KEIKHLASAN
DAN KETAWAKKALAN
SITI
HAJAR BERBUAH MANIS
Oleh : Ust. Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I
الله اكبر( x9 (الله أكبر كبيرا والْحَمْدَ لله كثيرا وسبحان الله
بكرة وأصيلا لااله الا الله هوالله اكبر الله اكبر ولله الحمد
الْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِىْ جَعَلَ
هَذَاالْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُسْلِمِيْنِ. وَجَعَلَ عِبَادَةَ
الْحَجِّ وَعِيْدُ اْلاَضْحَ مِنْ شَعَائِرِاللَّهِ وَاِحْيَائِهَامِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ، اللهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ
وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، أمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ
الله، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا الله فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ. وقال الله تعال: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Allahu
Akbar 3X Walillahilhamd
Kaum
Muslimin Jamaah Shalat Idul Adha
Yang
Dimuliakan Allah.
Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah
1440 H seluruh umat Islam di dunia merayakan
Idul Adha atau hari raya qurban.
kemaren, 9 Dzulhijah jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di
Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang
kesetaraan derajat manusia di sisi Allah.
Hari ini juga kita di ingatkan
kepada kisah Nabi Ibrahim a.s. yang Allah uji kecintaannya, antara cintanya
kepada keluarga dan cintanya kepada Allah. Sejarah keluarga Nabi Ibrahim dapat dimulai
dari kisah pernikahannya dengan Siti Sarah. Mereka tinggal di Palestina. Namun
sayang, pernikahan ini tidak kunjung melahirkan keturunan. Akhirnya, atas saran
Siti Sarah, Nabi Ibrahim menikahi Siti Hajar yang selama ini melayani rumah
tangganya aliyas pembatunya. Dengan izin Allah, Siti Hajar melahirkan seorang
putra, bernama Ismail.
Lahirnya Ismail merubah situasi, Nabi
Ibrahim sangat memperhatikan Ismail dan Siti Hajar. Membuat Siti Sarah cemburu.
Akhirnya atas perintah Allah Nabi Ibrahim harus memisahkan kedua istrinya dan membawa
pergi jauh Siti Hajar dan Ismail ke suatu tempat yang telah ditentukan Allah.
Dengan penuh ketaatan dan rasa tawakkal kepada Allah, Nabi Ibrahim pun
meninggalkan Palestina menuju suatu tempat yang sangat jauh, sekitar 1500 KM
perjalan onta. Setelah menempuh perjalanan
jauh, samapailah ia ke sebuah lembah
kering yang dikelilingi bukit
berbatuan. Nampak tidak ada tanda-tanda
kehidupan, lembah itu bernama Bekkah atau mekkah. Di tempat itulah Nabi Ibrahim
harus meninggalkan Siti Hajar dan bayinya Ismail. Siti Hajar menangis melihat
keadaan tempat itu, ia berpikir bagaimana bisa hidup tempat yang kering seperti
itu. Nabi Ibrahim berkata; “wahai Istriku di tempat inilah kau harus tinggal
bersama buah hati kita”. Dengan suara pelan istrinya bertanya ‘’Wahai suamiku mengapa
engkau menempatkan kami di padang pasir yang tidak ada manusia ini?
Apakah Allah yang memerintahkanmu wahai suamiku?’, Nabi Ibrahim menjawab
singkat, ‘’Iya!’’. ‘’Kalau begitu, kata Siti Hajar Tuhan pasti tidak akan
membiarkan kami.’’ Subhanallah betapa tegarnya Wanita ini.
Setelah Nabi Ibrahim membuatkan kemah, tibalah saatnya mereka berpisah. Nabi Ibrahim pun mengalami
kesedihan yang tak tertahankan, mengalirlah air matanya membasahi
jenggotnya..ia mendekap erat anak dan istrinya..seraya berkata; “istriku,,
jagalah Ismail baik-baik, saya harus kembali kepada Siti Sarah di palestina, saya
tidak tahu kapan Allah mempertemukan kita lagi,,atau mungkin kita tidak akan
bertemu lagi selama-lamanya…tawakkallah pada Allah..lalu Ibrahim berdoa;
رَبَّنَا إِنِّي
أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ
الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ
تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan berilah rezeki kepada mereka dari
buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.(QS. Ibrahim: 37 )
Ternya hadirin, Makkah yang berkemajuan saat ini sebenarnya
berawal dari kisah sedih si wanita yang tegar ini yaitu Siti Hajar yang dengan Ikhlas
menerima ketetapan Allah serta patuh dan
taat kepada suaminya.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang dirahmati Allah.
Dari kisah Siti Hajar ini, dapat diambil beberapa
pelajaran yang layak ditiru.
Pertama; Kepatuhan dan ketaatan kepada suami.
Ketaatan Siti Hajar kepada suami
layak untuk ditiru oleh Istri-istri zaman Now,,,di tengah pesatnya arus
perkembangan teknologi, di mana orang bisa melakukan apa saja melalui
teknologi. Menurut
data di salah satu media sekitar 40 persen perceraian dan perselingkuhan, salah
satu penyebabnya adalah Facebook. Banyak suami istri yang berselingkuh melalui
Fecebook, dan tidak sedikit pula suami istri yang meninggalkan pasangannya
karena CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) setelah bertemu kembali dalam dunia
maya.
Wahai para istri..contohlah Siti Hajar yang
patuh dan taat kepada suaminya meskipun harus menempuh kesulitan, ingatlah;
Rasulullah bersabda;
قَالَ :
انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
Perhatikan kedudukanmu bagi suamimu,
karena sesungguhnya ia adalah penentu surgamu dan nerakamu.” [HR. An-Nasaa)
Al-Munawi berkata dalam kitabnya Faidul Qadir; Suamimu
adalah sebab yang memasukkanmu ke surga karena keridhoannya kepadamu, dan sebab
yang memasukkanmu ke neraka karena kemarahannya kepadamu, maka perbaguslah
dalam mempergaulinya dan janganlah menyelisihi perintahnya yang bukan maksiat
kepada Allah.” Rasulullah bersabda;
.أَلَاْ أُخبِرُكُم
بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! كُلُّ وَدُودٍ وَلُودٍ ، إِذَا غَضِبَت أَو أُسِيءَ
إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا ، قَالَت : هَذِه يَدِي فِي يَدِكَ ، لَاْ
أَكْتَحِلُ بِغُمضٍ َحتَّى تَرضَى
Maukah aku tunjukkan kepada kalian wanita
ahli Surga? Yaitu setiap istri yang penuh cinta kepada suami serta penyayang
kepada anaknya, yang ketika suaminya marah kepadanya ia berkata, ‘inilah
tanganku berada ditanganmu, aku tidak bisa tidur memejamkan mata sehingga
engkau ridho kepadaku.” (HR. Nasai)
Wahai para Istri bersabarlah…Lihatlah kehidupan Siti
Hajar. Meski ia ditinggal suaminya tapi ia ikhlas dan taat atas keputusan Allah dan suaminya, Jadi Meski
suami sedang memiliki rezeki yang ‘seret’, janganlah berubah pandangan
terhadapnya. Jangan pernah mencacinya. Penderitaan yang mungkin kita alami
belum ada apa-apanya dibandingkan penderitaan Siti Hajar. Karena itu, tetaplah
mengasuh anak dengan baik seperti apa yang dilakukan Siti Hajar.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang dirahmati Allah.
Kedua, tawakkal dan bersyukur; Siti Hajar sabar dalam
berjuang menjalani kesulitan hidup. saat ia kehabisan air minum ia tidak putus
asa, ia terus berusaha sekuat tenaga berlari kebukit shafa dan marwa samapi 7x
bolak-balik, mencari air minum. Akhirnya ia tawakkal kepada Allah datanglah
pertolongan Allah, malaikat jibril mengibaskan sayapnya ke tanah yang berada tepat
di bawah kaki Ismail, seiring dengan hentakan kaki Ismail yang menagis
kehausan, sehingga memancarkan air, itulah air zam-zam.
Tawakkalan Siti Hajar berbuah manis. Allah beri sumber mata air yang tak
pernah kering di lembah yang kering. Allah SWT berfirman;
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
”Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya
rizki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.
Ath Thalaaq : 2-3).
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang dirahmati Allah.
Hari ini kita juga di ingatkan tentang
pelajaran keikhlasan dan ketawakkalan keluarga Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah
Swt. Untuk membagi cintanya kepada Allah, maka Allah memerintahkan
beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail as. Allah
berfirman dalam Surah .Al-Kautsar;
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan
berkorbanlah.
Ibadah qurban juga mengandung pesan-pesan
moral yang ditunjukan dengan simbol-simbol yang ada dalam ritual ibadah qurban.
kita bisa menyimpulkan bahwa kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan anaknya
yang dicintai secara otomatis menandakan kerelaannya pula dalam mengorbankan
segala hal yang dimilikinya.
Pengorbanan merupakan salah satu bentuk
sikap moral yang apabila diaplikasikan oleh berbagai lapisan masyarakat dapat
menjadi solusi bagi berbagai permasalahan. Orang kaya yang mau berkorban dengan
hartanya untuk orang-orang miskin mampu memberikan solusi bagi permasalahan
orang-orang miskin disekitarnya.
Para pemimpin yang rela berkorban dengan
meninggalkan hawa nafsu dan egonya akan melakukan kebijakan-kebijakannya bagi
kemaslahatan umum masyarakat, bukan bagi kemaslahatan pribadi dan golongan. Dan
yang lebih jauh lagi kaum muslimin harus rela berkorban baik harta, jiwa,
maupun tenaga dan fikirannya untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan,
sebagaimana yang telah dilakukan oleh nabi Ibrahim dan keluarganya..
Allahuakbar 3x
Walillahil ham.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Akhirnya dengan semangat
taqarrub kepada Allah di Hari Raya IDUL ADHA ini, Kita
mohonkan taufiq, hidayah, dan “inayah Allah, serta mau’nah Allah semoga
para jamaah haji indonesia khususnya jamaah haji provinsi jambi dapat
melaknakan segala prosesi ibadah hajinya dan pulang dengan membawa haji yang mabrur,
dan kepada bapak-bapak ibu-ibu yang berkurban, Kita ucapkan selamat semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah, Amin...
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH KEDUA
للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا
وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ وَاللهُ
اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْوَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ
وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا أَمَّا بَعْدُ: فَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا وَحَجَّهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا
وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً
وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ، يَا عَزِيْزُ يَا غَفُوْرُ. يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ
! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ