu.

Hadirin sekalian yang dirahmati Allah.
Dari kasus di atas jadi peringatan kepada kita semua bahwa bahaya paham radikalisme sekarang sudah berada ditengah kita, lalu pertanyaannya apa itu radikalisme, dan bagaimana menyikapinya.
Radikalisme agama adalah  berlebih-lebihan dalam memahami konsep keagamaan sampai melewati kebenaran. Memaksakan kehendak dengan cara-cara kekerasan dan teror,  untuk mencapai tujuannya.
Radikalisme ini ada dua macam; Pertama, radikal dalam pemikiran dan pemahaman. Maksudnya, setiap kelompok Islam yang tidak dapat bertoleransi dengan kelompok Islam lainnya, hanya beda organisasi, atau hanya beda pemahaman yang bersifat furu’iyah, bukan perbedaan yang menyangkut aqidah, maka kaum ini dinamakan radikal. Kedua, radikal dalam prilaku. Kelompok ini adalah mereka yang melakukan perusakan fisik maupun pembantaian terhadap nyawa orang lain, tanpa mempertimbangkan syarat-syarat yang ditetapkan oleh syari’at perang.
Ciri-cirinya adalah : Fanatik terhadap pendapatnya sendiri sampai pada batas tidak mengakui pendapat orang lain. Ia memandang dirinya saja yang benar, sedangkan yang lain pasti sesat. Ia membolehkan dirinya melakukan ijtihad dalam masalah yang paling rumit sekali pun, sementara orang lain, meskipun seorang ulama atau pakar  tidak boleh berijtihad selama hasil ijtihadnya berbeda dengan ijtihad kaum mereka.
Keras terhadap orang orang yang meninggalkan perkara sunnah, seakan-akan dianggapnya perkara wajib, dan menilai orang yang meninggalkan sebagian kewajiban syariat dengan nilai kafir dan sesat. Berburuk sangka kepada orang lain, menuduh dan menghakimi orang lain. menghalalkan darah dan harta benda orang yang tidak segolongan dengan mereka. tidak segan-segan mengkafirkan dan membid’ah-biad’ahkan orang yang tidak sepaham dengan mereka. Ketaatan mutlak hanya kepada pimpinan kelompoknya saja. Dan cendrung menutup diri dari pergaulan dengan masyarakat di luar kelompoknya. Itulah ciri nyata kelompok radikalisme, masih banyak lagi ciri-ciri lainya.

Hadirin sekalian yang berbahagia.
Sejak kapan radikalisme ini muncul?. Bila kita membaca sejarah Ketika Rasulullah wafat, kaum Muslimin, satu dalam ajaran ediologi, kecuali orang-orang munafiq yang menampakkan keiamanan tetapi menyembunyikan kemunafikan. Kemudian setelah berita wafatnya Rasulullah menyebar ke seluruh Jazirah Arab, muncullah fitnah kaum Murtad dan kelompok Musailamah al-Kadzdzab yang mengaku sebagai nabi, sehingga mereka diperangi oleh Khalifah Abu Bakar Shiddiq
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan , muncul gerakan kelompok yang melakukan demonstrasi kepada Khalifah Utsman dengan alasan amar ma’ruf dan nahi munkar, yang berakibat pada terbunuhnya Khalifah Utsman di tangan mereka. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib terjadi pemberontakan yang mengakibatkan perang saudara pertama dalam Islam, yaitu perang Jamal menghadapi kelompok Aisyah dan perang Shiffin menghadapi kelompok Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Syam, yang memicu lahirnya gerakan radikalisme Khawarij.
Radikalisme terbesar pada masa awal Islam, adalah radikalisme aliran Khawarij yang mengkafirkan  Ali , Muawiyah, Abu Musa al-Asy’ari dan Amr bin al-Ash, karena persoalan tahkim, dan mengkafirkan pengikut perang Jamal (Thalhah, Zubair dan Aisyah ) . Aliran Khawarij juga mengkafirkan Muslim yang melakukan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Kemudian aliran ini pecah menjadi 20 aliran, masing-masing aliran saling mengkafirkan yang lainnya. Aliran Khawarij akhirnya diperangi oleh Khalifah Ali dalam pertempuran di Nahrawan. Kemudian Khalifah Ali dibunuh oleh (Abdurrahman bin Muljam) salah seorang pengikut Khawarij.
Pada abad ke-12 Hijriah, muncul gerakan radikalisme Wahabi yang dipimpin oleh Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi yang berhasil mendirikan kerajaan Saudi Arabia. Aliran Wahabi ini mengkafirkan kaum Muslimin yang bertawasul, istighatsah dan tabaruk, mengharamkan ziarah kubur dan sangat radikal dalam menyikapi persoalan-persoalan yang dianggap bid’ah. Aliran Wahabi ini melakukan pembantaian besar- besaran terhadap kaum Muslimin di Jazirah Arab seperti di Makkah, Madinah, Thaif dan lain-lain.
Radikalisme agama saat ini trendnya adalah Bom bunuh diri dengan dalih jihad, katanya siapa yang ingin kesurga musti berjuang dijalan Allah dengan harta dan nyawa, caranya dengan bergabung dengan ISIS atau Bom bunuh diri  ( mati syahid langsung masuk surga), Nau’zubillah..ini namanya buka Jihad tapi jahad.
Kata Prof DR.H. Nasaruddin Umar, mantan Wakil Menteri Agama, ; Para pelaku tindakan radikalisme dan terorisme itu tidak memiliki pemahaman agama yang benar sesuai dengan kitab suci Al Quran dan Hadits. “Kalau mau masuk surga, buat apa harus melakukan aksi bom bunuh? Kalau mau mendapat bidadari tidak seharusnya mengorbankan dan menghilangkan nyawa orang lain. Islam tidak mengenal kekerasan, apalagi menghilangkan nyawa orang lain dengan tindakan yang sadis seperti itu.”

Kaum muslimin rahimakumullah.
Islam merupakan agama yang mengajarkan perdamaian dan kasih sayang, menjunjung tinggi sifat tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, kebersamaan, demokratis, keadilan, toleransi, dan seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Prinsip tersebut, sangat banyak dapat ditemukan dalam teks-teks Al-Qur’an, yang didalamnya mengajarkan konsep-konsep perdamaian. Seperti Firman Allah SWT
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya’: 107)
Ayat diatas, dengan sangat jelas memberikan pemahaman bahwa tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah menjadi rahmat  bagi semua alam semesta. Pernyataan alam semesta dalam ayat tersebut menunjukkan islam merupakan agama yang universal, yang ajarannya harus mewujudkan kasih sayang, kebaikan kepada seluruh alam semesta. Sesungguhnya Nabi bersabda;

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang berbuat kasih sayang akan disayang oleh ‘Ar-Rahman’ (Yang maha Penyayang), maka sayangilah siapa saja yang ada di muka bumi ini niscaya engkau akan disayang oleh (Allah) yang ada diatas langit.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Perhatikanlah bagaimana Allah mengisyaratkan bahwa siapa saja yang ingin mendapatkan rahmat-Nya(surganya) hendaklah ia berbuat kasih sayang kepada manusia. Sangat-sangat kontras dengan paham-paham kelompok radikalisme saat  ini.Rasulullah bersabda;

دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَلَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ
“Masuk neraka seorang wanita gara-gara seekor kucing yang ia ikat (sampai mati) tanpa diberi makan atau dilepaskan agar dia mencari mangsanya di luar.”(HR.Bukhari )
            Bunuh kuncing saja masuk neraka, apalagi membunuh manusia yang tiada bersalah, apa lagi membunuh sesama Islam yang tiada salah. Perhatikan firman Allah berikut;

وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِناً مُّتَعَمِّداً فَجَزَآؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِداً فِيهَا وَغَضِبَ اللّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَاباً عَظِيماً
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An Nisa: 93)

Kaum muslimin rahimakumullah.
Menghadapi pemikiran-pemikiran  radikalisme maka sebaiknya tidak dilawan dengan amuk-amuk dan cara-cara kekerasan, tapi harus melalui pendekatan yang strategis  dengan dialog-dialog dan pencerahan. Pengajian-pengajian formal legal, dan jelas, bukan abal-abal. Mendatangi  guru, ustaz, ulama yang jelas dan diakui keilmuanya
Dengan mentradisikan mengaji kitab-kitab ahlussunnah wal jamaah, baca al-Quran, wiridan, berkhidmah dengan selalu mengedepankan keikhlasan mampu membendung paham-paham radikalisme, komunisme, liberalisme, sekulerisme, pluralisme, Syi’ah, Ahmadiyah dan lain sebagainya. cara seperti itulah yang dianggap paling tepat dan paling pass untuk memecahkan permasalahan yang mendera umat islam saat ini. Semoga Allah melindungi anak keturunan kita dari jeratan radikalisme agama. Amin ya rabbal alamin.

بارك الله لي ولكم في القران العظيم و نفعني واياكم بما فيه من الايات وذكر الحكيم وتقبل الله منا ومنكم تلاوته انه هو السميع البصير. اقول قولي هذا استغفرالله.. فاستغفرواه انه هو الغفور الرحيم


Jumat, 18 Maret 2016

"KEMATIAN ADALAH SESUATU YANG PASTI"


"KEMATIAN ADALAH  SESUATU YANG PASTI"

Hari ini Sabtu 19 Maret 2016 , salah seorang Qari terbaik provinsi jambi, dipanggil yang kuasa,,,Drs.H.M Basith....dia abang kami, kawan kami,,,,banyak kenangan manis yang beliau tinggalkan kepada kami,,,,,Untukmu...Selamat Jalan....satu saat kami akan menyusul....
di hari berduka ini  kupersembahkan untukmu sebuah renungan...

Sesuatu yang pasti datang tanpa perlu di undang
Seuatu yang tidak bisa di terka dengan matematika
Sesuatu yang tidak bisa di tolak ketika dia datang
Kematian.... yah itulah kematian...

Walau datangnya itu pasti
Walau keberadaanya itu nyata
Tapi banyak sekali manusia lalai denganya
Bahwa ketika raga tanpa nyawa maka tiada guna..

Dia yang ganteng tanpa nyawa sekarang telah tiada
Badan yang dulu di puja sekarang menjadi bangkai adanya
Manusia hidup tak lagi membutuhkanya
Bahkan jijik dengan baunya
Ngeri dengan wujudnya...
Yah itulah badan tanpa nyawa... 

Wajah cantik berubah menjadi buruk pucat dan menakutkan
Mata pipi tubuh sexi menjadi barang yang mengerikan
Ketika nyawa tidak lagi di badan
Semuanya hilang kecuali sejarah hidup yang pernah di lakukan .

Sepanjang sejarah manusia tidak ada yang melawanya
Kematian sampai sekarang masih terus berjalan
Walau telah di ciptakan berbagai ilmu kedokteran
Berbagai teori kesehatan dengan berbagai pengobatan
Kematian seperti tidak takut dengan hal demikian
Mati mati saja. Suatu hukum pasti yang tak terbantahkan .

Yah itulah wujud kematian , tidak lebih tidak kurang , aku kamu dan semua akan mengalami kematian.
Badan kita suatu saat akan di sebut bangkai
Bau kita akan bacin menjijikan
Wajah kita, akan menakutkan
Harta kekayaan kedudukan akan di tinggalkan
Tinggal satu tempat gelap dengan kain kafan tanpa ada kekuatan .
Itulah kematian , tak perlu penjelasan panjang . semua bisa di lihat dengan mata telanjang dan oleh setiap orang.  


SELAMAT JALAN.....WASSALAM

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...