KHUTBAH JUMAT KE 5
( MENGAKHIRI RAMADHAN )
Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ
السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ
الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ .أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا
بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ
وَفِي أَمْوَالِهِمْ
حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Waktu seperti begitu
cepat berlalu. Kita kini telah berada di penghujung Ramadhan. Shalat Jum'at
kita kali ini adalah shalat Jum'at terakhir di bulan Ramadhan 1441 H.
Kalau kita
perhatikan masyarakat di sekeliling kita, sebagian mereka bahkan telah disibukkan
dengan hiruk pikuk Idul Fitri. Walaupun masih dihantui dengan rasa ketakutan
terhadap virus Corona, Tapi Luapan kegembiraan sudah terasa. Pasar dan
Mall-mall menjadi ramai. Banyak rumah berganti cat. Baju baru dan makanan enak
juga telah siap.. Jika demikian gembiranya masyarakat kita di penghujung akhir
Ramadhan, tidak demikian dengan para sahabat dan guru-guru kita dahulu. Semakin
dekat dengan akhir Ramadhan, kesedihan justru menggelayuti mereka. Mengapa
demikian?
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kita bisa menangkap
alasan kesedihan itu dalam beberapa sebab. Pertama, Dengan perginya
bulan suci itu, pergi pula berbagai keutamaannya. Bukankah Ramadhan bulan yang
paling berkah, yang pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Bukankah
hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Maka kemudian ibadah terasa ringan
dan kaum muslimin berada dalam puncak kebaikan?
Semua keutamaan itu
takkan bisa ditemui lagi ketika Ramadhan pergi. Padahal tiada yang dapat
menjamin apakah seseorang masih hidup pada Ramadhan yang akan datang. Maka
pantaslah jika para sahabat dan orang-orang shalih bersedih, bahkan menangis
mendapati Ramadhan akan pergi.
Kedua, apakah ada jaminan seseorang sudah di
ampunan Allah dosanya dengan amalan yang sudah ia lakukan. Sementara jika ia
tidak dapat ampunan, ia celaka. Mereka takut sekiranya menjadi orang yang
celaka karena tidak mendapatkan ampunan, padahal Ramadhan akan segera pergi.
Maka mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya bermunajat
agar amal-amalnya diterima.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Sekarang masih ada
waktu bagi kita untuk menyempurnakan amaliyah Ramadhan kita sebelum Ramadhan
pergi.
Pertama, segeralah hatamkan tadarrus al quran
semampu kita sebab Ramadhan ini lah moment yang tepat meraih syafaat alqur’an,
sabda Nabi;
ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ
ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
“Amalan
puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari
kiamat
Kedua, kita lebih bersungguh-sungguh
memanfaatkan Ramadhan yang tersisa sedikit ini. Mungkin kita tak bisa
beri'tikaf di masjid karena Corona. Namun jangan sampai kita kehilangan
malam-malam terakhir Ramadhan tanpa qiyamullail tanpa beri'tikaf di masjid.
Apalagi, dari semua hadits yang ada, hanya malam ke-27 yang disebutkan secara
khusus sebagai malam lailatul qadar.
Ketiga, tunaikanlah zakat fitrah sebelum
Ramadhan berakhir.Nabi Bersabda;
فَرَضَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً
لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، فَمَنْ
أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ
الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
Dari Ibnu
Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan
orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai
makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat
(Idul Fitri), berarti ini merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang
menunaikannya setelah shalat (idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah
biasa”. (HR. Abu Daud)
Dari Anas bin Malik Nabi
bersabda:,
لَا يَزَالُ صِيَامُ الْعَبْدِ مُعَلَّقًا بَيْنَ
السَّمَاءِ وَالأَرْضِ حَتَّى يُؤَدِّيَ زَكَاةَ فِطْرِهِ
Puasa hamba akan selalu
terkatung-katung di antara langit dan bumi, sampai zakat fitrahnya ditunaikan.
Fungsi dan peranan zakat fitrah yang amat
mendasar adalah karena puasa Ramadhan tidak
akan sampai kepada Allah, kecuali bila kita
sudah membayar zakat fitrah. Dengan kata
lain syarat makbulnya puasa kita ialah membayar zakat fitrah.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kita mungkin tidak
bisa bersedih dan menangis sehebat para sahabat, namun selayaknya kita pun
takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 26 hari ini diterima,
begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun
berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan meningkatkan amal ibadah
serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada-Nya. AKHIRNYA SELAMAT MENYAMBUT HARI
RAYA IDUL FITRI 1441 H.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ: فَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ