KHUTBAH JUMAT
MARHABAN YA
RAMADHAN
( Puasa di Musim Corona)
Oleh: Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ
جَعَلَ
رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى,
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ :
اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
KAUM MISLIMIN JAMAAH SHOLAT JUMAT YG BERBAHAGIA
Marhaban… Marhaban… Marhaban Ya Ramadhan…!
seiring berjalannya waktu, detik demi detik, hari demi hari, bulan demi bulan
hingga tak terasa bulan yang ditunggu-tunggupun telah tiba,
Jika semua HARTA adalah RACUN, maka
ZAKAT lah penawarnya.
Jika seluruh UMUR adalah DOSA, maka TAUBAT lah obatnya.
Jika seluruh BULAN adalah NODA, maka RAMADHAN lah pemutihnya.
Setitik tinta jadi noda.
Setitik salah jadi dosa.
Bulan penuh berkah sudah tiba.
Mari tekun ibadah di bulan puasa.
Sambutlah dengan senyuman indah
Jika seluruh UMUR adalah DOSA, maka TAUBAT lah obatnya.
Jika seluruh BULAN adalah NODA, maka RAMADHAN lah pemutihnya.
Setitik tinta jadi noda.
Setitik salah jadi dosa.
Bulan penuh berkah sudah tiba.
Mari tekun ibadah di bulan puasa.
Sambutlah dengan senyuman indah
Meskipun di musim corona, yang membuat kita
kecewa dan merana….betapa tidak di tahun yang lalu tatkala menyambut
bulan penuh barokah ini, rame-rame membentangkan sepanduk/balehu
disetiap persimpangan dengan ucapan
“Marhaban Ya Ramadhan; selamat datang bulan yang penuh dengan barakah”…namun
kini betapa sedihnya kita melihat disetiap media elektro TV,HP, FB, WA, selalu
muncul kata himbawan dan ancaman “BEKERJA DAN BERIBADAH DARI RUMAH SAJA” semua kalangan mulai dari pemerintah, ormas
dan pengurus masjid membentang sepanduk
di setiap persimpangan “MARI KITA CEGAH
COVID 19, LOCK DOWN, PSBB, CUCI TANGAN DAN PAKAI MASKER. Itulah kata-kata yang populer menyambut
ramdhan kali ini.
KAUM
MUSLIMIN YG BERBAHAGIA
Bulan Ramadan
adalah bulan diwajibkannya bagi seorang
mukmin yang mukallaf. Menjalan ibadah puasa selama satu bulan.sebagaimana
firman Allah SWT;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS.
Al-Baqarah: 183)
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barangsiapa yang puasa karena iman
dan berharap pahala dan ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah
lalu”.
Namun situasi bulan Ramadhan pada
tahun ini mungkin menyisakan beberapa pertanyaan terkait puasa di musim
wabah Corona, misalnya tentang bolehnya meninggalkan puasa bagi
masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan mereka, baik kategori ODP, PDP ataupun positif
suspect Covid-19 atau belum terindikasi apa-apa.
KAUM
MUSLIMIN YG BERBAHAGIA
Secara
umum sejak dahulu para ulama telah sepakat mengenai bolehnya orang sakit untuk
tidak berpuasa dan kelak nanti ketika sembuh, dia diharuskan mengqodho’
puasanya (menggantinya di hari atau lain). Dalil mengenai hal ini adalah firman
Allah Ta’ala:
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا
أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Dan
barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah
baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain.” (QS. Al Baqarah: 185).
Imam
Ibn Qudamah dalam kitab Al-Mughni
ha.403 dan juga Imam Al-Nawawi dalam kitab al-Majmu’
hal.261 mejelaskan bahwa yang dimaksud
dengan kondisi sakit yang membolehkan seseorang tidak berpuasa adalah jika:
1.
Penyakit akan meningkat atau
semakin parah karena puasa
2.
Pemulihan kesehatan tertunda
karena berpuasa
3.
Pasien mengalami kesulitan dalam
berpuasa meskipun tidak ada peningkatan penyakit dan tidak ada penundaan dalam
pemulihan
4.
Sangat khawatir akan menjadi
sakit karena berpuasa.
Sedangkan Syeikh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain
hal.187 menjelaskan bahwa ulama membagi tiga keadaan orang sakit: Pertama,
kalau misalnya penyakitnya diprediksi akan menjadi kritis, maka penderita makruh
untuk berpuasa dan diperbolehkan tidak berpuasa. Kedua, jika penyakit
kritis itu benar-benar terjadi, atau kuat diduga kritis, atau kondisi kritisnya
dapat menyebabkannya kehilangan nyawa, maka penderita haram berpuasa. Ia wajib
membatalkan puasanya. Ketiga, kalau sakit ringan yang
sekiranya tidak sampai keadaan kritis, penderita haram membatalkan puasanya dan
tentu wajib berpuasa sejauh ia tidak khawatir penyakitnya bertambah parah.
Dari
urain penjelasan ulama di atas dapat disimpulkan bahwa hukum berpuasa bagi umat
Islam di musim Corona ini ada tiga kategori:
Pertama,
pasian suspect Corona-19 atau PDP yang
memerlukan obat dan penanganan intensif di bawah pengawasan dokter dan dikhawatirkan
beresiko tinggi jika dia berpuasa, bahkan akan mengancam keselamatan nyawanya,
maka penderita suspect demikian ini wajib berobat dan diharamkan berpuasa.
Kedua,
pasien dalam pengawasan atau orang dalam pengawasan petugas kesehatan berwenang
yang mengalami kesulitan dalam berpuasa dikarenakan harus menjaga kesehatan
tubuhnya dengan olahraga dan minum air atau vitamin secara teratur demi menjaga
kekebalan tubuhnya untuk mencegah virus Corona maka
dia diperbolehkan tidak berpuasa. Hukum ini juga berlaku bagi staf paramedis
dari kalangan dokter dan tenaga perawat yang bertugas di garis depan menangani
pasien Corona. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa jika mereka terancam
keselamatan jiwanya oleh karena berpuasa.
Ketiga,
bagi masyarakat muslim umumnya yang sehat jasmani-rohani dan tidak dalam
kondisi sakit, maka mereka tetap wajib berpuasa Ramadlan secara sempurna,
karena belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara puasa
dan ancaman infeksi dengan virus Corona baru Covid 19.
KAUM
MUSLIMIN YG BERBAHAGIA
Di akhir khutbah ini kami mengajak kaum muslimin muslimat, marilah kita isi bulan
Ramdhan ini semaksimal mungkin, meskipun dalam kondisi yang menghawatirkan karena wabah virus corona, kita tetap
maksimal dalam ibadah, siang kita berpuasa malam kita isi dengan taraweh dan
tadarus al-quran meskipun di rumah masing-masing. Kita berdoa dan berharap
semoga covid 19 ini akan segra hilang seiring dengan datangnya Ramadhan mulia ini. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ: فَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar