Rabu, 29 April 2020

HAWATIR IBADAH TIDAK DITERIMA ALLAH SWT







































KHUTBAH JUMAT KE  2
DALAM BULAN RAMADHAN 2020
Oleh: Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I


اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى, أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Salah satu keberkahan bulan Ramadhan, selain dibuka kan pintu-pintu syurga, ditutupkan pintu-pintu neraka serta dibelenggunya syaitan, Allah  juga melipat gandakan pahala bagi setiap hamba yang beramal di bulan tersebut. Sehingga selama bulan Ramadhan, boleh jadi kita sering mengingat-ngingat amal ibadah yang telah kita jalankan. Lalu kita mengkalkulasi, begitu banyak pahala yang menurut kita telah kita kumpulkan. Semestinya kita khawatir, jangan-jangan nilai di sisi Allah sebenarnya jauh dari angan-angan kita tersebut. Boleh jadi apa yang telah kita lakukan belum sesuai dengan harapan yang Allah  kehendaki, masih banyak kekurangan di sana sini, sehingga tak layak diterima oleh apalagi beribadah dengan cara musim corona ini, Allah SWT berfirman:
لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلاَ أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلاَ يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللهِ وَلِيًّا وَلاَ نَصِيرًا
“Pahala dari Allah bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong. dan tidak pula menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak pula penolong baginya selain Allah.” (QS. An Nisa’: 123)

Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kekhawatiran terhadap amal menjadi salah satu sifat orang mukmin yang disebutkan dalam al-Quran. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut, sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (Al Mu’minun: 60)

Ummul Mukminin Aisyah Ra pernah bertanya kepada Nabi SAW mengenai ayat ini: lalu Nabi  lantas menjawab:
لَا يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يُصَلُّونَ وَيَصُومُونَ وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَلَّا يُقْبَلَ مِنْهُمْ،
“Bukan demikan wahai putri Ash Shidiq (maksudnya Abu Bakr Ash Shidiq, pen)! Yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah seperti itu. Bahkan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orang yang yang berpuasa, yang bersedekah dan yang shalat, namun ia khawatir amalannya tidak diterima.”
Fudholah bin ‘Ubaid,  mengatakan, “Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma-idah: 27)
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Setidaknya ada dua syarat utama yang menjadi borometer diterima atau tidaknya suatu amal. Kedua syarat tersebut adalah ikhlas karena Allah dan mengikuti tuntunan Nabi SAW. Jika salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka amalan ibadah menjadi tertolak.
Demikian juga dengan amalan-amalan di bulan Ramadhan, bagaimana pun bentuk amalannya dan sebesar apapun itu, tidak akan berarti di sisi Allah ketika kita belum memenuhi kedua syarat di atas. Karena itu, Ramadhan tidak semata-mata hanya memperbanyak amal, namun kita juga butuh belajar dan terus belajar bagaimana memperbaiki kwalitas amal ibadah kita. Agar apa yang telah kita kerjakan tidak berbuah sia-sia di sisi Allah. Bukankah Nabi SAW pernah bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga,”
Tidak heran jika guru-guru kita dulu selalu khawatir dengan amalannya sendiri; layakkah amalan tersebut diterima atau malah berujung tanpa makna sedikitpun di sisi Allah.
Jika guru-guru kita saja demikian lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kesungguhan dan keikhlasan mereka dalam beramal tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kita? Maka sudah sepantasnya kita lebih khawatir terhadap amalan kita sendiri dibandingkan dengan mereka. Apa lagi Ibadah kita diiringan dengan rasa ketakutan terjangkitnya virus corona, sholat yang berjarak, taraweh di rumah, kemana-mana pakai masker dll. Karenanya, selain memperbanyak amalan, mari lah kita terus memperbaiki kwalitas amal ibadah kita, baik kelurusannya maupun keikhlasannya.
اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ



Selasa, 21 April 2020






TATACARA SHOLAT TARAWEH DI RUMAH
DI MUSIM  CORONA
Oleh; Dr. Ridwan Jalil

 
 





Jumhur ulama berpendapat shalat tarawih lebih utama dikerjakan secara berjamaah di masjid. Namun dalam kondisi pandemi covid-19 ini, hampir semua ulama (mulai mufti Arab Saudi hingga MUI) saat ini menyarankan untuk menunaikannya di rumah, bersama keluarga. Dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.
Pelaksanaan shalat Tarawih di rumah sama saja dengan masjid. Melaksanakan shalat tarawih minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas. Karena semua riwayat tentang rakaat shalat tarawih tidak ada yang menunjukkan penegasan bahwa hanya jumlah tersebut yang benar dan yang lain salah. Maka jika shalat tarawih dilaksanakan sebanyak 23 rakaat, maka 20 rakaat adalah rakaat tarawih yang dikerjakan setiap dua rakaat diakhiri dengan salam dan 3 rakaat shalat witir. Rakaat shalat witir, boleh ditambah hingga tidak lebih dari 11 rakaat dan boleh dikurangi hingga hanya 1 rakaat. Pada intinya, rakaat shalat witir boleh dilakukan sesuai kemampuan asalkan rakaatnya ganjil.
Untuk tata cara pelaksanaan sholat tarawih  8 rakaat dengan 2 rakaat 1x salam  sebagai berikut berikut;

1.LAFADZ NIAT;
·         Lafadz niat shalat tarawih (suami) sebagai imam lafadznya sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

 “Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat sebagai imam karena Allah Ta’ala
·         Lafadz niat shalat tarawih sebagai makmum dilafalkan sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى

“Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala”

·         Sedangkan lafadz niat shalat tarawih sendirian sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
      
  “Aku niat sholat sunnah tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala

2.AYAT YANG DI BACA SETELAH  AL FATIHAH


  •       Rakaat Pertama : وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ
  •         Rakaat  Kedua :  اَلَمْ تَرَ كَيْف 
  •          ( السلام )
  •   Rakaat Petama : اِيْلاَفِ قُرَيْشٍ
  •        Rakaat Kedua : أَرَئَيْتَ الَّذِيْنَ
  •           ( السلام )
  •   Rakaat Pertama : إِناَّ أَعْطَيْنَاكَ اْلكَوْثَرَ
  •        Rakaat Kedua :  قُلْ يَااَيُّهَا اْلكَافِرُوْنَ
  •          ( السلام ) 
  •         Rakaat pertama : إِذَا جَآءَ نَصْرُ اللهِ وَاْلفَتْحُ
  •          Rakaat Kedua : تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَتَبّ
  •            ( السلام )

3.LAFADZ  NIAT WITIR.
·       Niat Sholat Witir 2 Rakaat;
أُصَلِّى سُنَّةَ  مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (إماما/مأموما) للهِ تَعَالَى
 “Aku niat shalat sunnat dua rakaat dari witir  menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala

·         Niat sholat witir  1 rakaat;

أُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (إماما/مأموما) للهِ تَعَالَى

 “Aku niat shalat Witir satu rakaat menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala”


4.AYAT SHOLAT  WITIR  SETELAH FATIHAH


  •  Rakaat pertama : سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ اْلاَعْلَى
  •  Rakaat kedua : قُلْ يَااَيُّهَا اْلكَافِرُوْنَ
  • ( السلام )
  • 1 Rakaat 3 surah sekaligus.
  •  قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
  •  قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ اْلفَلَقِ
  •  قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
  • ( السلام )



           BACAAN BILAL 
 
 


NO
BILAL
JAMA’AH
1
v   صَلاَةَ التَّرَاوِيْحِ رَحِمَكُمُ اللهُ

v   لآ اِلَهَ اِلّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوُل اللّه
صلى الله عليه وسلم
2
v   فَضْلاً مِنَ اللهِ وَنِعْمَةْ
v      وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً يَاتَوَّابُ يَا وَاسِعَ اْلمَغْفِرَةِ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
3
v   اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَذُخْرِنَاوَمَوْلآنَا مُحَمَّدٍ
v     اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ
4
v   سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلمَعْبُوْدِ
 سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلمَوْجُوْدِ سُبْحَانَ اْلمَلِكِ اْلحَيِّ الَّذِى لاَ يَنَامُ وَلاَ يَمُوْتُ وَلاَ يَفُوْتُ اَبَدًا 
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ اْلمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ

v   اَخِرُ التَّرَاوِيْحِ اَجَرَكُمُ الله

v   سُبْحَانَ اللهِ وَاْلحَمْدُ ِللهِ وَلاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ واَللهُ اَكْبَرُ  وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ


v   لآ اِلَهَ اِلّا اللّهُ مُحَمَّدٌ رَسُوُل اللّه
صلى الله عليه وسلم
DO’A  TARAWEH

اَللّهُمَّ يَا فَارِقَ اْلفُرْقَانِ وَمُنْزِلَ اْلقُرْآنِ بِالْحِكْمَةِ وَالْبَيَانِ، بَارِكِ اللّهُمَّ لَنَا فِى شَهْرِ رَمَضَانَ (ثلاث) اَعَادَهُ اللهُ عَلَيْنَا سِنِيْنَا بَعْدَ سِنِيْنَ وَ اَعْوَامًا بَعْدَ اَعْوَامٍ عَلَى مَا يُحِبُّ وَ يَرْضَى
 يَا ذُو الْجَلَالِ وَ اْلإِكْرَامِ. اَللّهُمَّ إِنَّ لَكَ فِى هذِهِ اْللَيْلَةِ وَ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ لَيَالِى شَهْرِ رَمَضَانَ عُتَقَاءَ وَ طُلَقَاءَ وَ نُقَذَاءَ وَ اُمَنَاءَ وَ أُسَرَاءَ وَ أُجَرَاءَ مِنَ النَّارِ
اَللّهُمَّ أَجِرْنَا مِنَ النَّارِ سَالِمِيْنَ (ثلاث) وَاَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ وَادْخِلْنَا الْجَنَّةَ آمِنِيْنَ  
واَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.

BILAL
JAMA’AH
v   صلاة الوتر اثابكم الله
v   لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
v   اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَذُخْرِنَاوَمَوْلآنَا مُحَمَّدٍ
v     اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ




DO’A  WITIR

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ : اَلْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًايُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا،وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ
اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْأَلُك الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ سَخَطِك وَالنَّارِ(3x)
اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي (3x)يَا كَرِيْمُ يَا رحِيْمِ ياودود  يَااَللهُ

NIAT  PUASA
)
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى(

v   تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ  تَقَبَّلَ يَا كَرِيْمُ






MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...