KELUARGA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK BANGSA
Oleh : Ridwan Jalil
الحمد لله الذي بعث رسوله ليتمم مكارم الأخلاق. والصلاة والسلام على
أرشرف الأنبياء والرسلين. وعلى آله وأصحابه أجمعين. أما بعد:
Dewan hakim yang kami hormati serta
hadirin yang berbahagia
·
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus
RasuluNya untuk memperbaiki akhlak manusia.
·
Salam dan shalawat mari kita kirimkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad Saw yang telah memberikan contoh dan teladan
menuju keluarga yang sukses dunia dan bahagia di akhirat.
Hadirin yang berbahagia….
·
Sungguh menjadi sebuah ironi ketika kita tengok
sejenak pada realita yang terjadi di Negara ini. Bagaimana tidak, melihat
perkembangan kualitas moral yang semakin lama terlihat kian merosot dan
terdegradasi. Sebut saja sebagai contoh semisal semakin maraknya tindak
kejahatan, pelecehan seksual, semakin merebak dan maraknya video mesum yang
pelaku-pelakunya adalah sebagin dari generasi muda harapan bangsa, serta
berbagai macam tindak kriminal lainnya. Hal ini tentu berimbas terhadap
memudarnya karakter bangsa. Dengan fakta yang sedemikian ini tentu memunculkan
pertanyaan dalam benak kita yakni apa gerangan yang terjadi dengan generasi
penerus bangsa ini?
·
Selain itu, fakta bahwa moral generasi muda
yang seakan-akan terjangkiti virus dan penyakit akut sungguh sangat
memprihatinkan dan memiriskan hati. Moral para pemuda terlihat semakin jauh
dari nilai dan norma ketimuran. Mereka cenderung lebih suka mengikuti model
pergaulan bebas tanpa mengindahkan norma-norma yang berlaku. Narkoba dan
prilaku seks bebas sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan
muda-mudi Indonesia saat ini.
Ø Fakta terbaru yang berkembang belakangan
ini adalah ternyata salah satu penyebab utama rusaknya moral putra-putri bangsa
justru disebabkan oleh pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi, semisal
semakin mudahnya akses penyebaran video-video berbau porno. Mudahnya akses
teknologi saat ini yang diharapkan berdampak positif bagi kemajuan pendidikan
mereka ternyata malah menjadi bumerang. Agar masalah moral ini dikemudian hari
tidak lagi berlarut-larut dan menjadi problematika bangsa kita, maka harus ada
upaya serius untuk penanganan kriris moral dan etika yang tengah melanda bangsa
ini. Harus ada pihak-pihak yang bertanggungjawab dan mau memperhatikan
permasalahan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami akan membawakan
judul KELUARGA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK BANGSA. Dengan dasar firman Allah
Swt dalam surah Attahrim ayat 6:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan
Hadirin sekalian….
Ø Kata قوا adalah yang berarti
jagalah فعل الأمر من وقي artinya kata قوا ini
adalah kata kerja bentuk perintah dari Allah Swt yang berarti wajib dikerjakan.
Kaidah Usul Fiqhi mengatakan: الأصل في الأمر
للوجوب artinya
hukum asal suatu perintah wajib dilaksanakan.
Ø Maksud ayat diatas adalah, wahai
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, jagalah diri kalian dengan
mengajarkan dengan sesama kalian hal-hal yang dapat menjauhkan mereka dari api
neraka. Selanjutnya kata وأهليكم “ artinya dan keluargamu” maksudnya
adalah ajarilah keluargamu cara taat kepada Allah yang dengan itu mereka bisa
terhindar dari api neraka.
Ø Ayat ke enam surah Attahrim ini
menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Ayat ini
walaupun redaksional tertuju kepada kaum pia (ayah),tetapi itu tidak hanya
bertujuan kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan lelaki (ibu dan
ayah). Pembentukan karakter diawali dari masing-masing keluarga dan akan
berujung kepada pembentuak karakter anak bangsa.
Hadirin sekalian yang berbahagia……..
·
Keluarga merupakan benteng utama dan pertama
dalam hal pembentukan karakter dalam rangka mencetak generasi yang tangguh
dalam mengemban pembangunan bangsa dimasa yang akan datang. Karena di sinilah
madrasah pertama dan utama seorang anak. Mereka dididik oleh orang tuanya dan
dibentuk seperti apa yang diinginkan orang tuanya. Namun yang perlu
diperhatikan dalam pembentukan karakter bukan hanya proses transformasi
informasi, ada hal sangat penting yaitu kecerdasan emosional dan spiritual
disamping kecerdasan intelektual anak sehingga akan melahirkan golden
generation. Kita salut………. jaman sekarang siswa-siswa banyak yang hebat-hebat,
computer ……….. ahli! Dunia internet……….. bisa! Matematika pintar, IPA jago…..!
Otaknya berlian, pemikirannya cemerlang tetapi Aklaknya mengecewakn. Anak shaleh
yang didambakan tetapi karena salah mendidik maka yang muncul adalah anak salah
Ø Maka benarlah sabda Rasululluh Saw dalam
sebuah haditsnya:
ما من مولود إلا يولد على الفطرة بأبواه يهودانه أو ينصرانه أو
يمجسانه
Artinya: Tidak ada anak dilahirkan
kecuali dalam keadaan suci (H R Bukhari)
·
Oleh karena itu, wahai para orang tua, wahai
para guru, wahai para penanggungjawab pendidikan………..! kualitas sumber
daya manusia di Indonesia yang semakin memprihatinkan ini, terlebih generasi
muda indonesia, haruslah benar-benar diperhatikan secara seksama. Karena
semangat merekalah nantinya yang akan menjadi roda penggerak bagi bangsa ini.
Apa jadinya kelak ketika Negara Indonesia yang kita cintai ini, dihuni oleh
manusia-manusia yang tak berkarakter dan tak bermoral? Sungguh tidak dapat
dibayangkan.
Ø Dalam pembentukan karakter dan moral
seorang anak tidaklah berkembang menjadi sedemikian rupa dengan sendirinya.
Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor tertentu,
yakni faktor bawaan dan faktor lingkungan. Menurut para developmental
psychologist, setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan termanifestasi
setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter atau
nilai-nilai kebajikan. Dalam hal ini, Confusius –seorang filsuf
terkenal Cina– menyatakan bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi
mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan
sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi
binatang, bahkan lebih buruk lagi.
Hadirin sekalian………….
v Bagi seorang anak, keluarga merupakan
tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya dalam pembentukan
kepribadian anak. Keluarga memiliki peranan yang sangat signifikan dalam
mewujudkan kualitas moral para penerus bangsa. Betapa tidak, lingkungan
keluarga dan orang tualah yang menjadi teladan sekaligus guru pertama dalam
pembentukan moral anak. Pendidikan dan teladan yang diserap dari lingkungan
keluarga dan orang tua sangatlah melekat dalam pribadi anak kelak.
Ø Pepatah arab mengatakan; التعلم في الصغر كلنقش على الحجر.” Artinya: Belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir diatas batu.
Teladan dan pendidikan yang diterima semenjak kecil dilingkungan keluarga akan
berbekas dalam pribadi anak kelak. Dengan demikian, apabila kita menginginkan
terbentuknya kepribadian dan moral yang baik pada anak tentunya pelajaran dan
teladan yang baiklah yang harus dicontohkan.
Hadirin yang berbahagai…………
Salah satu contoh keluarga yang berhasil
dalam mendidik anggota keluarganya adalah Luqman Hakim, Dalam Al-Qur‟an
dijelaskan bahwa Allah telah memberikan i’tibar melalui Luqman al-Hakim sebagai
sosok seorang pendidik dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Firman Allah
Swt dalam surah Luqman ayat 13:
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ
Artinya:
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".
Hadirin yang berbahagia……………………
Ø Pada ayat 13 ada kata ( يعظه) yang terambil dari kata wa’adz ( وَعِظَ ) yaitu nasehat menyangkut berbagai
kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Luqman memulai nasehatnya
dengan seruan menghindari syirik sekaligus mengandung pengajaran tentang wujud
Allah yang Esa
·
Dari ayat ini dipahami bahwa diantara kewajiban
orang tua kepada anak-anaknya ialah memberi nasehat dan pelajaran, sehingga
anak-anaknya itu dapat menempuh jalan yang benar, dan menjauhkan mereka dari
kesesatan. Namun dalam realita, tidak sedikit anak-anak terzhoalimi tangan
orang tuanya sendiri bahkan lebih bejat dari itu. Cara Sayidina Luqman
menyampaikan pesan itu wajib dicontoh oleh setiap orang tua sebagai langkah
awal dalam pembentukan karakter anak bangsa yang bisa melanjutkan pembangunan
dimasa yang akan datang.
Sebagai kesimpulan:
1. Pertama, Pembentukan karakter anak bangsa
harus diawali dari keluarga dengan memberikan bimbingan dan pendidikan seumur
hidup ( Life long learning) من المهد إلى اللحد.
2. Kedua, Salah satu penyebab kegagalan
moral anak bangsa sekarang ini karena tidak adanya keseimbangan perhatian dari
keluarga antara pendidikan intelektual dan pendidikan spiritual anak-anak.
Mereka lebih banyak memperhatikan kebutuhan intektualnya dan mengabaikan
kebutuhan spiritual anak.
3. Ketiga, Kejayaan suatu bangsa adalah
tergantung dari karakter yang baik anak bangsa itu. Bila karakter anak bangsa
rusak maka jatuhlah bangsa itu.
Demikian yang kami dapat sampaikan,
terima kasih atas segala perhatian.
Sungguh indah pintu dipahat,
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat,
Taat selalu perintah Tuhan
wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar