MENJAGA KESUCIAN DIRI DI
HARI RAYA IDUL FITRI
Oleh:
Ustz.M.Ridwan Jalil.SAg.M.Pd.I
الله ُ اَكْبَرُ 9x
الله ُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ
اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.
الحمدَ لله الذي جعل هذا اليوم عيدا
للمؤمنين وختم به شهر الصيام أشْهَدُ
أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْك لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ
نَبِيَ بَعْدَهُ، اللهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى الِهِ
وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
أمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله ،
أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا الله فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وقال الله تعالى قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى .
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Allahuakbar 3x walillahilham
Saudara-saudara kaum muslimin Jama’ah sholat Idul Fitri Rahimakumullah
Sejak tadi malam alunan gema takbir, berkumandang bersahut-sahutan, seiring dengan tabuhan
beduk yang bertalu-talu menandakan datangnya hari kemenangan yakni (Hari Raya
Idul Fitri 1437 H ).
Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas
karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari raya bersama, maka sudah
sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah
momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya
sebagaimana yang tersurat dalam sebuah hadis Qudsi: yang Artinya : “Apabila
mereka berpuasa dibulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya,
maka Allah pun berkata : ‘Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untuk-Ku dan
berbuka untuk-Ku.Maka di hari raya ini berdirilah sebagai orang yang telah
mendapatkan ampunan”. Oleh sebab itu
orang-orang beriman sudah
sepantasnya merayakan hari kemenangan ini
karena telah berhasil memenangkan
perjuangan melawan hawanafsu selama sebulan dalam bulan Ramdhan.
Hari ini kita semua
merasakan kegembiraan, kebahagian bercampur kesedihan; kenapa
bahagia?..karena kita telah kembali kepada fitrah. Kenapa gembira?..karena kita
telah berhasil memenangkan perjuangan melawan hawanafsu selama bulan
Ramdhan. kenapa bersedih?..karena
berpisah dengan bulan Ramdhan, yang telah banyak memberikan pesan dan kesan kenangan
manis kepada kita semua.
Ramadhan kini telah pergi meninggalkan kita, Bukannya hati ini tak sakit, bukannya hati ini
tak hancur, bukan pula hati ini tak perih berpisah dengan Ramadhon, namun hanya
kepasrahan yang mengiringi kepergiannya. Ramdhan seakan berkata;”wahai kaum
muslim muslimat, Saat malam gelap bertabur bintang. Kusapa dirimu dengan
lembutnya lailatul qadar, Sejuta kasih telah kutumpahkan, sehingga tidak ada
lagi yang tersisah, kini tibalah saatnya aku untuk pergi, karena itu ikhlaskanlah kepergianku.
Ingatlah pesanku hai orang
beriman, Syawal telah tiba, maka ajaklah Sabar untuk menemani hari-hari
hidupmu, bersandarlah kepada Tawadhu saat kesombongan menyerang, mintalah nasehat al-qur’an dan
hadits dalam menghadapi masalah, sampaikan salam dan terimakasihku untuk orang
beriman karena telah menyambutku dengan suka cita, dan melepas kepergianku
dengan derai air mata, kelak akanku sambut ia di surga dari pintu royyan, selamat meraih pahala
terbaik, selamat berpisah dan semoga dapat bertemu di tahun depan,” begitulah seakan-akan ramadhan berkata.
Allahuakbar
3x Walillahilham
Kaum
Musliman yang berbahagia
Hari ini kita telah kembali kepada kesucian; sebagaimana hadits
Rasulullah SAW: “Barang siapa yang melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan dengan penuh keimanan kepada
Allah SWT maka memasuki Idul Fithri ia telah kembali menjadi fitrah seperti
bayi yang baru dilahirkan Ibunya. Ibarat pakaian yang sudah dicuci bersih maka
jangan lagi dikotori dengan noda dan dosa, peliharalah baik-baik agar tetap
terjaga keindahan dan kesuciannya.
Lalu pertanyaannya bagaimana kita menjaga diri kita agar tetap suci
dari noda dan dosa dalam kehidupan ini?... Jawabannya lakukanlah dengan empat
hal;
Pertama : Belajarlah untuk berbaik sangka kepada orang lain. Allah
berfirman ;
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
(#qç7Ï^tGô_$#
#ZÏWx.
z`ÏiB
Çd`©à9$#
cÎ)
uÙ÷èt/
Çd`©à9$#
ÒOøOÎ)
(
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. (QS.Al Hujurat:
12)
Janganlah terlalu buruk sangka kepada orang lain, sebab kalau
pikiran sudah buruk, perilaku buruk, dan jangan-jangan akan bernasib buruk
menimpa kita. Kalau kita berbaik sangka insyaallah pikiran kita baik, tindakan
kita baik, dan mudah-mudahan Allah akan memberikan takdir dan nasip yang baik
pada kita.
Kedua :
Sering-seringlah mengevaluasi diri.
Karena nasip kita tidak pernah ketukar dengan nasip orang lain.
Takdir hanyalah perbuatan dari apa yang kita lakukan, andai kata kita menanam
kebaikan, demi Allah kebaikan akan kita dapatkan, jikalau kita menanam
keburukan maka keburukan yang akan kita dapatkan, namun bila takdir buruk
menimpa kita segeralah kita mengevaluasi diri.
“Cukuplah Allah sebagai penolong kita, boleh jadi takdir menjadi pengugur
dosa-dosa kita.
Ketiga
; Berusahalah untuk selalu mengingat jasa dan kebaikan orang lain.
Ingat orang tua, ingat kebaikannya saja. Ibunda yang telah mengurus
kita, 9 bulan mengandung kita, 2 tahun menyusui kita, besimbah darah berurai
air mata untuk menjadikan kita anak-anaknya yang berguna, pertanyaannya jasa
dan budi baik apa yang sudah kita berikan kepada kedua orang kita. Kalau
lebaran ini THR sudah kita berikan, baju mukena sudah kita belikan,,,demi Allah
itu belum cukup membalas jasa orang tua kita.
Satu kisah; “ada seorang pengusaha kaya yang sudah membelikan rumah
dan menghajikan ibunya, lalu mengajak
ibunya jalan-jalan keliling eropa, sang ibu bertanya kenapa kau lakukan ini nak?,,saya
ingin membalas jasa dan kebaikan ibu pada saya, karena berkat doa ibulah saya
bisa jadi pengusaha sukses seperti
sekarang ini. Lalu ibunya menjawab dengan tegas…demi Allah tidak ada seorang
pun yang dapat membalas jasa baik seorang ibu,…dengan sombong sang anak
menjawab, saya bisa bu..saya bisa membalas saja ibu, karena saya memiliki semuanya..lalu satu malam
ketika anaknya sedang tidur dikamarnya, sang ibu membangunkan anaknya untuk
sholat tahajjud, namun sang anak tidak bangun-bangun, lalu sang ibu menyiram
anaknya dengan segelas air sehingga membuat baju dan tempat tidurnya basah, sang anak terkejut dan berkata; ibu apa yang
ibu lakukan, sekarang masih jam tiga saya masih mengantuk ibu, lihatlah baju
dan tempat tidurku basah semua.
Dengan lembut sang ibu menjawab…nak baru sekli ibu membasahi tempat tidurmu, kau sudah marah-marah.
Tidakah kau ingat ketika kau masih kecil dulu, setiap malam baju dan kasur ibu
basah karena pipismu, setiap malam ibu tidak bisa tidur karena suara tangismu
nak, tapi demi allah …tidak pernah sedikitpun ibu berkata kasar apa lagi membentak
saat menggantikan celanamu yang sudah basah air mata ibu berderai samabil
mengatakan; Tuhan saya ikhlas, saya ridho bangun setiap malam demi anakku,
tolong jadi anaku anak yang sholeh anak yang berkuna bahagia dunia akhirat,
itulah yang ibu lakukan setiap malam saat menggantikan celanamu yang basah, sang anak langsung tersungkur sambil mencium
kaki ibunya… subhanallah baru satu malam baju dan tempat tidurku basah, sudah
tidak enak tidur, padahal bertahun-tahun aku membasahi baju dan tempat tidur ibu..ampuni
aku bu. Demikianlah nak jasa orang tua kepada anaknya.
Allahuakbar
3x Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia. Keempat ; untuk
menjaga kesucian diri dari noda dan dosa adalah; Jangan menjadi pendendam.
Menyimpan kesalahan orang lain bukanlah membuat orang lain jadi
susah justru kita yang jadi susah, susah makan, susah tidur hanya
mengingat-ingat kesalahannya. Orang berbuat salah kepada kita anggap saja dia
lupa atau tidak sengaja, lantas kenapa kita selalu menyimpan perasaan dendam. Nabi
Pernah berkata; Ada tiga macam amalan, barang siapa yang dapat
mengamalkannya Allah mudahkan proses masuk surga; Pertama; memberi
kepada orang yang tidak suka memberi, kedua; besilaturahim dengan orang
yang memutuskan tali silaturahim, ketiga; memaafkan kesalahan orang yang
sudah berbuat zholim kepada kita.(HR.Bukhori)
Allahuakbar
3x Walillahilham
Kaum
Musliman yang berbahagia.
Dalam suasana gembira di hari kemenangan ini, semestinya kita
besyukur kepada Allah “Al-hamdulillah” karena kita masih diberi rezki oleh
Allah sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita di hari lebarn ini,
Tapi lihatlah nun jauh disana, tidak sedikit orang yang berhari raya dalam
keadaan besedih, ada yang baru di PHK, tertimpa musibah, kebakaran kebanjiran
tanah longsor, sehingga terpaksa berhari raya dengan apa adanya, tidak ada baju
lebaran, tidak ada kue-kue dan ketupat lebaran.
Lihatlah Nun jauh disana ada yang berhari raya tampa suami dan ayah
tercinta karena sudah lebih dulu dipanggil yang kuasa, mereka terisak menangis
dimalam takbiran teringat saat-saat bahagia berhari raya bersama suami dan ayah
tercinta. tatkala anaknya yang lugu berkata;”ibu..kenapa ibu tidak belikan baju
baru untuk adek, teman-teman adek semuanya pakai baju baru. Sambil menahan
perih dan linangan air mata sang ibu memeluk dan membujuk anaknya, sabar nak
ya,,,
Dalam kesedihan sang ibu berkata di dalam hatinya: duhai
suamiku, andaikata di hari lebaran ini
kau masih ada bersama kami, tentu kau tidak akan tega melihat anak-anak kita lebaran bersedih
seperti ini, tidak ada baju baru, tidak ada ketupat lebaran, kami tidak tahu
kemana kami harus mengadu. Kami sadar betapa berat menghidupi anak-anak
tampamu, namun apa hendak dikata, kini
kau telah tiada, hanya doa yang dapat kami persembahkan, semoga arwahmu tenang
disisinya.
Allahuakbar
3x Walillahilham
Kaum
Musliman yang berbahagia
Di hari lebaran ini kitapun bersyukur, karena kita dapat merayakan
hari raya bersama keluarga tercinta, bersama ayah, ibu kakak adik dan lainnya.
Lihalah Nun jauh disana banyak saudara-saudara kita berhari raya
dirantau orang, terpisah dari keluarga, mereka hanya bisa menangis membayangkan
betapa indah dan bahagiannya berlebaran bersama keluarga. Mereka ingin pulang
ke kampung halaman, rindu ingin bertemu dengan orang-orang yang ter sayang, namun apa daya jarak dan keadaan membuat
mereka terpisah.
Di hari raya idul fitri ini sudah pasti kita semua ingin pulang
kampung, ingin bersimpuh dihadapan ayah ibu kita, kita rindu ingin menggenggam
dan mencium tangannya, seraya mengakui akan dosa-dasa kita kepadanya di hari
lebaran ini..namun sayang lebaran tahun ini, orang yang selalu kita cium
tangannya, orang yang selalu kita bersimpuh dihadapannya, kini sudah tiada,
suaranya tidak bisa kita dengar lagi, tidak lagi dapat kita genggam tangannya,
tidak lagi dapat kita meminta maaf kepadanya, karena mereka telah dipanggil yang kuasa, mereka
telah lebih dalu pulang ke kampung halaman
yang sesungguhnya. Masih
terbayang dalam ingatan kita, ketika kita masih kecil tatkala menyambut
lebaran, ayah dan ibu memandikan kita, dipakaikannya baju baru, disisirkannya
rambut kita, dikasihnya minyak wangi, lalu diciumnya kita, diajaknya kita
sholat idul fitri bersama, sungguh
suasana idul fitri yang sangat menyenangkan buat kita. Namun kini semua
hanya tinggal kenangan, karena mereka telah tiada. Hanya doa yang dapat kita
panjatkan dihari nan fitri ini semoga
arwahnya tenang di kampung nan abadi. amin
Allahuakbar 3x
Walillahilham
Kaum Musliman yang berbahagia. Dalam
suasana lebaran ini, sesuai dengan arti
lebaran bahwa;
Ø Lebaran artinya kita sudah siap melebarkan ruang hati kita untuk
memaafkan kesalahan orang lain.
Ø Lebaran artinya kita sanggup melebarkan jiwa kita untuk meminta
maaf atas kesalahan kita kepada orang lain.
Ø Lebaran artinya kita sudah siap melebarkan rasa kasih dan sayang kepada sesama manusia.
Ø Lebarang artinya kita mampu melebarkan sebagian rizki kita kepada
orang-orang miskin.
Maka, Marilah kita jadikan momentum hari kemenangan ini sebagai serana
dan wahana untuk menjalin, memelihara dan mempererat tali silaturrahim, dengan
saling berkunjung, memberi dan meminta maaf atas kesalahan kita masing-masing.
Pedulilah kepada tetangga, orang miskin dan anak yatim, tetap makmurkan masjid,
dan jauhila maksiat, tegakkan sholat, tunaikan zakat, laksanakan puasa, senyum
sapalah kepada orang dan bersabarlah terhadap ujian, semoga Allah memberi
taufik hidayah serta maghfirohnya kepada kita semua, amin ya rabbal alamin
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
KHUTBAH KE 2
للهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ
اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله
بُكْرَةً وَأَصْيْلاً
لاَاِلَهَ اِلاّ
اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ
اَكْبَرْوَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ
عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ
وَاِمْتِنَانِهِ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا :اَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا
اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى .وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ .
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
جَعَلَنَااللهُ
وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ اْلاَمِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِي
عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمَ وَاَنْتَ
خَيْرُالرَّحِمِيْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar