SEBELUM SAYA MENGURAIKAN HIKMAH PERINGATAN MAULID INI, TERLEBIH DAHULU MARILAH SEJENAK KITA MELIHAT SEJARAH DETIK-DETIK LAHIRNYA BAGINDA RASULULLAH SAW;
Berita tentang kedatangan Nabi
Muhammad SAW ini sudah dikabarkan Allah jauh sebelum kelahirannya. Bahkan dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa sejak awal pertama penciptaan Nabi Adam as,
Nama Nabi Muhammad SAW sudah tertulis di pintu gerbang Arasy.
Di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan
Baihaqi, Rasulullah bersabda tentang Nabi Adam yang mengakui kesalahannya saat
memakan Buah Khuldi. Ia memohon ampunan kepada Allah dengan membawa nama Nabi
Muhammad.
قَالَ رَسُوْلُ الله:
لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمُ الخَطِيْئَةَ قَالَ: يَا رَبِّ أسْأَلُكَ بِحَقِّ
مُحَمَّدٍ لِمَا غَفَرْتَ لِي فَقالَ اللهُ يَا آدَمُ, وَكَيْفَ عَرَفْتَ
مُحَمَّدًا وَلَمْ أخْلَقُهُ ؟ قَالَ: يَا رَبِّ لأنَّـكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي
بِيدِكَ وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوْحِكَ رَفَعْتُ رَأسِي فَرَأيـْتُ عَلَى
القَوَائِمِ العَرْشِ مَكْتُـوْبًا:لإاِلَهِ إلاالله مُحَمَّدُ رَسُـولُ اللهِ,
فَعَلِمْتُ أنَّكَ لَمْ تُضِفْ إلَى إسْمِكَ إلا أحَبَّ الخَلْقِ إلَيْكَ, فَقَالَ
اللهُ صَدَقْتَ يَا آدَمُ إنَّهُ لاَحَبَّ الخَلْقِ إلَيَّ اُدْعُنِي بِحَقِّهِ
فَقـَدْ غَفَرْتُ لَكَ, وَلَوْ لاَمُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ
“Setelah Adam berbuat kesalahan ia berkata kepada Tuhannya: ‘Ya
Tuhanku, demi kebenaran Muhammad aku mohon ampunan-Mu’. Allah
bertanya (sebenarnya Allah itu maha mengetahui semua lubuk hati
manusia, Allah bertanya ini agar Malaikat dan makhluk lainnya yang belum tahu
bisa mendengar jawaban Nabi Adam as.):
‘Bagaimana engkau
mengenal Muhammad, padahal ia belum kuciptakan?!’ Adam menjawab: ‘Ya
Tuhanku, setelah Engkau menciptakan aku dan meniupkan ruh kedalam jasadku, aku
angkat kepalaku. Kulihat pada tiang-tiang ‘Arsy termaktub
tulisan Laa ilaaha illaLLah Muhammad RasuluLLah. Sejak saat itu
aku mengetahui bahwa di samping nama-Mu, selalu terdapat nama makhluk yang
paling Engkau cintai’.
Allah
menegaskan: ‘Hai Adam, engkau benar, ia memang makhluk yang paling Kucintai.
Berdo’alah kepada-Ku bi haqqihi (dengan berkah
kebenarannya), engkau pasti Aku ampuni. Kalau bukan karena Muhammad engkau
tidak Aku ciptakan’. (HR. al-Hakim,
at-Thabrani dan al-Baihaqi).
Nabi Isa as, saja memberi tahukan akan datangnya Nabi setelahnya, sebagaimana firman Allah;
øÎ)ur tA$s% Ó|¤Ïã ßûøó$# zNtótB ûÓÍ_t6»t @ÏäÂuó Î) ÎoTÎ) ãAqßu «!$# /ä3øs9Î) $]%Ïd|ÁB $yJÏj9 tû÷üt/ £yt z`ÏB Ïp1uöqG9$# #MÅe³t6ãBur 5AqßtÎ/ ÎAù't .`ÏB Ï÷èt/ ÿ¼çmèÿô$# ßuH÷qr& ( $¬Hs>sù Nèduä!%y` ÏM»oYÉit6ø9$$Î/ (#qä9$s% #x»yd ÖósÅ ×ûüÎ7B ÇÏÈ
dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani
Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka
tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS.ASSHAF ;6)
Dalam syair Barzanji dinyatakan;
* وَأُتِيَتْ أُمُّهُ فِي الْمَنَامِ
فَقِيْلَ لَهَا إِنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ الْعَالَمِيْنَ وَخَيْرِ
الْبَرِيَّةْ * وَسَمِّيْهِ إِذَا وَضَعْتِهِ مُحَمَّدًا لِأَنَّهُ سَتُحْمَدُ
عُقْبَاهْ *
Di saat sedang
tidur, ibu Aminah di datangi seseorang dan di katakan padanya, “Sungguh, engkau
sedang mengandung pemimpin seluruh jagad dan orang terbaik dari mereka. Maka
jika engkau sudah melairkan- nya, maka berilah nama ‘Muhammad’ ( orang yang
banyak di puji ), karena pada akhirnya akan banyak di puji.”
Bahwa dikatakan kepada Ibunda Nabi, nanti kalau lahir ananda berilah Muhammad, sebuah nama indah. "Muhammad" manusia terpuji, itulah harapan dari kakeknya memberi nama Muhammad, terang saja , nama bagindan dari dulu hingga kini selalu dipuji, bahkan samapai kiamat; maka pelajaran buat kita hari ini , Buatlah nama-nama anak dan cucu yang dan terpuji;
beliau bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ أَسمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ
عَبدُاللَّهِ وَ عَبدُ الرَّحْمَنِ
“Sesungguhnya
nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR.
Muslim no. 2132)
Nama adalah sebuah doa, nama adalah sebuah pengharapan dan nama
adalah sebuah identitas yang bisa menggambarkan sifat, karakter dan perilaku
dari si empunya nama. Namun, orangtua harus selalu memohon, meminta dan berdoa
kepada Rabbul ‘Izza Allah swt., agar si anak dapat merealisasikan atau memanifestasikan
doa atau nama yang diberikan oleh orangtuanya. Bahkan Nabi saw. menganjurkan
dan memerintahkan umatnya, supaya memberikan nama anaknya dengan nama-nama yang
baik dan mulia. Lebih utama lagi diambil dari nama-nama beliau, al-Qur’an dan
nama-nama Asmaul Husna. Allahu A’lamu bi Muradihi
عن أبي
الدرداء قال: قال رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: إنكم تُدعون يوم القيامة بأسمائكم وأسماء آبائكم فأحسنوا
أسماءكم
Dari Abu Darda’, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya
kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak
kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian” (HR. Abu Dawud, Ad-Darimi dan Baihaqi)
Hadirin yang di rahmati Allah; kembali dinyatakan dalam barzanji;
وَلَمَّا تَمَّ مِنْ
حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْاَقْوَالِ الْمَرْضِيَّةْ * تُوُفِّيَ
بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُ اللهْ *
Setelah beliau genap di kandung
selama dua bulan menurut qoul masuhur yang di ridloi, di
Almadinah Almunawwaroh
abah beliau ( S. ‘Abdulloh ) di panggil pulang oleh Alloh SWT
. Abdullah sakit dan wafat serta dikuburkan di
kota Madinah ditempat keluarga neneknya Bani Adi bin Najaar, ketika melakukan
perjalanan pulang berdagang dikota Madinah. Dia dimakamkan di rumah
An-Nabigha-Ju'di. Ia berumur dua puluh lima tahun ketika ia meninggal.
Kebanyakan sejarawan menyatakan bahwa kematiannya adalah dua bulan sebelum
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beberapa orang lain mengatakan bahwa kematiannya
adalah dua bulan setelah kelahiran Nabi SAW.
BICARA SOAL KEMATIAN;
Setiap jiwa pasti akan mengalami kematian, dan kelak pada hari
kiamat saja lah balasan atas pahalamu akan disempurnakan, barang siapa yang
dijauhkan oleh Allah Ta’ala dari neraka dan dimasukkan oleh Allah Ta’ala ke
dalam surga, sungguh dia adalah orang yang beruntung (sukses).” (QS. Ali Imran
: 185)
$tBur Íôs? 6§øÿtR Ädr'Î/ <Úör& ßNqßJs? 4 ¨bÎ) ©!$# íOÎ=tæ 7Î6yz ÇÌÍÈ
dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan
mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (LUKMAN : 32 )
Èe@ä3Ï9ur >p¨Bé& ×@y_r& ( #sÎ*sù uä!%y` öNßgè=y_r& w tbrãÅzù'tGó¡o Zptã$y ( wur cqãBÏø)tGó¡o ÇÌÍÈ
“Dan bagi tiap-tiap jiwa sudah ditetapkan waktu (kematiannya), jika
telah tiba waktu kematian, tidak akan bisa mereka mengundurkannya ataupun
mempercepat, meskipun hanya sesaat” (QS. Al A’raf :34)
Ad
Daqaaq rahimahullahu mengatakan, “Barangsiapa yang
banyak mengingat kematian, maka akan dianugerahi oleh Allah tiga keutamaan, [1]
bersegera dalam bertaubat, [2] giat dan semangat dalam beribadah kepada Allah,
[3] rasa qana’ah dalam hati (menerima setiap pemberian
Allah)”
Diceritakan, malaikat maut yiatu malaikat
Izrail bertemu dengan Nabi Sulaiman. Malaikat Izrail datang dalam bentuk
manusia sehingga tidak ada seorangpun yang tahu kedatangan malaikat maut
kecuali Nabi Sulaiman as. Ketika itu, Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan
beberapa sahabat beliau. Ketika malaikat Izrail tersebut hendak meninggalkan
tempat itu, Izrail memandangi salah satu sahabat Nabi Sulaiman dengan pandangan
yang aneh dan kemudian pergi.
Beberapa saat setelah malaikat Izrail
pergi, kemudian sahabat Nabi tersebut bertanya kepada Nabi Sulaiman, "
Wahai Nabi, mengapa ia memandangiku seperti itu?. Nabi Sulaiman menjawab :
"ketahuilah dia itu adalah malaikat maut. Kemudian sahabat Nabi tersebut
berkata : Wahai Nabi, tiupkanlah angin dengan kencang, sehingga angin itu
membawaku ke puncak negeri India, sesungguhnya aku berfirasat buruk. Nabi
Sulaiman bertanya : Apakah engkau hendak lari dari takdir jika maut akan
menjemputmu? Jawab sahabat Nabi: Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk
mencari sebab-sebabnya. Dan, aku yakin kalau engkau akan mengabulkan
permintaanku. Kemudian Nabi Sulaiman, memerintahkan kepada angin untuk
membawanya ke tempat yang diinginkan oleh sahabat Nabi. Setelah beberapa saat
kemudian, malaikat maut pun datang, kemudian Nabi sulaiman bertanya : apa
urusanmu dengan salah satu sahabatku, mengapa engkau pandangi dia seperti itu? Malaikat
maut Izrail menjawab : Aku memandanginya seperti itu, karena dia tercatat dalam
daftar kematian bahwa dia akan meninggal di sebuah negeri di India. Aku heran
bagaimana dia dapat pergi ke sana sedangkan dia ada bersamamu? Lalu di tempat
yang telah ditentukan, pada waktu yang telah digariskan dan ditetapkan kulihat
ia datang kepadaku dan kucabut nyawanya.
Dari kisah atau cerita di atas, dapat
menjadi suatu peringatan bagi kita bahwasanya malaikat maut Izrail selalu
mengintai siapa pun yang masa kontraknya di dunia ini akan berakhir yang
artinya orang tersebut akan meninggalkan dunia yang fana ini. Jika masa itu
sudah habis, yaitu masa kontrak di dunia, maka tidak ada seorang pun yang dapat
lari dari kematian.
KEMBALI DALAM SYAIR BARZANJI DICERITAKAN;
وَلَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ عَلَي
الرَّاجِحِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّةْ * وَآنَ لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ
عَنْهُ صَدَاهْ * حَضَرَ أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ آسِيَةُ وَمَرْيَمُ فِيْ
نِسْوَةٍ مِنَ الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّةْ * وَأَخَذَهَا الْمَخَاضُ
فَوَلَدَتْهُ صَلَّي الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ سَنَاهْ *
Dan setelah genap sembilan bulan qomariyyah menurut qoul yang
rojih, dan sudah saatnya zaman bersih dari karat, maka di malam kelahirannya
ibunya di datangi oleh Asiyah ( istri ‘Fir’aun ) dan S. Maryam bersama
rombongan para wanita yang suci. Dan ahirnya Ibu Aminah bersalin dan
melahirkan- nya dalam keadaan bercahaya yang sangat bersinar dari atasnya.
Malam detik-detik kelahiran Rasulullah, tepat tanggal 12 Rabiul
Awwal jam 2 pagi. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada
mendung sedikitpun. Saat itu Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw)
sedang bermunajat kepada Allah swt di sekitar Ka’bah. Sayyid Aminah sendiri di
rumah tanpa ada seorangpun yang menemaninya. Tiba-tiba beliau, Aminah melihat tiang rumahnya terbelah
dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat anggun, cantik, dan jelita
diliputi dengan cahaya yang memancar berkemilau serta semerbak harum memenuhi
seluruh ruangan.
Wanita pertama ; datang berkata,”Sungguh berbahagialah engkau wahai
Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta
alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi
Allah Adam as, ibunda seluruh uamt manusia., aku diperintahakan Allah untuk
menemanimu.”
Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira,
“Aku adalah istri Nabi Allah Ibrahim as diperintahkan Allah swt untuk
menemanimu.”
Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga,”Aku adalah Asiyah binti
Muzahim, diperintahkan Allah untuk menemanimu.”
Datanglah wanita ke empat,”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as
menyambut kehadiran putramu Muhammad Rasulullah.”
Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda
Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Keajaiban
berikutnya Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya
berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka
memanjatkan puji-pujian kepada Allah swt dengan berbagai macam bahasa yang
berbeda.
Detik berikutnya Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan
terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa yang sangat indah
berkilau saling beterbangan.
Detik berikutnya Allah bangun dari singasanaNya dan memerintahkan
kepada Malaikat Ridwan agar mengomandokan seluruh bidadari syurga agar
berdandan cantik dan rapih, memakai segala macam bentuk perhiasan kain sutra
dengan bermahkota emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan
wangi-wangian syurga yang harum semerbak ke segala arah. lalu trilyunan
bidadari itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridwan, terlihat wajah bidadari
itu gembira.
Lalu Allah swt memanggil : “Yaa Jibril… serukanlah kepada seluruh
arwah para nabi, para rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapih, bahwa
sesungguhnya Kekasihku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan
suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.
Yaa Jibril… perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup
pintu-pintu neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridwan untuk membuka
pintu-pintu syurga dan bersoleklah engkau denagn sebaik-baiknya keindahan demi
menyambut kekasihKu Nabi Muhammad saw.
Yaa Jibril… bawalah trilyunan malaikat yang ada di langit, turunlah
ke bumi, ketahuilah KekasihKu Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan
sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”
Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan
trilyunan malaikat. Lalu ibunda Rasulullah saw di bumi, beliau melihat malaikat
itupun berdatangan membawa kayu-kayu gahru yang wangi dan memenuhi seluruh
jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid,
dan pada saat itu pula datanglah burung putih berkilau cahaya mendekati
Sayyidah Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Sayyidah Aminah, maka pada saat
itu pula lahirlah Muhammad Rasulullah saw dan tidaklah Sayyidah Aminah melihat
kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw
bersujud kepada Allah seraya mengucapkan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Walhamdulillahi katsiro, wasubhanallahibukrotan wa asiilaa.”
Semakin memuncaklah kegembiraan seluruh alam dunia dan semesta dan
terucaplah “Yaa Nabi Salam Alaika… Yaa Rasul Salam Alaika… Yaa Habib Salam
Alaika… Sholawatullah Alaika.. ”
Matanya bagaikan telah dipakaikan sifat mata, senyum indah
terpancar dari wajahnya dan hancurlah berhala-berhala dan bergembiralah
semua alam semesta menyambut kelahiran Nabi yang mulia… BEGITULAH KISAH DETIK-DETIK KELAHIRAN BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW.
SELANJUTNYA MARI KITA AMBIL BEBERAPA HIKMAH PERINGATAN MAULID NABI TAHUN 2016 INI.
HADIRIN SEKALIAN..
Nabi sekarang sudah tidak bersma kita lagi, beliau sudah wafat,,,,lalu apa yang harus kita lakukan ,,,apa kewajiban kita kepada beliau,,dalam konteks sekarang???..
ADA TIGA KEWAJIBAN UMAT KEPADA NABI SAW
Setiap
muslim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menghormati, mengagungkan, mencintai
dan memuliakan Rasulullah SAW. Ketika Nabi masih hidup bersama para sahabat,
para sahabat ketika itu dengan mudah mewujudkan rasa cintanya kepada Nabi
Muhammad SAW, bisa kita baca dalam berbagai riwayat bagaimana para sahabat
dekat memperlakukan Nabi SAW, diataranya ada menjadikan keringat Nabi SAW
sebagai minyak wanginya, ada yang ngin mencium perut nabi, ada yang tidak bisa
berpisah dengan Nabi. Dan lain semacamnya. Begitulah para sahabat menghormati,
memuliakan dan mencintai Nabi SAW, lalu bagaimana dengan kita sebagai umatnya
yang tidak bisa lagi bertemu dengannya karena Nabi SAW sudah wafat 15 Abad yang
silam; untuk menjawab persoalan ini baiklah kita telaah firman Allah SWT dalam
surah Al-Araf ayat 157 berikut ini;
t4 úïÏ%©!$$sù (#qãZtB#uä ¾ÏmÎ/ çnrâ¨tãur çnrã|ÁtRur (#qãèt7¨?$#ur uqZ9$# üÏ%©!$# tAÌRé& ÿ¼çmyètB y7Í´¯»s9'ré& ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÎÐÈ
"…Maka orang-orang
yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang
terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang
beruntung."(Qs. Al-A'raf: 157)
Berasarkan firman Allah SWT di atas, bahwa kewajiban umat kepada
Nabi SAW ada tiga macam;
Pertama: çnrâ¨tãur Memuliakan
Nabi saw.
Sudah
sepantasnya setiap orang yang beriman mengagungkan dan memuliakan baginda Nabi
Muhammad SAW sebab Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berjasa
menyelamatkan umat dari kegelapan dan kesesatan aqidah menjadi terang
dengan taufik dan hidayah Allah berkah
lantaran usaha matian-matian dari baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana para
sahabat begitu sangat memuliakan baginda Nabi SAW.
tA$s%ur ª!$# ÎoTÎ) öNà6yètB ( ÷ûÈõs9 ãNçFôJs%r& no4qn=¢Á9$# ãNçF÷s?#uäur no4q2¨9$# NçGYtB#uäur Í?ßãÎ/ öNèdqßJè?ö¨tãur ãNçGôÊtø%r&ur ©!$# $·Êös% $YZ|¡ym ¨btÏeÿ2c{ öNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6¨Zn=Åz÷_{ur ;M»¨Yy_ ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»yg÷RF{$# 4 `yJsù txÿ2 y÷èt/ Ï9ºs öNà6YÏB ôs)sù ¨@|Ê uä!#uqy È@Î6¡¡9$# ÇÊËÈ
Allah
berfirman: "Sesungguhnya aku beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu
mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan
kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
Sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu akan
Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka
Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat
dari jalan yang lurus.( QS. Al Maidah
: 12 )
Menurut tafsir Qurtubi jilid 6 halaman 151, arti daripada ‘azzartumuuhum’ adalah ‘memuliakan
atau mengagungkan Nabi’. Jadi memuliakan para Rasul termasuk salah satu amalan
yang dapat mendatangkan maghfirah/ampunan dan menurunkan rahmat. Terbukti dalam
ayat di atas bahwa mereka yang mengagungkan dan memuliakan para Rasul akan
diampunkan sebagian dosanya dan akan dimasukkan kedalam surga. Apalagi kalau
yang kita agungkan dan muliakan itu adalah Asyroful Anbiya wal Mursalin
(yang paling mulia antara para nabi dan Rasul) yakni junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw.
Adapun hadits yang diriwayatkan oleh
Bukhori yang berbunyi;
لاَ تُطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ
النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ
وَرَسُوْلُهُ (رواه البخاري(
“Janganlah
kalian memuji/menyanjung aku secara berlebihan, sebagaimana kaum Nasrani
menyanjung Isa bin Maryam. Aku hanyalah hamba-Nya, maka katakanlah ‘hamba Allah
dan Rasul-Nya” (HR. Bukhari)
Hadist
ini bukanlah dalil pengharaman memuliakan
Nabi SAW, tapi sebagai dalil pengharaman mengkultuskan Nabi SAW
sebagaimana agama nasroni yang telah mengkultuskan nabi Isa sebagai Tuhan.
Memuliakan Rasulullah Saw
adalah juga bentuk pemuliaan dan pengagungan kepada Allah swt. Allah swt dalam
banyak ayat al-Quran senantiasa menggandengkan namaNya dengan Rasulullah, hal
ini bukti nyata yang tak terbantahkan bahwa betapa Allah swt sendiri
mengagungkan penghulu para nabi tersebut. Allah swt memposisikan Nabi Muhammad
Saw diantara umat manusia di dunia melebihi seorang kaisar dan raja sekalipun.
Jika seorang abdi kerajaan sebagai bentuk takzim dan pengagungannya tidak
berani untuk meninggikan suara di hadapan rajanya, maka Allah swt mengancam
dengan tegas, akan menghapus pahala amalan kebaikan siapapun yang meninggikan
suara dihadapan Nabi Muhammad Saw.
Dalam surah al Hujurat ayat kedua kita membaca, "Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara
Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana
kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus
(pahala) amalanmusedangkan kamu tidak menyadari."Pesan ayat tersebut,
alih-alih membangkang atau tidak taat atas perintah Rasulullah Saw, sekedar meninggikan
suara melebihi suara Nabi atau sekedar berbicara kepada Nabi tidak ubahnya
berbicara dengan orang selain Nabi dapat menyebabkan terhapusnya pahala amalan.
Tidak ada pengecualian dalam ayat tersebut, hatta mereka yang mendapat
kehormatan sebagai sahabat-sahabat Nabi sekalipun, istri-istri Nabi sekalipun
dan keluarga nabi secara umum sekalipun. Al-Quran menandaskan, dalam hal
berbicara kepada Nabipun, ummatnya harus memberi sikap yang berbeda, yang tidak
boleh keluar dari batasan pengagungan, penghormatan dan pemuliaan. Ketika
seorang muslim berbicara dengan penuh hormat kepada orangtuanya, maka Nabi Saw
berhak untuk mendapatkan penghormatan yang lebih besar lagi, tidak boleh
disamakan.
Bentuk pemuliaan lainnya, adalah dengan senantiasa mengirimkan
salam dan shalawat kepada Nabiullah Muhammad Saw. Allah swt
berfirman, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat
untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." Shalawat adalah satu-satunya
perintah Allah swt kepada umat manusia yang bukan hanya turut dilakukannya
namun juga lebih dahulu melakukannya. Semestinya ayat ini saja sudah cukup
membantah tanggapan bahwa Nabi Muhammad Saw tidak boleh dikultuskan atau beliau
sama halnya manusia biasa. Allah SWT sendiri mengkultuskan Nabi Saw dalam ayat
tersebut. Ketika Dia yang Khalik, mengirimkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw
yang nota bene adalah makhluk-Nya, tentu alasannya tidak sederhana. Imam
Baqir as dalam kitab Wasail al Syiah menyebutkan, "Amalan terberat
dalam timbangan Allah di hari kiamat nanti adalah shalawat yang dikirimkan
untuk Nabi Muhammad dan keluarganya.
"Bentuk pemuliaan lainnya yang juga tidak boleh diabaikan
adalah mencintai keluarga Nabi Saw. Dalam surah Asy Syuura, Allah swt meminta
kepada Nabi Muhammad Saw untuk mengatakan, "Aku tidak meminta
kepadamu suatu upah pun atas seruanku ini kecuali kecintaan kepada
keluargaku."Ayat ini tegas, bahwa sebagai bentuk 'balas jasa' atas dakwah
dan ajakan Rasulullah Saw dalam menetapi kebenaran dan jalan yang lurus tumbuh jika tidak diawali dengan upaya untuk
mengenali keutamaan Ahlul Bait Nabi.
Kedua : nrã|ÁtRur Menolong
Nabi.
Hak
Nabi Muhammad Saw atas ummatnya, adalah menolongnya. Pertolongan seperti apakah
yang dibutuhkan Nabi Muhammad Saw, sehingga kita harus mengulurkan tangan
memberikan pertolongan? Apakah Nabi lemah sehingga harus ditolong? Menolong
yang dimaksud adalah terlibat dalam perjuangan Rasulullah Saw dalam menegakkan
agama. Nabi Muhammad Saw secara lahiriyah tidak lagi mampu menjalankan
aktivitas keduniawian pasca meninggal dunia, sementara agama Islam yang beliau
dakwahkan dan ajarkan harus tetap hidup dan tumbuh, harus tetap tersebar dan
bersemayam di hati-hati umat manusia di tiap masa dan disetiap tempat.
Karena itulah butuh keterlibatan ummatnya untuk melakukan semua itu.
Menolong Nabi adalah menghidupkan sunnah-sunnahnya, menolong Nabi
adalah segencar mungkin memperkenalkan kepribadiannya yang mulia sehingga tidak
ada ruang bagi yang hendak mencela dan menistakannya, menolong Nabi adalah
mendakwahkan ajaran-ajaran yang dibawanya, menolong Nabi adalah menegakkan
syariat Allah swt, menolong Nabi adalah memuliakan sesama muslim, tidak
membenci apalagi mengkafirkan, menolong Nabi adalah dengan menjadi insan-insan
yang mencintai dan senantiasa menegakkan kebenaran. Allah SWT berfirman;
Ïä!#ts)àÿù=Ï9 tûïÌÉf»ygßJø9$# tûïÏ%©!$# (#qã_Ì÷zé& `ÏB öNÏdÌ»tÏ óOÎgÏ9ºuqøBr&ur tbqäótGö6t WxôÒsù z`ÏiB «!$# $ZRºuqôÊÍur tbrçÝÇZtur ©!$# ÿ¼ã&s!qßuur 4 Í´¯»s9'ré& ãNèd tbqè%Ï»¢Á9$# ÇÑÈ
"(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah
yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari
karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya.
Mereka itulah orang-orang yang benar."
(Qs. Al Hasyr: 8)
Perlu ditekankan, meskipun secara kasat mata kita tampak menolong
Rasulullah, pada hakikatnya adalah kita menolong diri sendiri. Beberapa kaum
muslimin di masa Rasulullah Saw (saya tidak menyebut sahabat, khawatir nanti
dianggap menghina) dengan islamnya mereka, dengan hijrahnya meninggalkan
kampung halaman, dengan turut berjihad memerangi kaum kuffar, dengan turut
mendakwahkan Islam telah merasa berjasa kepada Nabi Muhammad Saw, mereka
menganggap telah menolong Nabi yang jika tidak dengan keberadaan dan kesertaan
mereka, Islam tidak akan diterima dan tersebar keberbagai negeri. Allah SWT
mengingatkan,
tbqYßJt y7øn=tã ÷br& (#qßJn=ór& ( @è% w
(#qYßJs? ¥n?tã /ä3yJ»n=óÎ) ( È@t/ ª!$# `ßJt ö/ä3øn=tæ ÷br& ö/ä31yyd Ç`»yJM~Ï9 bÎ) óOçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÊÐÈ
"Mereka merasa berjasa kepadamu dengan
keislaman mereka. Katakanlah, "Janganlah kamu merasa berjasa kepadaku
dengan keislamanmu, sebenarnya Allah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan
menunjukkan kamu kepada keimanan, jika kamu orang yang benar." (Qs. Al-Hujurat: 17).
Ayat
ini juga menyentil kita, generasi muslim saat ini. Kitalah yang butuh pada
Islam dan dakwah, bukan Islam yang membutuhkan kita. Kitalah yang butuh
pertolongan Nabi, bukan Nabi yang membutuhkan pertolongan kita. Kitalah yang
hakekatnya ditolong oleh Rasulullah, bukan kita yang menolongnya. Jangan sampai
ada sangkaan, kalau kita tidak ada, maka Islam juga tidak akan tersampaikan dan
Nabi tidak akan dikenali. Percayalah, tanpa peran serta kita, Islam akan selalu
ada dan akan tersampaikan dengan baik pada setiap masa dan tempat. Kekuasaan
Allah tidak bergantung dengan keberadaan kita.
Ketiga : ¼çmyètB AÌRé& Ï%©!$# uqZ9$# #qãèt7¨?$#ur Mengikuti cahaya yang diturunkan kepada Nabi berupa Al Quran.
Al-Quran bukan saja untuk di baca tapi untuk direnungkan, difahami
dan untuk diamalkan, sebagaiaman firman Allah;
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي
هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى . وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ
مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Maka jika datang kepadamu petunjuk
dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan
ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (Q.S
Thaha: 123, 124).
Dalam
menjelaskan ayat ini, Abdullah bin Abbas
berkata, “Allah menjamin kepada siapa saja yang membaca Alquran dan mengikuti
apa-apa yang ada di dalamnya, bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak
akan celaka di akhirat. Nabi Muhammad SAW bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ
تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku
telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang
kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. ( H.R.al-Hakim)
Berdasarkan
firman Allah dan hadits bahwa kewajiban umat kepada Nabi adalah menjadikan
Al-qu’an sebagai pedoman hidup, mengikuti pentunjuk-petunjuk yang ada
didalamnya, lalu kemudian mendakwahkan kepada seluruh umat agar lebih banyak lagi
manusia yang mendapatkan cahaya terang dari al-Qur’an.
Abu Hurairah berkata: “Segolongan sahabat Rasulullah menulis Taurat
kemudian hal itu diutarakan kepada Rasulullah maka beliau bersabda:
إِنَّ أَحْمَقَ الْحُمْقِ وَأَضَلَّ
الضَّلاَلَةِ قَوْمٌ رَغِبُوْا عَمَّا جَاءَ بِهِ نَبِيُّهُمْ إِلَيْهِمْ إِلَى
نَبِيِّ غَيْرِ نَبِيِّهِمْ وَإِلَى أُمَّةٍ غَيْرِ أُمَّتِهِمْ
“Sebodoh-bodohnya orang dan paling sesatnya kaum adalah mereka
yang menolak apa yang dibawakan nabi mereka dan mengambil dari nabi terdahulu
dan begitu pula umat –yang mengambil tradisi– selain umat mereka sendiri.”
Kemudian
Allah menurunkan ayat: “Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami
telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) sedang dia dibacakan kepada
mereka? Sesungguhnya dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Ankabut: 51).
Kesimpulan : Sekarang Nabi
SAW sudah wafat, Lakukanlah tiga hal;
muliakanlah Nabi dengan mencintainya, mencintai keluarga dan sahabatnya,
tolonglah agamanya dengan mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajarannya, serta
jadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup, insyaaallah selamat dunia akhirat.