Selasa, 30 Januari 2018

KHUTBAH SHOLAT GERHANA

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا اْلإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعاَلَى فِي اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ: وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ، لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Jamaah Jumat rahimakumullah

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah telah mengeluarkan pengumuman prediksi bahwa pada Rabu, 31 Januari 2018, akan terjadi gerhana bulan total. Besar kemungkinannya gerhana ini akan dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia. Hal yang menarik dari peristiwa ini adalah bahwa pada saat gerhana terjadi posisi bulan berada pada jarak terdekat dengan bumi, yakni sekitar 360.000 kilometer. Hal ini akan membuat bulan tampak lebih besar dan lebih terang di langit malam. Para pakar astronomi menyebutnya sebagai supermoon

Jamaah Jumat rahimakumullah

Di negeri Cina, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi karena seekor naga langit membanjiri sungai dengan darah lalu menelannya. Itu sebabnya orang Cina menyebut gerhana sebagai “chih” yang artinya “memakan”. Di Jepang, dahulu orang percaya bahwa gerhana terjadi karena ada racun yang disebarkan ke bumi. Untuk menghindari air di bumi terkontaminasi oleh racun tersebut, maka orang-orang menutupi sumur-sumur mereka. 

Di Indonesia, khususnya Jawa, dahulu orang-orang menganggap bahwa gerhana bulan terjadi karena Batara Kala alias raksasa jahat, memakan bulan. Mereka kemudian beramai-ramai memukul kentongan pada saat gerhana untuk menakut-nakuti dan mengusir Batara Kala. Bagi orang-orang Quraisy di Arab, gerhana bulan dikaitkan dengan kejadian-kejadian tertentu, seperti adanya kematian atau kelahiran seseorang. Kepercayaan ini dipegang secara turun temurun sehingga menjadi keyakinan umum masyarakat di zaman itu. 

Di zaman Rasulullah SAW pun, ketika terjadi gerhana matahari yang bersamaan dengan meninggalnya putra Rasul SAW yang bernama Ibrahim, sebagian orang masih menganggap terjadinya gerhana itu karena kematian putra beliau.

Semua kepercayaan itu tak lain adalah mitos atau takhayul yang karena pengetahuan masyarakat tentang alam, khusunya bumi, matahari dan rembulan belum cukup memadai. Sebagian dari mereka bahkan masih memgang kepercayaan yang disebut animisme dan dinamisme. Lalu bagaimanakah Islam memandang fenomena gerhana ini? 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Kepercayaan-kepercayaan seperti itu diluruskan oleh Rasulullah SAW. Dalam Islam, gerhana bulan atau matahari adalah bentuk keagungan Allah sebagai Maha Pencipta sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam sebuah hadits diriwayatkan Bukhari: 

اِنَّ الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka lakukanlah shalat gerhana.” (Shahih Bukhari, 1042).

Dalam hadits tersebut ditegaskan bahwa tidak ada kaitan antara gerhana dengan meninggal atau lahirnya seseorang, baik seseorang itu dari kalangan orang-orang biasa maupun orang-orang terhormat. Tetapi sesungguhnya gerhana adalah tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah sebagai pencipta langit dan bumi serta seluruh alam berserta seluruh isinya. Gerhana tidak hanya merupakan tanda-tanda keberadaan Allah, tetapi juga sekaligus tanda-tanda kekuasaan-Nya. Adanya keteraturan alam raya ini berarti adanya yang mengatur keteraturan itu. Yang Maha Mengatur itulah Tuhan, Allah SWT. 

Sungguhpun demikian, meski alam ini memiliki keteraturan, seperti setiap bulan purnama rembulan dapat dilihat secara utuh dengan sinarnya yang indah dan terang benderang dari saat tenggelamnya matahari hingga terbit kembali, selama malam itu di alam terbuka tidak terjadi kegelapan yang berarti meskipun tidak diterangi dengan alat-alat penerang. Di malam itu cahaya bulan purnama cukup terang. Tetapi pada saat-saat tertentu di malam bulan purnama bulan tidak tampak sama sekali selama beberapa waktu karena cahaya matahari terhalang bumi hingga mengakibatkan kegelapan di bulan. Inilah yang disebut gerhana bulan. 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Gerhana merupakan kejadian luar biasa yang menyimpang dari keteraturan-keteraturan yang diatur sendiri oleh Allah. Allah yang mengatur, Allah pula yang mengatur kejadian luar biasa yang menyimpang dari keteraturan-keteraturan yang ditetapkan-Nya. Ini artinya Allah Maha Berkuasa atas apa pun yang terjadi di alam raya ini. Allah adalah Raja Diraja yang tak satu pun makhluknya mampu melawan kehendak-Nya.

Peristiwa gerhana hendaklah menjadi pengetahuan sekaligus keyakinan bahwa bulan purnama dapat memancarkan cahaya indah dan terang namun lembut, itu terjadi karena Allah menghendaki demikian. Namun, jika Allah menghendaki lain, maka kejadiannya juga akan lain. Memang segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Jika Allah tidak mengijinkan maka sesuatu tidak akan terjadi. Hanya Allah yang bisa memberikan manfaat dan madharat.

Hal seperti itu tidak hanya terjadi pada bulan maupun matahari, tetapi juga dapat terjadi pada banyak hal lainnya. Sebagai contoh misalnya air. Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan air untuk hidup. Dengan kata lain, air adalah sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Kemanfaatan ini terjadi karena Allah mengijinkannya. Ketika Allah tidak mengijinkan, maka air akan menjadi madharat yang justru dapat mengancam bahkan merenggut jiwa manusia, yakni seperti pada saat banjir besar sebagaimana Tsunami di Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan ratusan ribu manusia. 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW di atas, bahwa ketika terjadi gerhana, kita dianjurkan melakukan shalat gerhana, maka tokoh-tokoh masyarakat, seperti kiai, ustadz dan para pengurus masjid hendaklah selalu mengikuti informasi mengenai gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari. Ketika terjadi gerhana yang sebelumnya dapat diprediksi kapan akan terjadi, maka para tokoh bersama pengurus masjid perlu mengajak masyarakat untuk melakukan shalat gerhana. Kegiatan shalat ini akan mengalihkan masyarakat dari melakukan sesuatu yang besifat takhayul untuk kemudian melakukan ibadah sebagaimana Rasulullah SAW memberikan tuntunan dan keteladanan.  

Oleh karena itu, jangan sampai selama hidup kita, sebagai orang Islam kita tidak pernah melakukan shalat gerhana. Jangan sampai ada masjid tidak pernah menyelenggarakan jamaah shalat gerhana. Menyelenggarakan shalat gerhana tidak sulit. Memang ada perbedaan sedikit terutama mengenai jumlah rukuk dan berdiri serta bacaan surah Al-Faihah beserta surah lainnya, yakni masing-masing dua kali dalam setiap rakaatnya. Laki-laki dan perempuan dianjurkan untuk berjamaah melaksanakan shalat gerhana meski shalat sendirian juga dimungkinkan. 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari: 

اِنَّ الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذٰلِكَ ؛ فَا ذْكُرُوْا اللهَ ، وَ كَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا ، وَ تَصَدَّقُوْا.

Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena terkait kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka berdzikirlah, bertakbirlah, lakukanlah shalat dan bersedekahlah.” (Shahih Bukhari, 1044).

Jadi selain shalat gerhana, kita juga dianjurkan untuk banyak berdzikir, membaca takbir dan membagikan sedekah. Dzikir dan takbir bisa dilakukan secara khusus, atau setidaknya sudah bisa termasuk di dalam shalat karena shalat juga merupakan dzikir yang di dalamnya banyak diucapkan asma Allah dan takbir. Setelah shalat dan khutbah kita laksanakan, kita bisa saling bersedekah di antara para jamaah, misalnya dengan saling berbagi makanan yang kita bawa dari rumah masing-masing. 

Jamaah Jumat rahimakumullah

Diharapkan agar para tokoh beserta pengurus masjid dapat senantiasa mengajak warga masyarakat untuk melakukan shalat gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari. Demikian juga para warga hendaknya merasa tertarik dan senang untuk melakukan ibadah yang tidak banyak kita temukan kesempatannya. Untuk itu, diperlukan kepedulian terhadap apa yang terjadi pada kedua benda angkasa tersebut. Ini berarti pula bahwa kita sebagai orang Islam harus memperhatikan kejadian-kejadian alam sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan iman dan kedekatan kita kepada Allah SWT.

‏جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Senin, 29 Januari 2018

SYARHIL QURAN . NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM

NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM


·         Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Dia lah Allah yang Maha Pengasih, Maha penyayang. Yang tak pernah pilih kasih tak pernah pilih sayang, yang nikmatnya selalu terkucur tak terbilang.  Dan karena nikmat itulah kita dapat bertatap muka beradu pandang di acara yang penuh kasih sayang. 
       Betul ?.............
·         Yang kedua sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada putra abdullah junjungan alam, seorang palawan yang tak pernah mencari lawan, seorang proklamator dan tak menjadi seorang koruptor, dan seorang prokalamsi yang tak pernah buruk hati. Siapa lagi kalau bukan, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari masa kegelapan menuju masa yang terang benderang yang diterangi oleh iman, islam dan ikhsan.

Hadirin Rahimakumullah.

            Sudah menjadi fakta pada sejarah nasional, bahwa kemerdekaan yang direbut dari tangan para penjajah mayoritasnya direbut oleh para pejuang pejuang muslim, yang dipimpin oleh para berbagai kalangan seperti, kiai, ustad, tokoh agama dan lain lain. Semua yang mereka lakukan bukan semata mata memenuhi panggilan dari ibu pertiwi untuk merdeka namun panggilan suci yang berasal dari ketauhidan dan keimanan. Semangat nasionalisme para pejuang islam membuat kita dapat merasakan indahnya kemerdekaan yang dapat kita rasakan.

            Oleh karena itu, untuk membahas lebih lanjut tentang nasionalisme pada kesempatan kali ini izinkanlah kami menyampaikan syarahan yang terangkai dalam sebuah judul : “NASIONALISME DALAM KONSEP ISLAM” yang berlandaskan firman Allah dalam Q.S. An-Nisa ayat 59 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa : 59)

Hadirin Rahimakumullah.

Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam Tafsirnya juz 3 Halaman 72. Menjelaskan ayat ini adalah perintah kepada orang  yang yang beriman agar mematuhi Allah serta mengamalkan Al-Qur’an, dan mematuhi sunnah Rasul, serta mematuhi ulil amri yang meliputi pemerintah, para hakim, para ulama, pangilma berang yang menjadi rujukan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Jika kita lebih mendalami makna tesebut, maka ayat ini adalah landasan bagi orang yang beriman untuk hidup berbangsa dan bernegara. Namun hadirin kita harus hidup berbangsa dan bernegara harus sesuai syariat islam, bukan sesuai kehendak diri kita. Kita masyarakat yang mempunyai sifat nasionalisme mempunyai harga diri yang tinggi, kita bukan masyarakat yang seharga dengan sandal swallow. Dibayar 100 ribu langsung mau ini itu,pilih ini pilih itu, tapi setelah dibayar kita seperti di injak injak bagai sandal, jalan kesini jalan kesana demo ini demo itu dan bingung karena hidup mengapa jadi  gini  jadi begitu.

Jika sudah terjadi seperti itu, akan banyak orang yang demo ketengah jalan dan menyebabkan permusuhan, betul? Akan banyak dari kita yang awalnya saling kenal menjadi tak saling kenal, betul? Dan banyak dari kita yang awalnya bersatu dapat menjadi berseteru, betul? Kita sebagai warga nasionalisme, sudah seharusnya memahami arti ukhuwah secara umum dan itu merupakan pengamalan dari “hablum minan naas”. Oleh karena itu marilah kita sebagai warga bangsa, mari kita bangkit dan berdiri karena kita sedang terjajah walau tak tersadari. Mari kita mempererat persatuan dan kebersamaan karena kita terjajah dan akan sengsara lama kelamaan. Takbir...Takbir...Takbir... 

Hadirin Rahimakumullah
حُبُّ اْلوَطَنِ مِنَ اْلإِيْمَانِ
“Cinta tanah air adalah sebagian dari iman”
·         Hadist ini adalah hadist maudhu’ sebagaimana disebutkan dalam kitab Tahqiq Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh, hal.110, no.190]
Ø  Banyak orang yang memakai hadist maudhu’ ini untuk memompa rasa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia. Dengan keyakinan bahwa hadis ini datang dari Rasulullah, ummat islam banyak yang membela mati-matian batas-batas negerinya tanpa memperdulikan diatas aturan apa negeri tersebut dibangun.
ü  Jika negeri tersebut dibangun atas dasar islam dan berusaha menerapkan syari’at islam disetiap lininya, maka wajib bagi ummat islam untuk membelanya. Akan tetapi jika negeri tersebut dibangun bukan diatas syari’at islam, melainkan syari’at kekufuran, maka bagi seorang muslim haram membela peperangan tersebut, karena peperangan yang tidak dijalan Allah adalah dijalan toghut.

Secara tidak sadar, bangsa kita sedang terjajah, meski bukan secara fisik, tetapi secara ekonomi, intelektual budaya  bangsa, sehingga mengikis peradabaan, melemahkan keyakinan, dan memumpuk perpecahan, dengan segala propaganda yang dikeluarkan, seperti inilah nampak pada pemberitaan. Jika sudah seperti ini, apa yang harus kita lakukan? Sebagai jawabanya mari kita renungkan firman Alllah dalam Q.S. Al- Hujurat ayat 10 :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” Q.S. Al-Hujurat : 10

Hadirin Rahimakumullah
Kata Ikhwatun menurut Prof. Dr. M. Quraihs Shihab adalah persaudaraan yang terjalin diantara sesama muslim adalah persaudaraan yang berganda. Pertama, karena dasar keimanan. Kedua, karena dasar keturunan. Bedasarkan penelasan tersebut,bahwa Allah melarang islam untuk berpecah belah sesama kita. Oleh karena itu, marilah kita mebuka kesadaran, menghilangkan perbedaan, agar bangsa dan agama kita mendapatkan kemajuan dan membuat para warga kita makmur sejahtera bukan seperti sengsara bagai  sandal swallow. Dan pastinya dengan berpedoman dengan Al-Qur’an mari kita satukan hati dan jiwa untuk eratkan persaudaraan.

Hadirin Rahimakumullah

·         Dari uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa. Kita harus berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunah Nabi dalam membentuk warga yang nasionalisme yang berarti tak ada perpecahan, saling berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan, dan tidak saling bermusuh musuhan namun saling mengisi kekurangan dalam memenuhi setiap kebutuhan bangsa dan negara.
·         Dengan demikian Insyallah bangsa kita akan makmur dengan rakyat yang berbudi luhur sehingga Rahmat Allah pun akan terkucur seperti air mancur. Aamiin yaa robbal ‘Alamiin...




WASSALAM

SYAHIL QURAN USTAZ RIDWAN JALIL

KELUARGA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK BANGSA
Oleh : Ridwan Jalil

الحمد لله الذي بعث رسوله ليتمم مكارم الأخلاق. والصلاة والسلام على أرشرف الأنبياء والرسلين. وعلى آله وأصحابه أجمعين. أما بعد:

Dewan hakim yang kami hormati serta hadirin yang berbahagia
·         Segala puji bagi Allah yang telah mengutus RasuluNya untuk memperbaiki akhlak manusia.
·         Salam dan shalawat mari kita kirimkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw yang telah memberikan contoh dan teladan menuju keluarga yang sukses dunia dan bahagia di akhirat.
Hadirin yang berbahagia….
·         Sungguh menjadi sebuah ironi ketika kita tengok sejenak pada realita yang terjadi di Negara ini. Bagaimana tidak, melihat perkembangan kualitas moral yang semakin lama terlihat kian merosot dan terdegradasi. Sebut saja sebagai contoh semisal semakin maraknya tindak kejahatan, pelecehan seksual, semakin merebak dan maraknya video mesum yang pelaku-pelakunya adalah sebagin dari generasi muda harapan bangsa, serta berbagai macam tindak kriminal lainnya. Hal ini tentu berimbas terhadap memudarnya karakter bangsa. Dengan fakta yang sedemikian ini tentu memunculkan pertanyaan dalam benak kita yakni apa gerangan yang terjadi dengan generasi penerus bangsa ini?
·         Selain itu, fakta bahwa moral generasi muda yang seakan-akan terjangkiti virus dan penyakit akut sungguh sangat memprihatinkan dan memiriskan hati. Moral para pemuda terlihat semakin jauh dari nilai dan norma ketimuran. Mereka cenderung lebih suka mengikuti model pergaulan bebas tanpa mengindahkan norma-norma yang berlaku. Narkoba dan prilaku seks bebas sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan muda-mudi Indonesia saat ini.

Ø  Fakta terbaru yang berkembang belakangan ini adalah ternyata salah satu penyebab utama rusaknya moral putra-putri bangsa justru disebabkan oleh pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi, semisal semakin mudahnya akses penyebaran video-video berbau porno. Mudahnya akses teknologi saat ini yang diharapkan berdampak positif bagi kemajuan pendidikan mereka ternyata malah menjadi bumerang. Agar masalah moral ini dikemudian hari tidak lagi berlarut-larut dan menjadi problematika bangsa kita, maka harus ada upaya serius untuk penanganan kriris moral dan etika yang tengah melanda bangsa ini. Harus ada pihak-pihak yang bertanggungjawab dan mau memperhatikan permasalahan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami akan membawakan judul KELUARGA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK BANGSA. Dengan dasar firman Allah Swt dalam surah Attahrim ayat 6:   
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan

Hadirin sekalian….
Ø  Kata  قوا  adalah yang berarti jagalah  فعل الأمر من وقي artinya kata قوا  ini adalah kata kerja bentuk perintah dari Allah Swt yang berarti wajib dikerjakan. Kaidah Usul Fiqhi mengatakan: الأصل في الأمر للوجوب  artinya hukum asal suatu perintah wajib dilaksanakan. 
Ø  Maksud ayat diatas adalah, wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, jagalah diri kalian dengan mengajarkan dengan sesama kalian hal-hal yang dapat menjauhkan mereka dari api neraka. Selanjutnya kata وأهليكم “ artinya dan keluargamu” maksudnya adalah ajarilah keluargamu cara taat kepada Allah yang dengan itu mereka bisa terhindar dari api neraka.
Ø  Ayat ke enam surah Attahrim ini menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Ayat ini walaupun redaksional tertuju kepada kaum pia (ayah),tetapi itu tidak hanya bertujuan kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan lelaki (ibu dan ayah). Pembentukan karakter diawali dari masing-masing keluarga dan akan berujung kepada pembentuak karakter anak bangsa.
Hadirin sekalian yang berbahagia……..
·         Keluarga merupakan benteng utama dan pertama dalam hal pembentukan karakter dalam rangka mencetak generasi yang tangguh dalam mengemban pembangunan bangsa dimasa yang akan datang. Karena di sinilah madrasah pertama dan utama seorang anak. Mereka dididik oleh orang tuanya dan dibentuk seperti apa yang diinginkan orang tuanya. Namun yang perlu diperhatikan dalam pembentukan karakter bukan hanya proses transformasi informasi, ada hal sangat penting yaitu kecerdasan emosional dan spiritual disamping kecerdasan intelektual anak sehingga akan melahirkan golden generation. Kita salut………. jaman sekarang siswa-siswa banyak yang hebat-hebat, computer ……….. ahli! Dunia internet……….. bisa! Matematika pintar, IPA jago…..! Otaknya berlian, pemikirannya cemerlang tetapi Aklaknya mengecewakn. Anak shaleh yang didambakan tetapi karena salah mendidik maka yang muncul adalah anak salah

Ø  Maka benarlah sabda Rasululluh Saw dalam sebuah haditsnya:
ما من مولود إلا يولد على الفطرة بأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
Artinya: Tidak ada anak dilahirkan kecuali dalam keadaan suci (H R Bukhari)
·         Oleh karena itu, wahai para orang tua, wahai para guru, wahai para penanggungjawab pendidikan………..! kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang semakin memprihatinkan ini, terlebih generasi muda indonesia, haruslah benar-benar diperhatikan secara seksama. Karena semangat merekalah nantinya yang akan menjadi roda penggerak bagi bangsa ini. Apa jadinya kelak ketika Negara Indonesia yang kita cintai ini, dihuni oleh manusia-manusia yang tak berkarakter dan tak bermoral? Sungguh tidak dapat dibayangkan.

Ø  Dalam pembentukan karakter dan moral seorang anak tidaklah berkembang menjadi sedemikian rupa dengan sendirinya. Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor tertentu, yakni faktor bawaan dan faktor lingkungan. Menurut para developmental psychologist, setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan termanifestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter atau nilai-nilai kebajikan. Dalam hal ini, Confusius –seorang filsuf terkenal Cina– menyatakan bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi.
Hadirin sekalian………….
v  Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya dalam pembentukan kepribadian anak. Keluarga memiliki peranan yang sangat signifikan dalam mewujudkan kualitas moral para penerus bangsa. Betapa tidak, lingkungan keluarga dan orang tualah yang menjadi teladan sekaligus guru pertama dalam pembentukan moral anak. Pendidikan dan teladan yang diserap dari lingkungan keluarga dan orang tua sangatlah melekat dalam pribadi anak kelak. 
Ø  Pepatah arab mengatakan; التعلم في الصغر كلنقش على الحجر.” Artinya: Belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir diatas batu. Teladan dan pendidikan yang diterima semenjak kecil dilingkungan keluarga akan berbekas dalam pribadi anak kelak. Dengan demikian, apabila kita menginginkan terbentuknya kepribadian dan moral yang baik pada anak tentunya pelajaran dan teladan yang baiklah yang harus dicontohkan.

Hadirin yang berbahagai…………

Salah satu contoh keluarga yang berhasil dalam mendidik anggota keluarganya adalah Luqman Hakim, Dalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa Allah telah memberikan i’tibar melalui Luqman al-Hakim sebagai sosok seorang pendidik dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Firman Allah Swt dalam surah Luqman ayat 13:

øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ  
Artinya:
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Hadirin yang berbahagia……………………
Ø  Pada ayat 13 ada kata (   يعظه) yang terambil dari kata wa’adz ( وَعِظَ  ) yaitu nasehat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Luqman memulai nasehatnya dengan seruan menghindari syirik sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud Allah yang Esa
·         Dari ayat ini dipahami bahwa diantara kewajiban orang tua kepada anak-anaknya ialah memberi nasehat dan pelajaran, sehingga anak-anaknya itu dapat menempuh jalan yang benar, dan menjauhkan mereka dari kesesatan. Namun dalam realita, tidak sedikit anak-anak terzhoalimi tangan orang tuanya sendiri bahkan lebih bejat dari itu. Cara Sayidina Luqman menyampaikan pesan itu wajib dicontoh oleh setiap orang tua sebagai langkah awal dalam pembentukan karakter anak bangsa yang bisa melanjutkan pembangunan dimasa yang akan datang.



Sebagai kesimpulan:
1.    Pertama, Pembentukan karakter anak bangsa harus diawali dari keluarga dengan memberikan bimbingan dan pendidikan seumur hidup ( Life long learning)  من المهد إلى اللحد.
2.    Kedua, Salah satu penyebab kegagalan moral anak bangsa sekarang ini karena tidak adanya keseimbangan perhatian dari keluarga antara pendidikan intelektual dan pendidikan spiritual anak-anak. Mereka lebih banyak memperhatikan kebutuhan intektualnya dan mengabaikan kebutuhan spiritual anak.
3.    Ketiga, Kejayaan suatu bangsa adalah tergantung dari karakter yang baik anak bangsa itu. Bila karakter anak bangsa rusak maka jatuhlah bangsa itu.

Demikian yang kami dapat sampaikan, terima kasih atas segala perhatian.

Sungguh indah pintu dipahat,
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat,
Taat selalu perintah Tuhan

wassalam



MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...