Senin, 20 April 2020

KHUTBAH JUMAT 1 RAMADHAN 1441 H





KHUTBAH  JUMAT
MARHABAN  YA  RAMADHAN
( Puasa di Musim Corona)
Oleh: Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I


اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى, أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

KAUM  MISLIMIN JAMAAH SHOLAT JUMAT YG BERBAHAGIA
Marhaban… Marhaban… Marhaban Ya Ramadhan…! seiring berjalannya waktu, detik demi detik, hari demi hari, bulan demi bulan hingga tak terasa bulan yang ditunggu-tunggupun telah tiba,
Jika semua HARTA adalah RACUN, maka ZAKAT lah penawarnya.
Jika seluruh UMUR adalah DOSA, maka TAUBAT lah obatnya.
Jika seluruh BULAN adalah NODA, maka RAMADHAN lah pemutihnya.
Setitik tinta jadi noda.
Setitik salah jadi dosa.
Bulan penuh berkah sudah tiba.
Mari tekun ibadah di bulan puasa.
Sambutlah dengan senyuman indah
Meskipun di musim corona, yang membuat kita kecewa dan merana….betapa tidak di tahun yang lalu tatkala  menyambut  bulan  penuh barokah ini,  rame-rame membentangkan sepanduk/balehu disetiap persimpangan   dengan ucapan  “Marhaban Ya Ramadhan; selamat datang bulan yang penuh dengan barakah”…namun kini betapa sedihnya kita melihat disetiap media elektro TV,HP, FB, WA, selalu muncul kata himbawan dan ancaman “BEKERJA DAN BERIBADAH DARI RUMAH SAJA”  semua kalangan mulai dari pemerintah, ormas dan pengurus masjid  membentang sepanduk di setiap persimpangan “MARI KITA CEGAH  COVID 19, LOCK DOWN, PSBB, CUCI TANGAN DAN PAKAI MASKER.   Itulah kata-kata yang populer menyambut ramdhan kali ini.

KAUM MUSLIMIN  YG BERBAHAGIA
Bulan Ramadan adalah bulan diwajibkannya  bagi seorang mukmin yang mukallaf. Menjalan ibadah puasa selama satu bulan.sebagaimana firman Allah SWT;

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah: 183)
Nabi Muhammad SAW   bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

“Barangsiapa yang puasa karena iman dan berharap pahala dan ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.

Namun situasi bulan Ramadhan pada tahun ini mungkin menyisakan beberapa pertanyaan terkait puasa di musim wabah Corona, misalnya tentang bolehnya meninggalkan puasa bagi masyarakat untuk menjaga kondisi kesehatan mereka, baik kategori ODPPDP ataupun positif suspect Covid-19 atau belum terindikasi apa-apa.

KAUM MUSLIMIN  YG BERBAHAGIA
Secara umum sejak dahulu para ulama telah sepakat mengenai bolehnya orang sakit untuk tidak berpuasa dan kelak nanti ketika sembuh, dia diharuskan mengqodho’ puasanya (menggantinya di hari atau lain). Dalil mengenai hal ini adalah firman Allah Ta’ala:
وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).
Imam Ibn Qudamah dalam kitab Al-Mughni   ha.403 dan juga Imam Al-Nawawi dalam kitab al-Majmu’  hal.261  mejelaskan bahwa yang dimaksud dengan kondisi sakit yang membolehkan seseorang tidak berpuasa adalah jika:
1.    Penyakit akan meningkat atau semakin parah karena puasa
2.    Pemulihan kesehatan tertunda karena berpuasa
3.    Pasien mengalami kesulitan dalam berpuasa meskipun tidak ada peningkatan penyakit dan tidak ada penundaan dalam pemulihan
4.    Sangat khawatir akan menjadi sakit karena berpuasa.
Sedangkan Syeikh Nawawi Banten dalam kitab Nihayatuz Zain  hal.187 menjelaskan bahwa ulama membagi tiga keadaan orang sakit: Pertama, kalau misalnya penyakitnya diprediksi akan menjadi kritis, maka penderita makruh untuk berpuasa dan diperbolehkan tidak berpuasa. Kedua, jika penyakit kritis itu benar-benar terjadi, atau kuat diduga kritis, atau kondisi kritisnya dapat menyebabkannya kehilangan nyawa, maka penderita haram berpuasa. Ia wajib membatalkan puasanya. Ketiga, kalau sakit ringan yang sekiranya tidak sampai keadaan kritis, penderita haram membatalkan puasanya dan tentu wajib berpuasa sejauh ia tidak khawatir penyakitnya bertambah parah.
Dari urain penjelasan ulama di atas dapat disimpulkan bahwa hukum berpuasa bagi umat Islam di musim Corona ini ada tiga kategori:
Pertama, pasian suspect Corona-19 atau PDP yang memerlukan obat dan penanganan intensif di bawah pengawasan dokter dan dikhawatirkan beresiko tinggi jika dia berpuasa, bahkan akan mengancam keselamatan nyawanya, maka penderita suspect demikian ini wajib berobat dan diharamkan berpuasa.
Kedua, pasien dalam pengawasan atau orang dalam pengawasan petugas kesehatan berwenang yang mengalami kesulitan dalam berpuasa dikarenakan harus menjaga kesehatan tubuhnya dengan olahraga dan minum air atau vitamin secara teratur demi menjaga kekebalan tubuhnya untuk mencegah virus Corona maka dia diperbolehkan tidak berpuasa. Hukum ini juga berlaku bagi staf paramedis dari kalangan dokter dan tenaga perawat yang bertugas di garis depan menangani pasien Corona. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa jika mereka terancam keselamatan jiwanya oleh karena berpuasa.
Ketiga, bagi masyarakat muslim umumnya yang sehat jasmani-rohani dan tidak dalam kondisi sakit, maka mereka tetap wajib berpuasa Ramadlan secara sempurna, karena belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara puasa dan ancaman infeksi dengan virus Corona baru Covid 19.
KAUM MUSLIMIN  YG BERBAHAGIA
Di akhir khutbah ini kami mengajak  kaum muslimin muslimat, marilah kita isi bulan Ramdhan ini semaksimal mungkin, meskipun dalam kondisi  yang menghawatirkan  karena wabah virus corona, kita tetap maksimal dalam ibadah, siang kita berpuasa malam kita isi dengan taraweh dan tadarus al-quran meskipun di rumah masing-masing. Kita berdoa dan berharap semoga  covid 19 ini akan segra  hilang seiring dengan datangnya  Ramadhan mulia ini. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِوَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.  فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
                      


Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...