Sabtu, 11 Maret 2023

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN


MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN

Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I

Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut perintah agama, Kini kita ber Idul Fitri berbahagia, Mari kita berlebaran bersuka gembira, Berjabatan tangan sambil bermaaf maafan, Hilang dendam habis marah di Hari Lebaran, Minal aidin wal faizin, Maafkan lahir dan batin, Selamat para pemimpin, Rakyatnya makmur terjamin. Itulah bait lirik lagu Selamat Hari Lebaran cipta ismail marzuki yang sudah cukup lama viral, muncul pertanyaan apakah yang dimaksud lebaran apa makna filosofinya?.Memang Indonesia adalah negara yang kaya dengan budaya, salah satu budaya yang sudah dikenal adalah budaya lebaran. jika sudah mengakhiri Ramadhan umat Islam indonesia tidak bisa lepas dari budaya yang sudah ada sejak dahulu, di antaranya; mudik, Halal bi halal, Baju baru, Makan ketupat, THR, Ziarah ke makam. ke enam budaya ini selalu dikonotasikan suasana lebaran, jadi lebaran selalu dihiasi dengan enam tradisi ini, kalau tidak ada enam tradisi ini serasa tidak lebaran. sebenarnya apa makna lebaran itu.

Pertama, Lebaran. Ini bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.

Kedua, Luberan. Istilah ini berarti meluber atau melimpah yang menjadi simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah menjelang Hari Raya Idul Fitri, selain menjadi ritual wajib bagi Muslim, juga sebagai wujud kepedulian kepada sesama manusia. 
Ketiga, Leburan. Kata ini memiliki makna habis dan melebur. Maksudnya, pada momentum Lebaran, dosa dan kesahalan akan melebur dan habis karena setiap Muslim dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain. 

Keempat, Laburan. Istilah ini berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air dan pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama

Dari penjelasan makna lebaran ini dapat dipahami lebaran ini menyatakan suasana saat kaum muslimin meraya hari raya Idul Fitri dan bila dikaitkan dengan pendidikan..sesungguhnya lebaran adalah mendidik Umat islam untuk kebali kepada kesucian diri...sesuai dengan Idul Fitri kembali kepada fitrah,,,dimana dosa sudah lebur dengan ibadah puasa, manuasia kembali putih suci bagaikan bayi yg baru dilahirkan ibunya. sesuai dg hadits nabi;

 

فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا واحْتِسَابًا، خَرَجَ مِنَ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan keikhlasan maka akan terlepas dari dosa-dosanya sehingga menjadi bersih kembali seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim).


يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ وَعِبَادِيْ اللَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ أَشْهِدُوْا أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ. فَيُنَادِي مُنَادٍ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْا اِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ. فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِيْ صُمْتُمْ لِيْ وَأَفْطَرْتُمْ لِيْ فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ

Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.

 

KEMU’JIZATAN AL QURAN DALAM MENGATASI TIGA MACAM RINTANGAN HIDUP


 

KEMU’JIZATAN AL QURAN DALAM MENGATASI

TIGA MACAM RINTANGAN HIDUP

Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I

 

Seorang sufi kenamaan bernama Ibrahim al Khawash memiliki beberapa pokok pikiran yang ia kembangkan  dan ajarkan kepada murid-muridnya. yakni bahwa kegagalan seseorang dalam mendekatkan diri pada Allah karena tiga macam rintangan hidup; HARTA, TAHTA DAN WANITA.

Harta, Tahta dan Wanita. Begitulah kira-kira pepatah mengatakannya 3 hal yang menjadi godaan terbesar manusia. Kalimat itu sudah sangat populer di kalangan masyarakat  hingga banyak juga yang menjadikan tulisan-tulisan itu di kendaraannya. Baik di motor, mobil maupun truk juga kita sering menemukannya. Hal itu sangat lumrah, Karena Allah sendiri di dalam firman-Nya menjelaskan bahwa setiap manusia dibekali dengan syahwat terhadap kecintaan kepada wanita dan dunia. Allah berfirman di dalam surat Ali Imron ayat 14 yang berbunyi :

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Hati-hati dengan godaan harta, tahta dan wanita! Dari kalimat itu seakan menjadikan 3 serangkai TA (Harta, Tahta, Wanita) tersebut menjadi momok dan berkonotasi negatif. Padahal kenyataannya tidak sedikit karena 3 TA tersebut manusia mendapatkan Ridha Allah, menjadi orang yang selamat  dan masuk ke dalam surga-Nya.

Untuk itu perlu ada kiat untuk tidak terkecoh dengan rintangan itu sehingga membuat jauh dari Allah. kata ibrahi al Khawash ada tiga pula kiat untuk pengendalinya;

1.      Hidup wara’ dan zuhud untuk meredam cinta harta.

2.      Menundukan kebebasan syahwat untuk mengalahkan cinta wanita

3.      Melalui melihat pada kelemahan diri sendiri untuk menghindari cinta tahta dan kekuasaan.

Rasulullah SAW  bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا ما تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara.Kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya”. (HR. Malik, Baihaqy)

Alloh Swt berfirman:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”. (QS. Shaad:29)

InsyaAllah dengan al Quran akan dapat menghidari segala rintangan hidup, karena alquran kitab pedoman yg berkah dan mu’jizat sepanjang zaman. wallahu a’lam

 

KEWAJIBAN BERPUASA DI BULAN RAMADHAN PERSPEKTIF HISTORIS

 

KEWAJIBAN BERPUASA DI BULAN RAMADHAN  PERSPEKTIF HISTORIS

Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

 

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَتْ قُرَيْشٌ تَصُومُ عَاشُورَاءَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا هَاجَرَ إِلَى الْمَدِينَةِ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ شَهْرُ رَمَضَانَ قَالَ: مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Dari Aisyah –semoga Allah meridhainya- ia berkata: Dulu orang-orang Quraisy berpuasa pada Asyuraa’ (10 Muharram) di masa Jahiliyyah, dan Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pun berpuasa. Ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau berpuasa dan memerintahkan berpuasa. Ketika telah diwajibkan (puasa) bulan Ramadhan, beliau bersabda: Barangsiapa yang ingin berpuasa (silakan), dan barangsiapa yang ingin tidak berpuasa (diperbolehkan).

(H.R Muslim)

Dari firman Allah dan hadist Nabi ini, menjelaskan latar belakang kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan. ternyata umat Nabi-nabi terdahulu juga menjalankan Ibadah puasa.

Al-Qurtubi dalam kitabnya al Jami li ahkamil quran: menjelaskan perintah puasa di bulan ramadhan ini juga diperintahkan kepada Nabi Isa dan umatnya. awalnya sebanyak 40 hari, satu hari pendetanya sakit lalu ummatnya bernazar jika pendeta kami sehat kami akan menambah puasa 10 hari, maka menjadi 50 hari puasanya..lebih berat

Sementara Nabi Muhammad SAW, kata Aisyah; Nabi Saat tiba di Madinah melihat orang yahudi puasa,,lalu Nabi bertanya,,,kalian puasa apa. kami puasa Assyura mengenang jasa Nabi Musa menyelamatkan bangsa yahudi dari kejaran fira’un menyeberangi lautan merah. lalu Nabi memerintahkan sahabt untuk puasa setiap tanggal 10 Muharram atau hari Asyuro. Setelah 2 th puasa asyuro, di akhir bulan sya’ban dari tahun ke 2 hijrah Nabi turun perintah Allah dalam surah albaqarah 183. yg mewajibkan umat Islam puasa ramadhan selama  1 bulan.

Kabar gembira mengenai turunnya perintah puasa Ramadhan ini diapresiasioleh nabi sebagaimana dalam hadits berikut;

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)

Sejak saat itu setiap datangnya ramadhan umat Islam wajib menjalani Ibdah puasa sampai sekarang bahkan akhir zaman. Waallahua’lam

 


MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...