Kamis, 29 April 2021

KHUTBAH JUMAT KE 3 RAMADHAN

 

 


KHUTBAH  JUMAT KE 3 RAMADHAN 2021

MERAIH KEMENANGAN

MELAWAN HAWA NAFSU DAN CORONA

Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I

 

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ .أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


KAUM MUSLIMIN JAMA’AH SHOLAT JUM’AT YANG BERBAHAGIA.

Saat ini  kita masih dalam suasana perang. Ada dua perang yang sedang kita  hadapi yakni perang melawan( hawa nafsu) dan perang melawan (virus corona). Kedua  musuh kita ini mempunyai tipologi yang sama  yakni sama-sama tidak nampak sehingga kitapun tidak tahu berapa kekuatan mereka.

Kedua musuh kita ini (Hawa nafsu dan virus corona ) keduanya adalah makhluk Allah, terhadap kedua  makhluk Allah ini hanya ada dua pilihan, apakah kita menguasai mereka atau justru sebaliknya mereka yang menguasai kita, untuk itu jangan sepelehkan peperangan ini.

Rasulullah SAW sepulang dari perang badar berkata; “Kalian semua pulang dari sebuah pertempuran kecil dan bakal menghadapi pertempuran yang lebih besar. Lalu ditanyakan kepada Rasulullah. Apakah pertempuran akbar itu, wahai Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘jihad (memerangi) hawa nafsu’.”

 Nafsu menjadi musuh paling berat dan berbahaya karena yang dihadapi adalah diri sendiri. Ia menyelinap ke dalam diri hamba yang lalai, lalu memunculkan perilaku-perilaku tercela, seperti ujub, pamer, iri, meremehkan orang lain, dusta, khianat, memakan penghasilan haram, dan seterusnya. Sama halnya berperang melawan virus corona ini sangat berat karena pasukanya yang tidak tampak oleh mata biasa, karena parajuritnya terdiri dari jin/setan

KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA

Lantas, bagaimana cara efektif yang bisa kita ikhtiarkan untuk jihâdun nafsi, dan jihad melawan virus corona ini ?

Pertama : Jihad melawan hawa nafsu.

Dalam Futuhat Al-Makkiyah karya Muhyiddin ibn Arabi, diceritakan bahwa ketika pertama kali menciptakan nafsu, Allah bertanya, "Siapa Aku?". Nafsu membangkang dan malah balik bertanya, "Siapa pula aku ini". Allah  murka, kemudian memasukkan nafsu dalam lautan lapar sampai seribu tahun. Kemudian  ditanya lagi, "Siapa Aku?". Setelah dihajar dengan lapar barulah nafsu mengakui siapa dirinya dan Tuhannya. "Engkau adalah Tuhanku Yang Maha Agung, dan aku hamba-Mu yang lemah".

Terkait hal ini, menurut Syekh Abdul Wahhab asy-Sya’rani, hal pertama yang penting dilakukan untuk mengendalikan hawa nafsu adalah  melalui puasa. Nafsu ibarat kayu kering, sementara makanan adalah bahan bakarnya. Api yang menjalar pada kayu itu akan kian berkobar manakala bahan bakar disuplai tanpa batas. Untuk memadamkannya, perlu strategi untuk mengurangi, bahkan menghabiskan, bahan bakar tersebut.

Secara luas, berpuasa juga bisa dimaknai menahan diri dari berbagai keinginan-keinginan yang tak terlalu penting. Meskipun halal, mencegah diri misalnya dari keinginan baju baru yang lebih mewah dari yang sudah ada termasuk cara kita untuk menguasai nafsu.

Terus cara kedua untuk menundukkan hawa nafsu sebagaimana tertuang dalam al-Minahus Saniyyah adalah mengurangi tidur. Ini bukan berarti kita begadang dengan ragam kegiatan yang mubazir. Tidur, sebagaimana juga makanan, bisa menjadi sumber yang menutup kejernihan kita dalam menerima cahaya Tuhan. Mengurangi tidur berarti bergiat bagun menunaikan shalat malam, memperbanyak dzikir, serta bermunajat kepada Allah, dan kegiatan-kegiatan "berat" lainnya. Rasululah bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ

Laksanakanlah qiyamul lail (shalat malam) karena ia merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, mendekatkan kepada Rabb kalian, menghapus dosa-dosa kalian, dan menjauhkan kalian dari berbuat dosa.” (HR at-Tirmidzi)

 

Bisa dikatakan, nafsu ibarat hewan beringas dan nakal. Untuk menjinakkannya, menjadikan hewan itu lapar dan payah merupakan pilihan strategi yang efektif. Selama proses penundukkan itu, nafsu mesti disibukkan dengan hal-hal positif agar semakin jinak dan tidak buas.

KAUM  MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH

Kedua : Jihad Melawan virus corona, Kekuatan musuh kita yang satu ini tidak boleh dianggap enteng. Kekuatan  pasukan  Covid-19   bukan dari daya bunuhnya, tetapi dari daya tularnya yang sangat cepat dan sulit dikontrol.

Dalam menghadapi serangan pandemic Covid-19, bertanyalah kepada ahlinya (pakar kedokteran). Mereka adalah orang alim di bidangnya. Dengan demikian maka di tengah berkecamuknya perang melawan Corona ini, bentuk jihad kita adalah dengan mengikuti nasehat para pakar medis.

HADIRIN SEKALIAN YG BERBAHAGIA

Dalam tradisi sufi dikenal istilah uzlah (mengasingkan diri) dan khalwat (menyendiri). Uzlah dan khalwat dapat dimaknai menjauhkan diri dari tempat-tempat keramaian. Inti dari khalwat adalah meninggalkan kesibukan duniawi, dan melakukan dzikir dan tafakkur agar memiliki kesadaran yang dalam akan kehadiran Tuhan.

Perilaku inilah yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Tidak ada langkah yang lebih baik dan lebih tepat dalam berjihad melawan terjangan pandemic Covid-19 kecuali uzlah dan khalwat. Dalam konteks ini, bisa ditegaskan bahwa  uzlah dan khalwat adalah cara paling efektif dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. Hal ini sudah sering ditegaskan oleh para pakar medis di dunia. Uzlah dan khalwat dalam konteks ini dimaknai isolasi, social distance maupun jika diperlukan lockdown. Ketiganya adalah bentuk khalwat dan uzlah dalam konteks tafsir pandemik Covid-19.

Hadirin yang dirahmati Allah, Demikian khutbah kita hari ini. Mudah-mudahan bermanfaat  bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


 

 


Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

 

 

 


 


Rabu, 31 Maret 2021

 

“MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN”

Dr.M.Ridwan jalil.M.Pd.I

(Wakil Ketua MUI Kota Jambi)

 

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ ، فَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِـمِيْنَ ؛ أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ ;يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

 

KAUM MUSLIMIN JAMA’AH SHOLAT  JUM’AT ROHIMAKUMULLAH

Sebenter lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan , lalu apa persiapan kita dam menyambut bulan suci Ramdhan;

 

1.Berdoa agar disampaikan umur pada bulan suci Ramdhan

Diriwayatkan Ibnu Rajab dari Yahya bin Abi Katsir dalam kitab Lathaif al-Ma'arif, Hal: 158).

اللّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلىَ رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُقَبَّلاً

“Ya Allah, sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan, sampaikanlah bulan Ramadhan kepada kami, dan terimalah amalan-amalan kami.”

Sebab umur kita tidak ada yang tahu, kita pikir umur kita sampai pada ramadhan tahun ini, tahu-tahu keburu dipanggil Allah  SWT, padahal amal kita belum seberapa. Untuk itu selalu la berdoa agar Allah berikan kesempatan kebali untuk menikmati indahnya Ramdhan Tahun ini.

2.Ucapkan Marhaban Ya Ramdhan

Menjelang tibanya bulan suci Ramadhan, Nabi Muhammad  berpidato di hadapan para sahabatnya. “yâ ayyuhannâs “Wahai manusia, akan datang satu bulan yang akan  menaungi kalian, bulan yang agung, penuh barokah, di dalamnya diwajibkan berpuasa. Dalam riwayat lain Rasulullah  SAW bersabda,

 

اَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًا بِهِ وَاَهْلاً جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ بِالبَرَكَاتِ فَاكْرِمْ بِهِ مِنْ رَائِرٍ هُوَ اَتٍ

Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR. Ath-Thabrani).

 

Dalam konteks sekarang “Marhaban Ya Ramdhan” bukan hanya di ucapkan tapi perlu di bentangkan sepanduknya di setiap persimpangan dan diramaikan di dalam Facebook, WhatsApp, instagram dan lainnya agar syiarnya betul-betul membahana, dan membuat agama lain tertarik, dengan keindahan Ramdhan. Kirimkan ucapan “Marhaban Ya Ramdhan”.

 

3.Bersih-bersih

Bulan Ramadhan adalah sayyidusuhur (penghulu dari sekian bulan) dan juga bulan suci, maka sesuatu sebelum masuk bulan yang suci maka sucikanlah diri kita dengan tobat dan banyak istighfar sebab jika hati sudah bersih dan ikhlas maka insyaallah ibdah seberat apaun akan terasa ringan karena sudah dilakukan dengan ikhlas, hati yang bersih. Dalam pengertian yang lebih luas agar ramadhan ini terjaga kebersihannya dan kesuciannya maka sebelum masuk bulan Ramdhan bersihkanlah hati, pakaian dan tempat. Bersih niat kita untuk ibadah, bersih pakaian kita untuk ibadah, bersih rumah dan masjid kita untuk ibadah dan bersih pula kuburan ayah dan ibu kita.

Nabi menganjurkan mencuci pakaian dan membersihkannya.

أتانا - رسولُ الله - صلَّى الله عليه وسلم - فرأى رجُلاً شعِثاً قد تفرَّقَ شَعرُهُ ، فقال: "أما كان هذا يَجدُ ما يُسَكِّنُ به شَعْرَهَ؟ ورأى رجُلاً آخر عليه ثيابٌ وسِخَة فقال: "أَما كان هذا يجدُ ما يَغسِلُ به ثوبَهُ؟ "

“Rasulullah mendatangi kami dan beliau melihat seseorang berdebu dan rambutnya terburai. Maka beliau bersabda, “Apakah dia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat merapikan rambutnya. Dan beliau melihat orang lain memakai baju kotor, maka beliau bersabda, “Apakah dia tidak mendapatkan apa yang dapat mencuci bajunya.”

 

4.Latihan puasa Sya’ban

Bulan Sya’ban adalah bulan yang banyak memiliki faedah. Beberapa amalan telah diajarkan ulama, seperti membaca Al-Qur’an, memperbanyak shalawat, memperingati malam Nishfu Sya’ban, serta berpuasa di bulan Sya’ban.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam al Bukhari disebutkan:

"لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ...


Nabi tidak berpuasa pada satu bulan lebih banyak selain di bulan Sya’ban. Sesungguhnya Nabi berpuasa pada bulan Sya’ban (seolah-olah) pada seluruh bulan.” (HR. Bukhari)

 

Agar tidak terasa berat maka ibarat orang mau bertanding silat amaka sebelum tampil perlu pemanasan agar tidak kaku. Puasa syakban juga demikian ini puasa pemanasan agar nanti puasa ramadhan tidak kaget.

 

5.Membuka kembali Risalah Ramadhan

Mempelajari kembali buku-buku tentang ramadhan seperti  sperti syarat sah puasa, rukun puasa, yang membatalkan puasa, tentang fadhilah sahur, berbuka, dan tentang sholat qiyamullai, seperti taraweh dan witir. Agar kita ketika dalam bualan ramadhan nanti tidak ragu-ragu lagi tentang hukum-kuhumnya.

6.Memprogram kegiatan Ramdhan

Di bulan syakban ini, segra dibuat rencana kegiatan ramadhan baik bagi pengurus masjid maupun para ustaz-ustaz penceramag. Pengurus masjid sudah menetapkan kegiatan ramadahanya, siapa yang menjadi iman taraweh siapa yang menjadi penceramah kultum ramadhannya, kemuadian berbuka puasa, petugas membangunkan sahur  dan lainya. Ini penting agar ramadhan tidak sia-sia dan  benar-benar menjadi madrasah bagi masyakat dilingkungan masjid dan mushollah.

Bauatlah kajian-kajian agar masyakat/umat mendapat ilmu/bekal dalam menjalan hidup, dan semakin cerdas dalam beragama.jangan sia-siakan momentum ramadahan yang baik ini untuk menimba ilmu dari tuan-tuan guru kita dalam kultum ramadhan. Masjid dan musholla di upayakan menghadirkan para penceramah untuk mencerdaskan umat, jangan hanya sholat taraweh saja sebeb menuntut ilmu adalah wajib sedangakan taraweh sunnat. Jadi mumpung hari baik bulan baik kita belajar disetiap kesempatan.

 

 

 

7.Persiapkan diri dan harta

Untuk menjalankan puasa selama satu bulan ramadhan kita butuh badan yang sehat dan kuat, untuk itu persiapkan pisik kita agar  kita sehat, kemasjid harus tetap mengikuti protokl kesehatan, cuci tangan, pake masker. Yang sakit tak usah kemasjid dirumah saja agar penyakitnya tidak menular kepada jamaah yang lain, sebab covid 19 tidak milih-milih korbanya. Olehkarena itu waspada.

Juga siapkan harta untuk apa?..untuk bisa bersedekah dalm bulan ramdhan nanti sebab sedekah yang paling utama adalah dalam bulang ramadhan;

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِالصَّبْرِ.

اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 

 

 

 

KHUTBAH KE DUA

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...