Jumat, 18 November 2016

INSYAALLAH MATERI CERAMAH DI BUMI PERKEMAHAN SUNGAI GELAM KAMIS MALAM JUMAT TGL 24 NOP 2016

REALITA  KEHIDUPAN GENERASI MUDA



إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hampir di semua sektor kehidupan ummat mengalami krisis akhlak. Para pemimpin sibuk dengan urusannya dan memperkaya diri sendiri. Para ulama’ nya mengalami kemerosotan akhlaq sehingga tidak lagi berjuang untuk kepentingan ummat tetapi hanya kepentingan pribadi atau golongan. Para pengusaha dan orang-orang kaya lari dari tanggung jawab membayar zakat, infaq dan sodaqoh sehingga kedermawanan menjadi macet dan tidak jarang bercampur dengan sistem ribawi serta tidak memperdulikan lagi cara kerja yang haram ataupun halal. 
Para siswa dan mahasiswa juga banyak terlibat kasus perkelahian, mengkonsumsi narkoba dan kenakalan remaja lainnya. Kaum wanita muslimah juga terperosok kepada peradaban Barat dengan slogan kebebasan dan emansipasi wanita yang mengakibatkan rusaknya moral mereka, maka akhirnya mereka menjadi sasaran manusia berhidung belang dan tak jarang dijadikan sumber penghasilan murahan dan haram. Dan juga termasuk persoalan pakir miskin yang kurang sabar akan nasib sehingga menjadi objek garapan pihak lain termasuk seperti terjadinya pemurtadan (kristenisasi).
Beraneka ragam tingkah laku atau perbuatan remaja/pemuda yang menyimpang dari moral sering menimbulkan kegelisahan dan permasalah terhadap orang lain. contoh dari penyimpangan –peyimpangan moral pada remaja yang sering terjadi dan muncul dalam media-media pemberitaan.
1.   Kasus Pemerkosaan
Sejak tahun 2012 hingga 2014 bulan Juli, kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta orang dengan rician per tahun kasus aborsi 750 ribu per tahun atau 7 ribu dalam sehari dan 30 persen pelakunya adalah remaja SMP dan SMA. Fenomena tingginya remaja melakukan aborsi karena akibat perkosaan dan hubungan suka sama suka (Ardiantofani, 2014). Dalam Republika.co.id (Sadewo, 2014), Indonesia Police Watch (IPW) melihat kecenderungan  meningkatnya angka perkosaan di Indonesia tahun ini.  Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, meski belum memiliki angka pasti untuk tahun ini, namun kecenderungan tersebut telah terlihat. Tahun 2013 setiap bulan tiga sampai empat kasus perkosaan di seluruh indonesia. Tahun 2014, empat hingga enam setiap bulan. Tercatat, hingga 50 persen pelaku perkosaan adalah anak berusia di bawah 20 tahun. Sebagian dari para remaja memperkosa teman perempuannya.
2.   Kasus Tawuran
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus (Setyawan, 2014).
3.   Sex bebas
Dalam kehidupannya, remaja tidak akan pernah lepas dari apa yang dinamakan “percintaan”. Hampir seluruh remaja di dunia, termasuk Indonesia, mempunyai suatu budaya untuk mengekspresikan percintaan tersebut, yakni dengan apa yang biasa disebut “pacaran”. Pacaran merupakan hal yang sudah lazim di kalangan remaja saat ini. Cara mereka mengisi pacaran pun bermacam-macam, mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa yang tidak diterima karena telah melanggar ketentuan norma yang ada. Salah satu cara yang paling tidak diterima di masyarakat adalah seks bebas (Karmila, 2011).
4.    Penyalahgunaan Narkoba
Sejak 2010 sampai 2013 tercatat ada peningkatan jumlah pelajar dan mahasiswa yang menjadi tersangka kasus narkoba. Pada 2010 tercatat ada 531 tersangka narkotika, jumlah itu meningkat menjadi 605 pada 2011. Setahun kemudian, terdapat 695 tersangka narkotika, dan tercatat 1.121 tersangka pada 2013. Kecenderungan yang sama juga terlihat pada data tersangka narkoba berstatus mahasiswa. Pada 2010, terdata ada 515  tersangka, dan terus naik menjadi 607 tersangka pada 2011. Setahun kemudian, tercatat 709 tersangka, dan 857 tersangka di tahun 2013. Sebagian besar pelajar dan mahasiswa yang terjerat UU Narkotika, merupakan konsumen atau pengguna.  Pada 2011 BNN juga melakukan survei nasional perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa. Dari penelitian di 16 provinsi di tanah air,  ditemukan 2,6 persen siswa SLTP sederajat pernah menggunakan narkoba, dan 4,7 persen siswa SMA terdata pernah memakai barang haram itu. Sementara untuk perguruan tinggi, ada 7,7 persen mahasiswa yang pernah mencoba narkoba (Tryas, 2014).
Lalu apa faktor penyebab terjadinya penyimpangan moral/etika para kaula muda saat ini ?...


FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN MORAL
1.   Kebebasan media Internet
Perilaku kenakalan pada remaja yang dipengaruhi oleh media internet antara lain adalah : (a) Perkelahian sebagai akibat dari kecanduan game online yang bertema kekerasan, peperangan, terorisme; (b) Perkataan yang kotor, kasar, tidak senonoh, saling mengejek antar teman yang bermula dari penulisan “status” di facebook atau twitter dan jejaring sosial lainnya; (c) Penipuan, melalui media internet rentan sekali penipuan dengan memasang iklan-iklan jual beli barang dengan harga murah; (d) Pemalsuan identitas, melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster dan lain-lain dengan menemukan teman yang baru dikenalnya sehingga memudahkan untuk menipu dan dapat menghindar dari tanggung jawab jika melakukan tindakan merugikan orang lain; (e) Penculikan, seringkali terjadi penculikan gadis remaja karena berkenalan dengan temannya di facebook untuk bertemu di dunia nyata sehingga membawa kabur gadis remaja tersebut; (f) Perbuatan asusila, seperti perkosaan, pencabulan, sex bebas, sebagai akibat dari melihat gambar/ video porno di internet; (g) Membolos sekolah, karena begadang kecanduan game online sampai larut malam bahkan sampai pagi; dan (h) Berbohong pada orang tua, karena kecanduan internet membutuhkan biaya untuk ke warnet atau membeli pulsa modem (Budhyati, 2012).
2.Media Televisi/ Media Massa
 Menurut Prof. Dr. R. Mar’at acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, di mana televisi seakan-akan menghipnotis pemirsa, sehingga mereka telah hanyut dalam keterlibatan akan kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi (Effendy, 2002).
3. Lingkungan Pergaulan Yang Buruk
Lingkungan masyarakat dimana anak itu dibesarkan ikut ambil peranan dalam membentuk kepribadian anak selanjutnya. Anak yang berkembang di lingkungan alam pedesaan memiliki kepribadian yang berbeda dengan anak yang tumbuh berkembang di lingkungan masyarakat kota yang penuh kesibukan dan kebisingan yang seolah saling tak menghiraukan antara anggota masyarakat yang satu dengan lainnya. Demikian halnya anak yang dibesarkan di lingkungan masyarakat yang sangat agamis tentu akan berbeda bila dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di lingkungan masyarakat yang sangat tidak memperdulikan masalah-masalah norma-norma agama (Tepas Ahmad Heryawan, 2008).
Dikatakan oleh (Eitzen, 1986) bahwa seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan masyarakat yang buruk. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan demikian kontrol sosial menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial, seringkali yang terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan mengikat norma sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku menyimpang karena tidak memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa dan wajar.
4. Pendidikan Agama Yang Rendah
Pendidikan agama dalam keluarga sangat penting untuk membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia yang mencakup etika, moral, budi pekerti, pemahaman dan pengalaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Dan hal itu merupakan sumbangan bagi pembangunan bangsa dan Negara (Tepas Ahmad Heryawan, 2008).
Pemahaman agama yang baik akan menumbuhkan perilaku yang baik. Remaja memerlukan kemampuan pemecahan masalah yang baik, sehingga remaja mampu menyelesaikan masalah mereka dengan efektif (Aini, 2011).
 5. Kondisi Keluarga dan Pola Asuh Orang Tua
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik di sekolah, biasanya memiliki latar belakang keluarga yang harmonis, menghargai pendapat anak dan hangat. Hal ini disebabkan karena anak yang berasal dari keluarga yang harmonis akan mampu mempersepsi bahwa rumah mereka sebagai suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara orangtua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan begitu juga sebaliknya. Jika anak mampu mempersepsi bahwa keluarganya berantakan atau kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi oleh orangtuanya tersebut. Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi perilaku kenakalan pada remaja adalah konsep diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri terhadap keseluruhan diri, baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangan diri, sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keseluruhan perilaku yang ditampilkan (Soekanto, 1987).
Pengabaian orangtua terhadap anaknya meberikan andil yang besar dalam mucul perilaku kenakalan remaja. Gunarsa (2004) membagi sikap pengabaian orangtua terhdap anak menjadi lima jenis.
a.    Pengabaian fisik (physical neglect) : meliputi kegagalan dalam memenuhi kebutuhan atas makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadai.
b.    Pengabaian emosional (emotional neglect) : meliputi perhatian, perawatan, kasih saying, dan afeksi yang tidak memadai dari orang tua, atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan remaja akan penerimaan, persetujuan, dan persahabatan.
c.    Pengabaian intelektual (intellectual neglect) : termasuk di dalamnya kegagalan untuk memberikan pengalaman yang menstimulasi intelek remaja, membiarkan remaja membolos sekolah tanpa alasan apa pun, dan semacamnya.
d.    Pengabdian social (social neglect) : meliputi pengawasan yang tidak memadai atas aktivitas social remaja, kurangnya perhatian dengan siapa remaja bergaul, atau karena gagal mengajarkan atau mensosialisasikan kepad remaja mengenai bagaimana bergaul secara baik dengan orang lain.
e.    Pengabaian moral (moral neglect) : kegagalan dalam memberikan contoh moral atau pendidikan moral yang positif kepada remaja.

Lalu apa solusi untuk mengatasi persoalan ini ?
SOLUSI PENYIMPANGAN MORAL INI ADALAH
Pertama.  Untuk solusi Tawuran yaitu a) Melarang segala macam bentuk ospek yang berisi perploncoan (kekerasan dan pembodohan). Ospek harus berisi pencerahan yang mengarahkan siswa baru menjadi lebih semangat berilmu dan menjadi orang cerdas. Perploncoan yang diselenggarakan di luar sekolah (yang biasanya diadakan oleh senior dan alumni) harus dibubarkan paksa dan setiap siswa yang terlibat harus dihukum. Jika ada ancaman kekerasan dari senior dan alumni kepada siswa baru untuk ikut perploncoan, maka mereka harus diadukan ke kepolisian; b)  Jadwalkan agenda silaturahim antar sekolah. Saling berkunjung satu sama lain. Terutama sekolah yang pernah tawuran. Pertemukan seluruh siswanya. Jalin komunikasi. Saling berbagi informasi kegiatan di sekolah masing-masing. Dengan silaturahim akan terjalin rasa persaudaraan; c) Aktifkan dengan serius kegiatan ekstra kurikuler, seperti keagamaan (ROHIS, ROHKRIS, ROHHIN, ROHBUD, dsb.), KIR, PMR, Pencinta Alam, Bela Diri, Teater, Olah Raga, Musik, Film, dan lain-lain. Dengan berbagai aktivitas ekskul yang positif, tentu para pelajar tidak akan “kurang kerjaan”. Waktu mereka akan habis untuk hal-hal yang berguna. Bukan untuk nongkrong; d) Ubah mindset dan bentuklah opini bahwa tawuran pelajar bukanlah “kenakalan remaja”, tetapi “perbuatan kriminal”. Setiap pelajar yang terlibat, terlebih lagi para provokator dan aktor intelektualnya, harus ditangkap dan diperlakukan sama dengan para kriminal. Kenakan sanksi pidana plus denda sekian juta rupiah. Kalau tidak sanggup bayar denda, tambah lagi hukuman kurungannya. Provokator dan aktor intelektual serta pembunuh harus mendapatkan hukuman paling berat. Ini supaya ada efek jera. Sehingga semua pelajar akan berpikir seribu kali kalau mau tawuran;
Kedua. Selain melakukan kerjasama dengan instansi, guru juga melakukan kerjasama dengan masyarakat dilingkungan sekolah. Dalam mendidik sekian banyak siswa dengan keberagaman sifat dan karakter dan dengan jumlah guru yang terbatas tentunya guru tidak dapat melakukannya sendiri, dengan kata lain guru juga membutuhkan bantuan dari masyarakat sekitar untuk dapat membantu memantau siswa ketika siswa berada di luar lingkungan sekolah tanpa sepengetahuan guru, dengan cara memberikan peringatan atau langsung melaporkannya kepada pihak sekolah
Ketiga. Selain dengan pihak kepolisian juga melakukan kerjasama dengan BNN yaitu berupa penyuluhan tentang bahaya narkoba dan dilanjutkan dengan tes urin.
Keempat. Yang terpenting  adalah pendidikan agama. Iman adalah benteng terkuat ketika remaja mendapat infiltrasi dari luar berupa pengaruh-pengaruh buruk. Adapun yang bisa dilakukan: a) Keluarga punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak, jadi untuk memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap malakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada keluarga dan masih banyak hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik tetapi kita bisa lakukan itu dengan perlahan dan sabar.  Orangtua yang tidak menegrti tentang agama sebaiknta tidak malu untuk mengikuti pengajian. Karena malu atau gengsi adalah penghalang ilmu. Orangtua dan anak bersama-sama sepekan sekali atau dua kali dalam sepekan mengikuti kajian-kajian Islam (Contoh ; di Kota Yogyakarta, seminggu penuh ada kajian Islam Umum). Ada dua manfaat yang dapat diperoleh yaitu terjamin keharmonisan dan komunikasi yang baik dan anak, kedua menambah ilmu agama; b)  Mendatangkan seorang Ustadz yang kompeten di bidangnya ke rumah. Misalnya bisa baca kitab kuning. Seorang Hafidz. Bisa Bahasa Arab. Kemudian mengadakan pengajian membahas kitab masalah penyucian jiwa seperti Kitab Riyadush Sholihin atau membahas masalah dosa (Al Kabair)
Kelima. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, sispala, patroli keamanan sekolah dan lain sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Sepekan sekali mengadakan pengajian dengan mengundang seorang Ustadz yang kompeten di bidangnya. Bukan Ustadz pelawak. Bukan orang yang jago pidato kemudian terkenal sebagai Ustadz. Pilihlah dari lulusan yang jelas , Atau dari Pondok Tertentu. Dengan membahas Kitab Kuning secara bertahap sesuai mad’u atau audience . Kajian dilakukan secara kontinu dan merupakan program wajib bagi para siswa.
Keenam. Usahakan para orangtua untuk mencarikan nafkah halal kepada anaknya. Karena harta haram juga mempengaruhi perilaku anak.
Ketujuh. Filterisasi media internet dengan DNS Nawala untuk memblok situs porno. Sementara untuk televisi, gunakan layanan TV satelit atau TV kabel yang berupa program-program Islami. Kita bisa menfilter dan menyetting tayang program yang sesuai dengan Islam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...