KHUTBAH JUMAT KE 2
DALAM BULAN RAMADHAN 2020
Oleh: Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الَّذِيْ
جَعَلَ
رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى,
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي
بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ
.يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Salah satu keberkahan bulan
Ramadhan, selain dibuka kan pintu-pintu syurga, ditutupkan pintu-pintu neraka
serta dibelenggunya syaitan, Allah juga
melipat gandakan pahala bagi setiap hamba yang beramal di bulan tersebut.
Sehingga selama bulan Ramadhan, boleh jadi kita sering mengingat-ngingat amal
ibadah yang telah kita jalankan. Lalu kita mengkalkulasi, begitu banyak pahala
yang menurut kita telah kita kumpulkan. Semestinya kita khawatir, jangan-jangan
nilai di sisi Allah sebenarnya jauh dari angan-angan kita tersebut. Boleh jadi
apa yang telah kita lakukan belum sesuai dengan harapan yang Allah kehendaki, masih banyak kekurangan di sana
sini, sehingga tak layak diterima oleh apalagi beribadah dengan cara musim corona
ini, Allah SWT berfirman:
لَيْسَ
بِأَمَانِيِّكُمْ وَلاَ أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ
بِهِ وَلاَ يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللهِ وَلِيًّا وَلاَ نَصِيرًا
“Pahala
dari Allah bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong. dan tidak pula menurut
angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi
pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak pula
penolong baginya selain Allah.” (QS. An
Nisa’: 123)
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kekhawatiran terhadap amal menjadi
salah satu sifat orang mukmin yang disebutkan dalam al-Quran. Allah SWT
berfirman:
وَالَّذِينَ
يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ
رَاجِعُونَ
“Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut,
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (Al
Mu’minun: 60)
Ummul Mukminin Aisyah Ra pernah
bertanya kepada Nabi SAW mengenai ayat ini: lalu Nabi lantas
menjawab:
لَا
يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُمُ الَّذِينَ يُصَلُّونَ وَيَصُومُونَ
وَيَتَصَدَّقُونَ، وَهُمْ يَخَافُونَ أَلَّا يُقْبَلَ مِنْهُمْ،
“Bukan
demikan wahai putri Ash Shidiq (maksudnya Abu Bakr Ash Shidiq, pen)! Yang
dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah seperti itu. Bahkan yang dimaksudkan
dalam ayat tersebut adalah orang yang yang berpuasa, yang bersedekah dan yang
shalat, namun ia khawatir amalannya tidak diterima.”
Fudholah bin ‘Ubaid, mengatakan, “Seandainya aku mengetahui bahwa
Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih
kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya
Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Al Ma-idah: 27)
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Setidaknya ada dua syarat utama yang
menjadi borometer diterima atau tidaknya suatu amal. Kedua syarat tersebut
adalah ikhlas karena Allah dan mengikuti tuntunan Nabi SAW.
Jika salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka amalan ibadah menjadi
tertolak.
Demikian juga dengan amalan-amalan
di bulan Ramadhan, bagaimana pun bentuk amalannya dan sebesar apapun itu, tidak
akan berarti di sisi Allah ketika kita belum memenuhi kedua syarat di atas. Karena
itu, Ramadhan tidak semata-mata hanya memperbanyak amal, namun kita juga butuh
belajar dan terus belajar bagaimana memperbaiki kwalitas amal ibadah kita. Agar
apa yang telah kita kerjakan tidak berbuah sia-sia di sisi Allah. Bukankah
Nabi SAW pernah bersabda:
رُبَّ
صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut
kecuali rasa lapar dan dahaga,”
Tidak heran jika guru-guru kita dulu
selalu khawatir dengan amalannya sendiri; layakkah amalan tersebut diterima
atau malah berujung tanpa makna sedikitpun di sisi Allah.
Jika guru-guru kita saja demikian
lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kesungguhan dan keikhlasan mereka dalam
beramal tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kita? Maka sudah sepantasnya
kita lebih khawatir terhadap amalan kita sendiri dibandingkan dengan mereka. Apa
lagi Ibadah kita diiringan dengan rasa ketakutan terjangkitnya virus corona, sholat
yang berjarak, taraweh di rumah, kemana-mana pakai masker dll. Karenanya,
selain memperbanyak amalan, mari lah kita terus memperbaiki kwalitas amal
ibadah kita, baik kelurusannya maupun keikhlasannya.
اَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ: فَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar