Sabtu, 03 Agustus 2019

KHUTBAH IDUL ADHA 2019 .DR.M.RIDWAN JALIL, M.Pd.I




KEIKHLASAN DAN KETAWAKKALAN
SITI HAJAR BERBUAH MANIS
Oleh : Ust. Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I

الله اكبر(  x9 (الله أكبر كبيرا والْحَمْدَ لله كثيرا وسبحان الله بكرة  وأصيلا لااله الا الله   هوالله اكبر الله اكبر ولله الحمد    
الْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِىْ جَعَلَ هَذَاالْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُسْلِمِيْنِوَجَعَلَ عِبَادَةَ الْحَجِّ وَعِيْدُ اْلاَضْحَ مِنْ شَعَائِرِاللَّهِ وَاِحْيَائِهَامِنْ تَقْوَى  الْقُلُوْبِأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، أمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وقال الله تعال:   إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd
Kaum Muslimin  Jamaah Shalat Idul Adha
Yang Dimuliakan Allah.

Pada hari yang mulia ini, 10 Dzulhijah 1440 H seluruh umat Islam di  dunia merayakan  Idul Adha atau hari raya qurban. kemaren, 9 Dzulhijah jutaan umat Islam yang menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah, berkumpul di Arafah dengan memakai ihram putih sebagai lambang kesetaraan derajat manusia di sisi Allah.
Hari ini juga kita di  ingatkan kepada kisah Nabi Ibrahim a.s. yang Allah uji kecintaannya, antara cintanya kepada keluarga dan cintanya kepada Allah.  Sejarah keluarga Nabi Ibrahim dapat dimulai dari kisah pernikahannya dengan Siti Sarah. Mereka tinggal di Palestina. Namun sayang, pernikahan ini tidak kunjung melahirkan keturunan. Akhirnya, atas saran Siti Sarah, Nabi Ibrahim menikahi Siti Hajar yang selama ini melayani rumah tangganya aliyas pembatunya. Dengan izin Allah, Siti Hajar melahirkan seorang putra, bernama Ismail.
Lahirnya Ismail merubah situasi, Nabi Ibrahim sangat memperhatikan Ismail dan Siti Hajar. Membuat Siti Sarah cemburu. Akhirnya atas perintah Allah Nabi Ibrahim harus memisahkan kedua istrinya dan membawa pergi jauh Siti Hajar dan Ismail ke suatu tempat yang telah ditentukan Allah. Dengan penuh ketaatan dan rasa tawakkal kepada Allah, Nabi Ibrahim pun meninggalkan Palestina menuju suatu tempat yang sangat jauh, sekitar 1500 KM perjalan onta. Setelah menempuh perjalanan jauh, samapailah ia ke sebuah lembah  kering  yang dikelilingi bukit berbatuan. Nampak  tidak ada tanda-tanda kehidupan, lembah itu bernama Bekkah atau mekkah. Di tempat itulah Nabi Ibrahim harus meninggalkan Siti Hajar dan bayinya Ismail. Siti Hajar menangis melihat keadaan tempat itu, ia berpikir bagaimana bisa hidup tempat yang kering seperti itu. Nabi Ibrahim berkata; “wahai Istriku di tempat inilah kau harus tinggal bersama buah hati kita”. Dengan suara pelan istrinya bertanya ‘’Wahai suamiku mengapa engkau  menempatkan kami  di padang pasir yang tidak ada manusia ini? Apakah Allah yang memerintahkanmu wahai suamiku?’, Nabi Ibrahim menjawab singkat, ‘’Iya!’’. ‘’Kalau begitu, kata Siti Hajar Tuhan pasti tidak akan membiarkan kami.’’ Subhanallah betapa tegarnya Wanita ini.
Setelah Nabi Ibrahim membuatkan kemah, tibalah saatnya  mereka berpisah. Nabi Ibrahim pun mengalami kesedihan yang tak tertahankan, mengalirlah air matanya membasahi jenggotnya..ia mendekap erat anak dan istrinya..seraya berkata; “istriku,, jagalah Ismail baik-baik, saya harus kembali kepada Siti Sarah di palestina, saya tidak tahu kapan Allah mempertemukan kita lagi,,atau mungkin kita tidak akan bertemu lagi selama-lamanya…tawakkallah pada Allah..lalu Ibrahim berdoa;

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah  rezeki kepada mereka dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.(QS. Ibrahim: 37 )
Ternya hadirin, Makkah yang berkemajuan saat ini sebenarnya berawal dari kisah sedih si wanita yang tegar ini yaitu Siti Hajar yang dengan Ikhlas menerima ketetapan Allah serta  patuh dan taat kepada suaminya.  
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.                                                                     
Kaum Muslimin Yang dirahmati Allah.
Dari kisah  Siti Hajar ini, dapat diambil beberapa pelajaran yang layak ditiru.

Pertama; Kepatuhan dan ketaatan kepada suami.
Ketaatan Siti Hajar kepada suami layak untuk ditiru oleh Istri-istri zaman Now,,,di tengah pesatnya arus perkembangan teknologi, di mana orang bisa melakukan apa saja melalui teknologi. Menurut data di salah satu media sekitar 40 persen perceraian dan perselingkuhan, salah satu penyebabnya adalah Facebook. Banyak suami istri yang berselingkuh melalui Fecebook, dan tidak sedikit pula suami istri yang meninggalkan pasangannya karena CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) setelah bertemu kembali dalam dunia maya.
Wahai para istri..contohlah Siti Hajar yang patuh dan taat kepada suaminya meskipun harus menempuh kesulitan, ingatlah; Rasulullah bersabda;
 قَالَ : انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ ، فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
Perhatikan kedudukanmu bagi suamimu, karena sesungguhnya ia adalah penentu surgamu dan nerakamu.” [HR. An-Nasaa)
Al-Munawi  berkata dalam kitabnya Faidul Qadir; Suamimu adalah sebab yang memasukkanmu ke surga karena keridhoannya kepadamu, dan sebab yang memasukkanmu ke neraka karena kemarahannya kepadamu, maka perbaguslah dalam mempergaulinya dan janganlah menyelisihi perintahnya yang bukan maksiat kepada Allah.”  Rasulullah bersabda;
.أَلَاْ أُخبِرُكُم بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! كُلُّ وَدُودٍ وَلُودٍ ، إِذَا غَضِبَت أَو أُسِيءَ إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا ، قَالَت : هَذِه يَدِي فِي يَدِكَ ، لَاْ أَكْتَحِلُ بِغُمضٍ َحتَّى تَرضَى
Maukah aku tunjukkan kepada kalian wanita ahli Surga? Yaitu setiap istri yang penuh cinta kepada suami serta penyayang kepada anaknya, yang ketika suaminya marah kepadanya ia berkata, ‘inilah tanganku berada ditanganmu, aku tidak bisa tidur memejamkan mata sehingga engkau ridho kepadaku.” (HR. Nasai)
Wahai para  Istri bersabarlah…Lihatlah kehidupan Siti Hajar. Meski ia ditinggal suaminya tapi ia ikhlas dan taat  atas keputusan Allah dan suaminya, Jadi Meski suami sedang memiliki rezeki yang ‘seret’, janganlah berubah pandangan terhadapnya. Jangan pernah mencacinya. Penderitaan yang mungkin kita alami belum ada apa-apanya dibandingkan penderitaan Siti Hajar. Karena itu, tetaplah mengasuh anak dengan baik seperti apa yang dilakukan Siti Hajar.

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.                                                                     
Kaum Muslimin Yang dirahmati Allah.

Kedua, tawakkal dan bersyukur; Siti Hajar sabar dalam berjuang menjalani kesulitan hidup. saat ia kehabisan air minum ia tidak putus asa, ia terus berusaha sekuat tenaga berlari kebukit shafa dan marwa samapi 7x bolak-balik, mencari air minum. Akhirnya ia tawakkal kepada Allah datanglah pertolongan Allah, malaikat jibril mengibaskan sayapnya ke tanah yang berada tepat di bawah kaki Ismail, seiring dengan hentakan kaki Ismail yang menagis kehausan, sehingga memancarkan air, itulah air zam-zam.
  Tawakkalan Siti Hajar berbuah manis. Allah beri sumber mata air yang tak pernah kering di lembah yang kering.  Allah SWT berfirman;
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath Thalaaq  : 2-3).


Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.                                                                     
Kaum Muslimin Yang dirahmati Allah.

Hari ini kita juga di ingatkan tentang pelajaran keikhlasan dan ketawakkalan keluarga Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah Swt. Untuk membagi cintanya kepada Allah, maka Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail as. Allah berfirman dalam Surah .Al-Kautsar;

   إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.

Ibadah qurban juga mengandung pesan-pesan moral yang ditunjukan dengan simbol-simbol yang ada dalam ritual ibadah qurban. kita bisa menyimpulkan bahwa kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan anaknya yang dicintai secara otomatis menandakan kerelaannya pula dalam mengorbankan segala hal yang dimilikinya.
Pengorbanan merupakan salah satu bentuk sikap moral yang apabila diaplikasikan oleh berbagai lapisan masyarakat dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan. Orang kaya yang mau berkorban dengan hartanya untuk orang-orang miskin mampu memberikan solusi bagi permasalahan orang-orang miskin disekitarnya.
Para pemimpin yang rela berkorban dengan meninggalkan hawa nafsu dan egonya akan melakukan kebijakan-kebijakannya bagi kemaslahatan umum masyarakat, bukan bagi kemaslahatan pribadi dan golongan. Dan yang lebih jauh lagi kaum muslimin harus rela berkorban baik harta, jiwa, maupun tenaga dan fikirannya untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh nabi Ibrahim dan keluarganya..

Allahuakbar 3x Walillahil ham.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Akhirnya dengan semangat taqarrub kepada Allah di Hari Raya IDUL ADHA ini, Kita  mohonkan  taufiq, hidayah, dan “inayah Allah, serta mau’nah Allah semoga para jamaah haji indonesia khususnya jamaah haji provinsi jambi dapat melaknakan segala prosesi ibadah hajinya dan pulang dengan membawa haji yang mabrur, dan kepada bapak-bapak ibu-ibu yang berkurban, Kita ucapkan selamat  semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah, Amin...

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِوَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُفَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

KHUTBAH  KEDUA

للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْوَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا    أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

 اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا وَحَجَّهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ، يَا عَزِيْزُ يَا غَفُوْرُ. يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...