Senin, 31 Juli 2017

Judul : Membina Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah
Oleh : Ust.Ridwan Jalil

DEWAN HAKIM YANG ARIF LAGI BIJAK SANA

Setiap insan yang hidup pasti menginginkan dan mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan atau bisa dikatakan kehidupan yang sakinah, karena memang sifat dasar manusia adalah senantiasa condong kepada hal-hal yang bisa menentramkan jiwa serta membahagiakan anggota badannya, sehingga berbagai cara dan usaha ditempuh untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.

Hadirin yang berbahagia,
sesungguhnya sebuah kehidupan yang sakinah, yang dibangun diatas rasa cinta dan kasih sayang, tentu sangat berarti dan bernilai dalam sebuah rumah tangga. Betapa tidak, bagi seorang pria atau seorang wanita yang akan membangun sebuah rumah tangga melalui tali pernikahan, pasti berharap dan bercita-cita bisa membentuk sebuah rumah tangga yang sakinah, ataupun bagi yang telah menjalani kehidupan berumah tangga senantiasa berupaya untuk meraih kehidupan yang sakinah tersebut.

Lalu  bagaimana cara membina keluarha sakinah mawaddah, warohmah..????...untuk  menjawab pertanyaan ini, izin kami menyampaikan sebuah syarahan yang berjudul;  Membina Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah.

Sebagai landasan marilah kita dengarkan kalam ilahi surah arrum ayat 21. Berikut ini;

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Hadirin yang berbahagia,

dari firman Allah surat Ar Rum ayat 21 ini, paling tidak ada Ada lima garis besar  hikmah yang bisa diambil
Pertama, Allah ciptakan pasangan hidup dari golongannya / jenisnya sendiri. Yang dimaksud pasangan dari golongan sendiri adalah Allah ciptakan Ibu Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam di sebelah kiri yang paling pendek. Oleh karena itu sudah menjadi sunatullah bahwa pasangan hidup manusia harusnya laki-laki dan wanita dari golongan manusia, bukan dengan hewan atau dengan golongan jin. Agar tercipta manfaat atau kemaslahatan yang besar pada diri manusia.

Kedua, Agar merasa tenteram  (litaskunu ilaiha ) dalam bahtera rumah tangga. 
Kata Sakinah dalam ayat ini adalah perasaan nyaman, damai, hening, cenderung,  tentram atau tenang kepada yang dicintainya.

Ketiga, agar tercipta  mawaddah [ Kebersamaan ]
Secara bahasa mawaddah adalah cinta kasih, persahabatan, keinginan untuk bersama.

Keempat , agar tercipta rahmah [kasih sayang ]
Rahmah adalah kasih sayang dan kelembutan, timbul terutama karena ada ikatan. Seperti cinta antar orang yang bertalian darah, cinta orang tua terhadap anaknya, atau sebaliknya.

Kelima, agar kita berfikir [tafakkur]
Seruan terhadap kehidupan berpasang-pasangan ini sebenarnya mengandung ajakan dari al l Khaliq untuk berfikir akan kebesaranNya . Sehingga titik tekan bahasan bukan sekedar tujuan pernikahan dalam rangka  melangsungkan keturunan dan terciptanya keluarga sakinah mawaddah dan rahmah saja,  tetapi agar lebih dari itu,  agar manusia bisa mensyukuri  nikmat Allah dan mengagungkan kebesaran Nya.  Lebih dari itu hendaknya pasangan suami-istri memahami bagaimana adab suami-istri dalam Islam , sehingga cita-cita keluarga sakinah mawaddah wa rahmah akan tetap terja.

Hadirin yg berbahagia


Sesungguhnya hakekat Keluarga Sakinah Mawaddah Warohmah.adalah terletak pada realisasi/penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridho Allah subhanahu wata’ala. Karena memang hakekat ketenangan jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama dan datang dari sisi Allah swt,

Hadirin yg berbahagia
Salah satu di antara kebahagiaan yang tidak bisa dinilai dengan materi ialah kebahagiaan hidup dalam keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sehingga ada ungkapan seorang penasehat perkawinan : "Andaikan di dunia ada surga, surga itu ialah perkawinan yang bahagia. Andaikan di dunia ada neraka, neraka itu adalah perkawinan yang gagal".

karena begitu pentingnya  membina keluarga sakina mawaddah warahmah, maka bagaimana cara dan apa kiat-kiatnya; untuk itu dengarkanlah suarah al fath ayat 4 berikut ini;

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا 

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1394] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana,


Dalam ayat ini ada tiga poin penting ;
1.    Allah akan menurunkan ketenangan kedalam hati mereka
2.    Allah akan meneguhkan iman dan keyakinan mereka
3.    Allah yang memiliki tentara langit dan bumi, maha mengetahui dan maha bijaksana terhadap hamba hambaNya.

Artinya; bahwa Untuk menjadi keluarga sakinah mawaddah, warahmah, maka kita harus melandasinya dengan agama yang kokoh, sebab berdasar ayat tadi bahwa ketengan cinta kasih itu adalah milik Allah,,maka kita harus minta pertolongan Allah, oleh karena itu,  Ada beberapa kiat atau cara membina keluarga  sakinah mawadah warahmah diantaranya :
1         Rumah Tangga Dibangun Dan Didirikan Berlandaskan Al-Qur'an Dan Sunnah Nabi. Asas serta niat awal ketika merintis sebuah keluarga dalam bentuk pernikahan yang syah baik dalam agama maupun sah di dalam aturan negara dalam rangka pembentukan sebuah keluarga sakinah ialah rumah tangga yang dibina atas landasan taqwa, berpandukan Al-Quran dan Sunnah dan bukannya atas dasar cinta semata-mata.
2         Membentuk Rumah Tangga Untuk Menciptakan Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah). Dua hal ini merupakan pilar penting yang diperlukan karena sifat kasih sayang yang wujud dalam sebuah rumah tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat yang bahagia, saling menghormati, saling mempercayai dan saling tolong-menolong dalam kebaikan. Tanpa kasih sayang, sebuah perkawinan akan hancur, kebahagiaan hanya akan menjadi impian semua saja. Dan ini adalah termasuk ciri kriteria keluarga bahagia sakinah mawaddah.
3         Bersyukur Telah Dikaruniai Pasangan Hidup .. Karena tidak sedikit manusia yang sampai akhir hayatnya tidak mempunyai pasangan hidup. 
4         Memilih Kriteria Suami atau Istri Yang Tepat.. Diantara kriteria tersebut misalnya beragama islam dan shaleh maupun shalehah, berasal dari keturunan dan keluarga yang kita percayai yang baik-baik.
Mempunyai akhlak mulia, sopan santun dan bertutur kata yang baik. Ini juga yang harus dilakukan dalam rangka untuk sebagai cara menciptakan keluarga sakinah mawaddah warahmah pertama kalinya.
5         Menjalankan Kewajiban dan Hak Sebagai Suami Dan Istri Dengan Baik Dalam Islam telah banyak diajarkan bagaimana hak seorang istri, kewajiban seorang istri. Apa saja yang menjadi bagian dari sebuah kewajiban seorang suami, apa hak-hak suami dalam rumah tangga. 


Bila lima hal ini dapat terlaksana insyaallah akan terbina  keluarga sakinah.

PANTUN;

Burung merpati burung dara,
Bermain tinggi di batu permata.
Hidup rukun sejahtera,
Bila sama-sama saling mencinta

HADIRIN YG BERBAHAGIA.
Dari paparan tadi dpatlah diambil kesimpulan

1     keluarga sakinah, mawaddah, warahmah adalah ; keluarga yang selalu diberikan kedamaian hati, dilapisi dengan kasih sayang, dan mendapat rahmat dari Allah SWT.
2     Untuk membina keluarga sakina mawaddah, warahmah adalah dengan cara  Dibangun Dan Didirikan Berlandaskan petunjuk dari  Al-Qur'an Dan Sunnah.



wassalam

Kamis, 06 Juli 2017

KHUTBAH JUM’AT DAN MATERI CERAMAH HALAL BI HALAL Oleh ; Muhammad Ridwan Jalil, Sag, M.Pd.I

KHUTBAH JUM’AT DAN MATERI CERAMAH HALAL BI HALAL
Oleh ; DR.Muhammad Ridwan Jalil, S.Ag, M.Pd.I

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ
 فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. 

Jamaah jumat yg berbahagia
Ramadhan sudah berlalu, kini masing-masing kaum muslimin muslimat, dituntut untuk mengaplikasikan setiap amalan yang sudah ia latih dalam momentum ramadhan yang barusan berlalu, Ibadah puasa ditruskan dengan Puasa sunnah Syawal, senin kamis, dan puasa Nabi Daud. Sholat Taraweh diteruskan dengan sholat tahajjud. Tadarus Al-Quran diteruskan tilawah qur’an setiap saat. Memberi buka puasa diteruskan dengan sedekah setiap hari. Sabar dalam puasa diteruskan dengan selalu menjaga emosional  setiap hari, intinya mari kita hidupkan amalan-amalan Ramadhan di sebelas bulan kedepan, agar TC Ramadhan yang sudah kita ikuti selama sebulan kemaren tidak sia-sia.
Memang Ramadhan berlalu, orang mu’min itu ada yang untung ada yang rugi karena tidak mendapat apa-apa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Buya hamka dalam buku Tasawuf Moderen;
“Pada suatu masa, Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak berangkat menaklukkan suatu daerah. Pagi hari sebelum berangkat, Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya:"Dalam perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sungai. Ambillah apa pun yang terinjak yang ada di sungai itu. "Ketika malam tiba dan pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi sungai, ada 3 golongan prajurit. Golongan  yang pertama tidak mengambil apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu hanya batu. Golongan yang kedua mengambil alakadarnya yang terinjak di sungai, sekedar mengikuti perintah raja. Yang ketiga mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga tasnya penuh dan kepayahan meneruskan perjalanan karena penuhnya bawaan.
Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba pagi hari, Iskandar Zulkarnain bertanya kepada pasukannya, apa yang kalian dapatkan semalam? Ketika para prajurit memeriksa tasnya, ternyata isinya intan berlian. Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesalinya. Prajurit yang mengambil ala kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan. Prajurit yang sungguh-sungguh mengambil merasa sangat bahagia.

Kaum Muslimin yg  berbahagia
Kita sadari bahwa Ramadhan yang baru berlalu di dalamnya banyak sekali keberkahan. Dan kita memiliki 3 pilihan. 
Pertama; Melewati Ramadhan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun.(ini amat rugi) kedua; melewati Ramadhan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya.(ini orang setengah rugi) ketiga; Atau melewati Ramadhan dengan bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya,(nah..inilah orang yang beruntung)  Nabi bersabda;

:
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
"Amat merugi/hina seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi sebelum diampuni dosanya." (HR. al-Tirmidzi)

Kaum Muslimin yg berbahagia.
Sekarang kita masih dalam suasana Halal Bi halal, dimana-mana kaum muslimin muslimat melaksanakan acara halal bihalal. Dan acara Halal bihalal ini selalu dilatar belakangi keinginan untuk membersikan dari kesalah dan dosa kepada sesama. Kerena dosa kepada Allah sudah Allah ampuni melalui rangkain Ibadah Puasa yang sudah dilaksnakan selama sebulan; ini kita yakini berdasarkan Hadits Nabi;, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah SWT telah mewajibkan ibadah puasa Ramadhan, dan disunahkan untuk melakukan salat sunah, maka barang siapa mengerjakannya karena iman dan melakukan intropeksi, makan dia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan’. Artinya dosa kita kepada allah sudah kita lebur dengan Ramadhan, Namun dosa kekapada sesama belum selesai.
Kekhilafan di antara sesama kita hanya akan terbebas setelah dapat saling memaafkan di antara kita. Inilah otoritas Allah yang diberikan kepada manusia. Allah sendiri tidak akan memaafkan seseorang atas kesalahan yang pernah diperbuatnya dengan sesama manusia, sebelum di antara mereka sendiri dapat saling memaafkan, sebagaimana hadits Nabi “Barangsiapa yang mempunyai kezhaliman kepada saudaranya mengenai hartanya atau kehormatannya, maka diminta dihalalkanlah kepadanya dari dosanya itu sebelum datang hari di mana nanti tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), di mana akan diambil dari pahala amal kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada lagi amal kebaikannya, maka akan diambil dari dosa orang yang teraniaya itu, lalu dipikulkan kepada orang yang menganiaya itu” (HR. Bukhari). Namun demikian, sangat mulia jika kita menjadi manusia pemaaf. Sebagaimana Firman Allah;
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗأَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗوَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم

 ”Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada, tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?, Jika kamu memaafkan, melapangkan dada serta melindungi, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nur:22).

Kaum Muslimin yg berbahagia.
Meminta dan memberi maaf tidaklah dikuhususkan pada hari Raya Idul fitri saja, sebenarnya kapan saja kita boleh memberi dan meminta maaf, terutama setelah melakukan kesalahan, segera meminta maaf itu lebih baik., Namun dihari baik bulan baik, saat orang sedang  bergebira merayakan hari raya Idul fitri, tentu orang akan dengan mudah memaafkan, karena nuansa lebaran membuat hati seseorang terbuka lebar untuk memaafkan kekasalahan orang lain. Dan juga dorongan ingin benar-benar kembali kepada kesucian, maka orang tidak ingin lagi ada yang merusak kesucian dirinya dari noda dan dosa, baik dosa habluminallah maupun dosa habluminanas.

Lalu kepada siapa lebih dulu kita minta maaf?.... Setidaknya ada tiga golongan. Melalui sebuah hadits: “Suatu hari, selesai melaksakan shalat Idul fitri. Para sahabat mendengar Rasul mengucapkan Aamiin sampai tiga kali. Aamiin,,,Aamiin,,,Aamiin. Sahabat heran, koq Rasul tak ada yang berdoa,kok Aamiin sampai tiga kali. Lalu mereka bertanya,” Ya Rasul, ada apa? Kok Aamiin sampai tiga kali, kenapa?” Kalian tak tahu? tidak ya Rasul! Barusan selesai shalat, turun malaikat Jibril kepada saya. Lalu beliau bilang,” Ya Muhammad, saya mau berdoa kepada Allah, mau kau meng-Aamiinkan?” silahkan Jibril. Berdoalah malaikat Jibril;
Yang  pertama doa Malaikat Jibril. “Ya Allah, pada hari ini 1 Syawal (ketika itu), saya bermohon kepadamu. Jangan engkau terima puasa dan ibadahnya, anak yang durhaka kepada Ibu-Bapaknya”. Rasulullah mengucapkan,”Aamiin”.
Yang kedua doa Malaikat Jibril. “Ya Allah, pada hari ini 1 Syawal (ketika itu), saya bermohon kepadamu. Jangan engkau terima puasa dan ibadahnya isteri yang durhaka kepada suaminya”. Aamiin...kata Rasul.
            Yang ketiga doa Malaikat Jibril. “Ya Allah, hari ini 1 Syawal saya mohon kepadamu. Jangan engkau terima puasa dan ibadahnya Muslim yang tidak mau memaafkan sesama saudaranya Muslim”. Rasulullah mengucapkan “Aamiin”.

Kaum Muslimin yg berbahagia.
Karna kesibukan kita kesana keari bersilaturrahim, dan karena keterbatasan waktu dan fisik kita sehingga tidak semua keluarga ,  tetangga dan kolega dapat kita kunjungi untuk kita bersalaman, untuk itu acara halal bi halal adalah  solusi bagi kita untuk kita meminta dan memberi maaf, memperbaiki hubungan yang sudah membeku agar bisa mencair kembali seperti sedia kala. Untuk itu marilah kita manfaatkan moment Halal bi halal ini dengan sebaik-baiknya agar kita benar-benar kembali kepada fitrah(kesucian) kita. Amin.

Dari uraian yang saya sampaikan ini, mari kita masuk kepada kesimpulan.

Pertama, dalam nuansa ‘Idul Fitri dan halal bi halal kita hari ini. Mari kita tumbuhkan semangat saling menghargai, saling mencintai, keutuhan dan kedamaian. Mintalah ridho kepada Ibu-Bapak, suami kepada Isteri, isteri kepada suami dan memaafkan sesama saudara kita muslim. Agar kita benar-benar kembali kepada fitrah.

Yang kedua, kita mohon kepada Allah agar kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan yang akan datang, Karena tak ada jaminan kita akan bertemu Ramadhan lagi. Kita mohon kepada Allah agar diberikan umur yang panjang dalam taat kepada Allah. Bukan panjang umur dalam dosa. Kalau panjang umur Cuma ngumpulkan dosa, itu malah lebih merupakan azab, ketimbang nikmat.

Yang ketiga, Ramadhan adalah bulan latihan. Namun bukan hanya sekedar latihan tapi juga praktek sekaligus. Dengan pertimbangan; Petinju masuk latihan, keluar latihan tinjunya makin hebat. PSSI masuk latihan, keluar latihan bawa gaya bolanya makin hebat. Penyanyi masuk latihan, keluar latihan nyanyinya makin bagus. Sebaliknya kalau latihan tiap hari, main kalah terus, orang kan mikir,” Buat apa latihan, main kalah terus?”  Ini sebulan penuh ni kita latihan, supaya keluar Ramadhan, kita menang di sebelas bulan yang akan datang.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...