TANDA-TANDA AJAIB KELAHIRAN
NABI MUHAMMAD SAW
Jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW di Mekkah. Kejadian langka
tersebut dianggap tanda-tanda kemuliaan yang diberikan Allah SWT. Beberapa kejadian luar biasa jelang kelahiran Rasulullah tersebut,
dianggap tanda menyambut manusia mulia, penutup para nabi.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS
Al-Ahzab 21).
Banyak pakar dan sejarawan Islam menjelaskan beberapa
peristiwa luar biasa mengiringi kelahiran beliau. Di antaranya adalah ;
1)
Padamnya api sesembahan
kaum Majusi atau zoroaster, di kuil pemujaan di Persia (kini Iran). "Api Majusi yang telah menyala hampir seribu tahun dikisahkan tak
pernah padam, hingga jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kaum Majusi berusaha
menghidupkan kembali api tersebut namun tetap tidak menyala," kata Mahsun.
2)
Kehancuran pasukan gajah.
Pasukan yang dipimpinan Raja Abrahah ini ingin menghancurkan Ka'bah. Abrahah
iri dengan kemajuan ekonomi Arabia utara, dengan adanya bangunan Ka'bah. Tempat
ibadah ini selalu ramai dikunjungi para peziarah, dan menyaingi kepopuleran
kuil yang ia bangun di wilayah Abysinia, (kini Yaman).
Sejarawan Jerman yang mengkaji sejarah bangsa Arab, Yahudi
dan Kristen di Semenanjung Arab, Walter W. Muller dalam tulisannya berjudul, 'Outline
of the History of Ancient Southern Arabia' mengungkapkan, serangan Abrahah
ke wilayah Arabia utara ditandai dengan berakhirnya masa kepemimpinan Abrahah.
Raja Abrahah meluncurkan serangan militer besar-besaran ke wilayah utara
sebagai bentuk ekspansi, menggunakan gajah. Namun ekspansi Raja Abrahah, harus terhenti dan gagal di wilayah Mekkah.
Ia meneliti sebuah batu prasasti terbaru dari era Himyarite sekitar 554 masehi,
yang menandai akhir dari zaman Arabia Selatan kuno terdokumentasi menandai
kemunduran kerajaan Sabeo-Himyarite.
Setelah kekalahan pasukan Abrahah di Makkah, papar Muller,
antara 570-575 masehi kelompok Persia di Yaman bekerja sama dengan kerajaan
Sasanid. Kerajaan Persia itu akhirnya berhasil mengambil alih wilayah
Abyssinian di Yaman, dan berakhirlah kerajaan Abrahah di Arabia Selatan.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِ. أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ. وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ. تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ
"(1)
Apakah kamu tidak memperhatikan hal yang telah diperbuat Tuhanmu terhadap
rombongan bergajah? (2) Bukankah Dia telah menyebabkan tipu daya orang-orang itu
menjadi sia-sia? (3)Allah mengirimkan kepada mereka burung-burung yang
berbondong-bondong. (4) Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah
yang terbakar. (5) Lalu Allah jadikan pasukan-pasukan itu menyerupai daun-daun
jerami dimakan (ulat)." (QS. Al-Fiil, 1-5)
ألم
تر» استفهام تعجب، أي اعجب «كيف فعل ربك بأصحاب الفيل» هو محمود وأصحابه أبرهة ملك
اليمن وجيشه، بنى بصنعاء كنيسة ليصرف إليها الحجاج عن مكة فأحدث رجل من كنانة فيها
ولطخ قبلتها بالعذرة احتقارا بها، فحلف أبره ليهدمنَّ الكعبة، فجاء مكة بجيشه على
أفيال اليمن مقدمها محمود، فحين توجهوا لهدم الكعبة أرسل الله عليهم ما قصَّه في
قوله:
(Apakah kamu tidak memperhatikan) Istifham atau
kata tanya di sini mengandung makna takjub; artinya sepatutnya kamu merasa
takjub (bagaimana Rabbmu telah bertindak terhadap tentara bergajah) orang yang
mempunyai gajah itu bernama Mahmud yang disertai oleh teman-temannya, yaitu
raja negeri Yaman yang bernama Abrahah berikut tentaranya. Dia telah membangun
sebuah gereja di Shan'a dengan tujuan supaya orang-orang berpaling dari
menziarahi Mekah dan tidak menziarahinya lagi. Pada suatu hari ada seseorang
lelaki dari Kinanah telah membuat kejadian di gereja tersebut, ia melumuri
bagian gereja yang dijadikan kiblat dengan kotoran unta dengan maksud
menghinanya. Abrahah bersumpah untuk menghancurkan Kakbah. Lalu ia datang ke
Mekah bersama tentaranya, beserta gajah-gajah milik Mahmud tadi. Ketika mereka
mulai bergerak hendak menghancurkan Kakbah, Allah mengirimkan kepada mereka apa
yang dikisahkan-Nya melalui firman selanjutnya yaitu: (Tafsir Al-Jalalain,
Al-Fil 105:1)
ألم يجعل» أي جعل «كيدهم» في هدم الكعبة «في تضليل» خسارة وهلاك.
(Bukankah Dia menjadikan) telah
menjadikan (tipu daya mereka itu) dalam rangka menghancurkan Kakbah (sia-sia)
maksudnya hanya menjerumuskan mereka ke dalam kerugian dan kebinasaan. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Fil 105:2)
«وأرسل عليهم طيراً أبابيل» جماعات جماعات، قيل لا واحد له
كأساطير، وقيل واحده: أبول أو بال أو أبيل كعجول ومفتاح وسكين.
(Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung
yang berbondong-bondong) atau yang bergelombang secara berturut-turut. Menurut
suatu pendapat bahwa lafal Abaabiil ini tidak ada bentuk Mufradnya, sama halnya
dengan lafal Asaathiir. Menurut pendapat yang lain bahwa bentuk tunggalnya
adalah Abuul atau Ibaal atau Ibbiil yang wazannya sama dengan 'Ajuul, Miftaah
dan Sikkiin. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Fil 105:3)
«ترميهم بحجارة من سجيل»
طين مطبوخ.
(Yang melempar mereka dengan batu berasal
dari tanah yang terbakar) yakni tanah liat yang dibakar. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Fil 105:4)
«فجعلهم
كعصف مأكول» كورق زرع أكلته الدواب وداسته وأفنته، أي أهلكهم الله تعالى كل واحد
بحجره المكتوب عليه أسمه، وهو أكبر من العدسة وأصغر من الحمصة يغرق البيضة والرجل
والفيل ويصل الأرض، وكان هذا عام مولد النبي صلى الله عليه وسلم.
(Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun
yang dimakan) atau bagaikan daun tanaman yang dimakan oleh ternak, kemudian
diinjak-injak dan dicabik-cabiknya. Allah telah membinasakan setiap orang dari
mereka dengan batu yang padanya telah tertulis nama orang yang dikenainya.
Setiap batu bentuknya lebih besar sedikit daripada biji 'adasah dan agak kecil
daripada biji kacang Humsh; batu itu dapat menembus topi baja tentara yang
berjalan kaki dan gajah yang dibawanya, kemudian batu itu jatuh ke tanah
setelah menembus badan mereka. Hal tersebut terjadi pada tahun kelahiran Nabi
saw. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Fil 105:5)
3)
jatuh dan hancurnya
berhala-berhala di Mekkah. Dalam kitab Arahiq Al Makhtum karangan Syeikh Shafiyyurrahman
Al Mubarakfuri, disebutkan kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan runtuhnya
14 balkon Istana Kisra Anusyirwan (Raja Persia).
4)
Kemudian runtuhnya
beberapa gereja di sekitar Buhaira.
5)
Mengeringnya Danau Sawa
(wilayah Irak), yang saat itu dijadikan tempat pemujaan. Dan berbagai tanda
kesamaan dengan lahirnya para nabi lainnya, seperti munculnya bintang besar dan
bercahaya di malam kelahiran Nabi Muhammad SAW.
6)
Aminah Tidak Merasa Letih
Selama mengandung Muhammad SAW, Aminah sang ibunda
tidak merasa letih akibat kandungannya. Padahal setiap wanita yang hamil selalu
merasa letih karena kandungannya. Imam Ibnu Katsir meriwayatkan dalam kitabnya,
Qishashul Anbiyya, bahwa ketika Aminah mengandung Rasulullah SAW, sama sekali
ia tidak merasa kesulitan maupun kepayahan sebagaimana wanita umumnya yang
mengandung. Ia juga menyatakan bahwa selama mengandung Rasulullah SAW, dalam
mimpinya ia senantiasa didatangi para Nabi-nabi terdahulu, dari sejak bulan
pertama, yaitu bulan Rajab hingga kelahirannya di bulan Rabi’ul Awwal.
Bulan
ke-1 didatangi oleh Nabi Adam (as) yang berkata kepadanya bahwa anak yang
dikandungnya itu akan menjadi pemimpin agama yang besar.
Bulan ke-2 didatangi Nabi Idris (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan mendapat derajat paling tinggi
di sisi Allah.
Bulan ke-3 didatangi Nabi Nuh (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memperoleh kemenangan dunia dan
akhirat.
Bulan ke-4 didatangi Nabi Ibrahim (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memperoleh pangkat dan derajat
yang besar di sisi Allah.
Bulan ke-5 didatangi Nabi Ismail (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memiliki kehebatan dan mu’jizat
yang besar.
Bulan ke-6 didatangi Nabi Musa (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memperoleh derajat yang besar
di sisi Allah.
Bulan ke-7 didatangi Nabi Daud (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan memiliki Syafaat dan Telaga
Kautsar.
Bulan ke-8 didatangi Nabi Sulaiman (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan menjadi penutup para Nabi dan
Rasul.
Bulan ke-9 didatangi Nabi Isa (as) yang berkata
kepadanya bahwa anak yang dikandungnya itu akan membawa Al-Qur’an yang
diridhai.
Semua Nabi-nabi yang hadir di mimpi Aminah itu sama-sama berpesan
kepadanya bahwa jika telah lahir, namai anak itu dengan nama Muhammad yang
artinya Terpuji, karena anak itu akan menjadi makhluk yang paling terpuji di
dunia dan akhirat.
Firasat mengenai penamaan Muhammad itu pun terbersit di hati
mertuanya, Abdul Muthalib, sehingga ketika Rasulullah SAW lahir, Abdul Muthalib
memberinya nama Muhammad. Ketika masyarakat Mekkah bertanya mengapa ia dinamai
Muhammad, bukan nama para leluhur-leluhurnya, maka Abdul Muthalib menjawab:
“Aku berharap ia akan menjadi orang yang terpuji di dunia dan akhirat.