Oleh ; DR.Muhammad Ridwan Jalil, S.Ag, M.Pd.I
الْحَمْدُ
لِلَّهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ
الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
أَشْهَدُ اَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ
اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Jamaah
jumat yg berbahagia
Ramadhan sudah berlalu, kini masing-masing kaum muslimin muslimat,
dituntut untuk mengaplikasikan setiap amalan yang sudah ia latih dalam momentum
ramadhan yang barusan berlalu, Ibadah puasa ditruskan dengan Puasa sunnah
Syawal, senin kamis, dan puasa Nabi Daud. Sholat Taraweh diteruskan dengan sholat
tahajjud. Tadarus Al-Quran diteruskan tilawah qur’an setiap saat. Memberi buka
puasa diteruskan dengan sedekah setiap hari. Sabar dalam puasa diteruskan
dengan selalu menjaga emosional setiap
hari, intinya mari kita hidupkan amalan-amalan Ramadhan di sebelas bulan
kedepan, agar TC Ramadhan yang sudah kita ikuti selama sebulan kemaren tidak
sia-sia.
Memang Ramadhan berlalu, orang mu’min itu ada yang untung ada yang
rugi karena tidak mendapat apa-apa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Buya
hamka dalam buku Tasawuf Moderen;
“Pada suatu masa, Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya
hendak berangkat menaklukkan suatu daerah. Pagi hari sebelum berangkat,
Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya:"Dalam perjalanan, nanti
malam kita akan melintasi sungai. Ambillah apa pun yang terinjak yang ada di
sungai itu. "Ketika malam tiba dan pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi
sungai, ada 3 golongan prajurit. Golongan yang pertama tidak mengambil
apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu hanya batu. Golongan yang
kedua mengambil alakadarnya yang terinjak di sungai, sekedar mengikuti perintah
raja. Yang ketiga mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga
tasnya penuh dan kepayahan meneruskan perjalanan karena penuhnya bawaan.
Setelah melanjutkan perjalanan dan
tiba pagi hari, Iskandar Zulkarnain bertanya kepada pasukannya, apa yang kalian
dapatkan semalam? Ketika para prajurit memeriksa tasnya, ternyata isinya intan
berlian. Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesalinya. Prajurit
yang mengambil ala kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan. Prajurit
yang sungguh-sungguh mengambil merasa sangat bahagia.
Kaum Muslimin yg berbahagia
Kita sadari bahwa Ramadhan
yang baru berlalu di dalamnya banyak sekali keberkahan. Dan kita memiliki 3
pilihan.
Pertama; Melewati Ramadhan tanpa
mengambil keberkahannya sedikit pun.(ini amat rugi) kedua; melewati Ramadhan dengan
mengambil keberkahan ala kadarnya.(ini orang setengah rugi) ketiga; Atau
melewati Ramadhan dengan
bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya,(nah..inilah orang yang beruntung) Nabi bersabda;
:
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ
قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
"Amat
merugi/hina seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi
sebelum diampuni dosanya." (HR. al-Tirmidzi)
Kaum Muslimin yg berbahagia.
Sekarang kita masih dalam suasana Halal Bi halal, dimana-mana kaum
muslimin muslimat melaksanakan acara halal bihalal. Dan acara Halal bihalal ini
selalu dilatar belakangi keinginan untuk membersikan dari kesalah dan dosa
kepada sesama. Kerena dosa kepada Allah sudah Allah ampuni melalui rangkain
Ibadah Puasa yang sudah dilaksnakan selama sebulan; ini kita yakini berdasarkan
Hadits Nabi;, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah SWT telah mewajibkan ibadah
puasa Ramadhan, dan disunahkan untuk melakukan salat sunah, maka barang siapa
mengerjakannya karena iman dan melakukan intropeksi, makan dia keluar dari dosa
dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan’. Artinya dosa kita kepada allah
sudah kita lebur dengan Ramadhan, Namun dosa kekapada sesama belum selesai.
Kekhilafan di antara sesama kita hanya akan terbebas setelah dapat
saling memaafkan di antara kita. Inilah otoritas Allah yang diberikan kepada
manusia. Allah sendiri tidak akan memaafkan seseorang atas kesalahan yang
pernah diperbuatnya dengan sesama manusia, sebelum di antara mereka sendiri
dapat saling memaafkan, sebagaimana hadits Nabi “Barangsiapa yang mempunyai
kezhaliman kepada saudaranya mengenai hartanya atau kehormatannya, maka diminta
dihalalkanlah kepadanya dari dosanya itu sebelum datang hari di mana nanti
tidak ada dinar dan dirham (hari kiamat), di mana akan diambil dari pahala amal
kebaikannya untuk membayarnya. Kalau sudah tak ada lagi amal kebaikannya, maka
akan diambil dari dosa orang yang teraniaya itu, lalu dipikulkan kepada orang
yang menganiaya itu” (HR. Bukhari). Namun demikian, sangat mulia jika kita
menjadi manusia pemaaf. Sebagaimana Firman Allah;
وَلْيَعْفُوا
وَلْيَصْفَحُوا ۗأَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗوَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيم
”Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan
dada, tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?, Jika kamu memaafkan,
melapangkan dada serta melindungi, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang” (QS. An-Nur:22).
Kaum Muslimin yg berbahagia.
Meminta dan memberi maaf tidaklah dikuhususkan pada hari Raya Idul
fitri saja, sebenarnya kapan saja kita boleh memberi dan meminta maaf, terutama
setelah melakukan kesalahan, segera meminta maaf itu lebih baik., Namun dihari
baik bulan baik, saat orang sedang
bergebira merayakan hari raya Idul fitri, tentu orang akan dengan mudah
memaafkan, karena nuansa lebaran membuat hati seseorang terbuka lebar untuk
memaafkan kekasalahan orang lain. Dan juga dorongan ingin benar-benar kembali
kepada kesucian, maka orang tidak ingin lagi ada yang merusak kesucian dirinya
dari noda dan dosa, baik dosa habluminallah maupun dosa habluminanas.
Lalu kepada siapa lebih dulu kita minta maaf?.... Setidaknya ada
tiga golongan. Melalui sebuah hadits: “Suatu hari, selesai melaksakan
shalat Idul fitri. Para sahabat mendengar Rasul mengucapkan Aamiin sampai tiga
kali. Aamiin,,,Aamiin,,,Aamiin. Sahabat heran, koq Rasul tak ada yang berdoa,kok
Aamiin sampai tiga kali. Lalu mereka bertanya,” Ya Rasul, ada apa? Kok Aamiin
sampai tiga kali, kenapa?” Kalian tak tahu? tidak ya Rasul! Barusan selesai
shalat, turun malaikat Jibril kepada saya. Lalu beliau bilang,” Ya Muhammad,
saya mau berdoa kepada Allah, mau kau meng-Aamiinkan?” silahkan Jibril.
Berdoalah malaikat Jibril;
Yang pertama doa
Malaikat Jibril. “Ya Allah, pada hari ini 1 Syawal (ketika itu), saya
bermohon kepadamu. Jangan engkau terima puasa dan ibadahnya, anak yang durhaka
kepada Ibu-Bapaknya”. Rasulullah mengucapkan,”Aamiin”.
Yang kedua doa Malaikat Jibril. “Ya Allah, pada hari
ini 1 Syawal (ketika itu), saya bermohon kepadamu. Jangan engkau terima puasa dan
ibadahnya isteri yang durhaka kepada suaminya”. Aamiin...kata Rasul.
Yang
ketiga doa Malaikat Jibril. “Ya Allah, hari ini 1 Syawal saya mohon
kepadamu. Jangan engkau terima puasa dan ibadahnya Muslim yang tidak mau
memaafkan sesama saudaranya Muslim”. Rasulullah mengucapkan “Aamiin”.
Kaum Muslimin yg berbahagia.
Karna
kesibukan kita kesana keari bersilaturrahim, dan karena keterbatasan waktu dan
fisik kita sehingga tidak semua keluarga ,
tetangga dan kolega dapat kita kunjungi untuk kita bersalaman, untuk itu
acara halal bi halal adalah solusi bagi
kita untuk kita meminta dan memberi maaf, memperbaiki hubungan yang sudah
membeku agar bisa mencair kembali seperti sedia kala. Untuk itu marilah kita
manfaatkan moment Halal bi halal ini dengan sebaik-baiknya agar kita
benar-benar kembali kepada fitrah(kesucian) kita. Amin.
Dari
uraian yang saya sampaikan ini, mari kita masuk kepada kesimpulan.
Pertama, dalam
nuansa ‘Idul Fitri dan halal bi halal kita hari ini. Mari kita tumbuhkan
semangat saling menghargai, saling mencintai, keutuhan dan kedamaian. Mintalah
ridho kepada Ibu-Bapak, suami kepada Isteri, isteri kepada suami dan memaafkan
sesama saudara kita muslim. Agar kita benar-benar kembali kepada fitrah.
Yang
kedua, kita mohon kepada Allah agar kita dipertemukan lagi dengan
Ramadhan yang akan datang, Karena tak ada jaminan kita akan bertemu Ramadhan
lagi. Kita mohon kepada Allah agar diberikan umur yang panjang dalam taat
kepada Allah. Bukan panjang umur dalam dosa. Kalau panjang umur Cuma ngumpulkan
dosa, itu malah lebih merupakan azab, ketimbang nikmat.
Yang
ketiga, Ramadhan adalah bulan latihan. Namun bukan hanya sekedar
latihan tapi juga praktek sekaligus. Dengan pertimbangan; Petinju masuk
latihan, keluar latihan tinjunya makin hebat. PSSI masuk latihan, keluar
latihan bawa gaya bolanya makin hebat. Penyanyi masuk latihan, keluar latihan
nyanyinya makin bagus. Sebaliknya kalau latihan tiap hari, main kalah terus,
orang kan mikir,” Buat apa latihan, main kalah terus?” Ini sebulan penuh
ni kita latihan, supaya keluar Ramadhan, kita menang di sebelas bulan yang akan
datang.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَ
نَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Alhamdullilah sip
BalasHapus