Selasa, 26 Mei 2020

KHUTBA AWAL SYAWAL






KHUTBAH JUM’AT PERTAMA
Di bulan  Syawal  1441.H
Dr.M.Ridwan Jalil,M.Pd.I

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه .قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ. وَلِتُكْمِلُوا ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
KAUM MUSLIMIN JAMA’AH SHOLAT JUMAT YANG BERBAHAGIA
Ramadhan telah berlalu dan kitapun sudah merayakan hari raya idul fitri. Memang perayaan hari raya idul fitri kita pada tahun ini berbeda dari perayaan sebelunya, tahun-tahun yang lalu kita merayakan hari raya idul fitri dengan meriah sampai-sampai masjid tidak mampu menampung jamaah , namun lebarah tahun ini masjid agak sepih karena  masyarakat dianjurkan untuk sholat dirumah masing-masing.
Lagi-lagi kita harus  berbaik sangka atas himbauan itu, semoga  benar bahwa himbauann itu untuk memutus mata rantai covid 19, bukan untuk menjauhkan ummat dari rumah ibadahhnya (masjid), sebab banyak berita yang berkembang di MEDSOS, ada yang mengatakan, selama  ramadhan  PKI berhasil menjauhkan umat dari masjid, dengan dalih corona, tapi disisi lain pasar, mall bebas. Bahkan di tengah rakyat diisolasi tidak boleh keluar rumah, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, banyak di antara masyarakat yang menjadi Du’afa  baru, susah makan tidak ada penghasilan, tidak sedikit pengusaha kecil/besar gulung tikar, PHK dimana-mana. Di tengah keprihatinan yang teramat parah,  malah ada yang melaksanakan acara konser nasional dan didukung oleh pemerintah. Bagaimana rakyat tidak cemburu dan terluka karnanya. Lagi-lagi umat Islam terpaksa  harus berbaik sangka.
KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA
Setelah kita berpisah dengan Ramadhan tentu kita akan melihat orang-orang yang berhasil pada pendidikan Ramadhannya. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa Indikator(tanda) keberhasilan. Sedikitnya ada empat  indikator.
Indikator(tanda) pertama adalah meningkatnya keimanan kita kepada Allah. Perintah untuk melakukan puasa Ramadhan bukan Allah tujukan kepada semua manusia, tetapi hanya kepada orang-orang yang beriman. Hal ini dinyatakan secara tegas dalam QS Al Baqarah 183 yang artinya 
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
‘Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan puasa kepadamu sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang  sebelummu agar kamu menjadi orang yangg bertaqwa’
Hanya orang-orang beriman sajalah yang akan memenuhi panggilan Allah tersebut dalam ayat di atas. Tidaklah akan berpuasa kecuali orang yang beriman. Orang yang berpuasa dengan ikhlas menunjukkan bahwa ada peningkatan iman di dalam hatinya. Kesigapan menjalankan perintah Allah seperti menjalankan perintah berpuasa hendaknya terus berlanjut setelah berakhirnya Ramadhan.
Indikator(tanda) kedua adalah meningkatnya ibadah. Dengan meningkatnya keimanan akan meningkatkan ibadah seseorang kepada Allah SWT. Hal ini sudah menjadi sunnatullah bahwa iman dan ibadah pada seseorang adalah berbanding lurus. Suasana Ramadhan secara langsung maupun tidak, akan merangsang seseorang untuk meningkatkan ibadahnya baik kuantitas maupun kualitasnya, baik ibadah yang wajib maupun sunnah.
Dapat dikatakan Ramadhan kita berhasil jika di bulan Syawal dan bulan-bulan lainya sholat fardhu kita dapat didirikan dengan baik, terpelihara (tepat waktu), berjamaah dan mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Disamping itu sholat nafilah (sunnah) kita juga semakin bertambah, terutama sholat lail atau tahajud yang selama Ramadhan telah dilatih dengan sholat taraweh dan bangun sahur. Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Apabila kamu telah selesai, maka berdirilah.” (QS. Al-Insyirah: 7)
Maksud ayat ini artinya apabila kamu telah selesai beribadah, maka segeralah kamu bersiap-siap menuju ibadah berikutnya. Karena kehidupan manusia hendaknya tidak lepas dari ibadah dan ibadah. Apabila kita telah selesai shalat lima waktu misalnya, segera kita berdzikir kepada Allah. Setelah selesai berdzikir segera kita berpindah dari satu ibadah kepada ibadah berikutnya.  
Indikator(tanda) ketiga keberhasilan Ramadhan adalah semakin baiknya akhlaq kita. Akhlaq baik seseorang sangat ditentukan sampai sejauh mana ia mampu mengendalikan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia dan tercela. Puasa melatih seseorang untuk mampu menahan dan mengendalikan hawa nafsunya.  Seseorang dikatakan berhasil dengan Ramadhannya jika ia mampu mengendalikan dirinya di bulan-bulan lainnya.
Hawa nafsu yang terkendali akan tercermin dari sikap, perkataan dan perbuatan sehari-hari baik pada bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lainnya. Sikapnya tenang, tawadhu, dan santun. Jauh dari arogan, pemarah, dan tergesa-gesa. Perkataanya lembut, jelas, dan tidak keluar dari lisannya kecuali perkataan yang baik dan benar. Perbuatannya selalu mencerminkan ketaatan pada Sang Khalik dengan menjalankan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.
Indikator(tanda) keempat adalah meningkatnya jiwa kepedulian/ sosial kita kepada orang lain. Kebiasaan memberikan sesuatu kepada orang lain dalam bentuk ta’jil (makanan), zakat, infaq dan sedekah hendaknya terus berlanjut seusai Ramadhan. Jika hal demikian dapat dilakukan maka itu tandanya Ramadhan kita berhasil, sehingga prinsip sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain akan tertanam.
KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA
Akhirnya marilah kita lanjutkan ibadah puasa kita dengan puasa 6 hari di bulan syawal ini, jangan kita sia-siakan kesempatan meraih pahala puasa syawal ini sebab ganjarannya tidak kalah menarik kata Rasul;,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).
Dengan puasa Ramadhan 30 hari ditambah puasa syawal 6 hari menjadi 36 hari. 1 hari puasa mendapat 10 kebaikan, 36 hari dikali 10 kebaik sama dengan 360 itulah hari dalam setahun, jadi puasa 36 hari sama dengan uasa setahun, kita tidak ingin melewatkannya begitu saja pasa ini, InsyaAllah kita akan berjuang untuk bisa menyelesaikannya. amin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِوَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.  فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ











Senin, 18 Mei 2020

MENYONGSONG KEDATANGAN HARI RAYA IDUL FITRI 2020







KHUTBAH  JUMAT KE 5
( MENGAKHIRI RAMADHAN )
Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ .أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ
 وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Waktu seperti begitu cepat berlalu. Kita kini telah berada di penghujung Ramadhan. Shalat Jum'at kita kali ini adalah shalat Jum'at terakhir di bulan Ramadhan 1441 H.
Kalau kita perhatikan masyarakat di sekeliling kita, sebagian mereka bahkan telah disibukkan dengan hiruk pikuk Idul Fitri. Walaupun masih dihantui dengan rasa ketakutan terhadap virus Corona, Tapi Luapan kegembiraan sudah terasa. Pasar dan Mall-mall menjadi ramai. Banyak rumah berganti cat. Baju baru dan makanan enak juga telah siap.. Jika demikian gembiranya masyarakat kita di penghujung akhir Ramadhan, tidak demikian dengan para sahabat dan guru-guru kita dahulu. Semakin dekat dengan akhir Ramadhan, kesedihan justru menggelayuti mereka. Mengapa demikian?
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kita bisa menangkap alasan kesedihan itu dalam beberapa sebab. Pertama, Dengan perginya bulan suci itu, pergi pula berbagai keutamaannya. Bukankah Ramadhan bulan yang paling berkah, yang pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup? Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Maka kemudian ibadah terasa ringan dan kaum muslimin berada dalam puncak kebaikan?
Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi ketika Ramadhan pergi. Padahal tiada yang dapat menjamin apakah seseorang masih hidup pada Ramadhan yang akan datang. Maka pantaslah jika para sahabat dan orang-orang shalih bersedih, bahkan menangis mendapati Ramadhan akan pergi.
Kedua, apakah ada jaminan seseorang sudah di ampunan Allah dosanya dengan amalan yang sudah ia lakukan. Sementara jika ia tidak dapat ampunan, ia celaka. Mereka takut sekiranya menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan ampunan, padahal Ramadhan akan segera pergi. Maka mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya bermunajat agar amal-amalnya diterima.



Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Sekarang masih ada waktu bagi kita untuk menyempurnakan amaliyah Ramadhan kita sebelum Ramadhan pergi.
Pertama, segeralah hatamkan tadarrus al quran semampu kita sebab Ramadhan ini lah moment yang tepat meraih syafaat alqur’an, sabda Nabi;
ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
“Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat
Kedua, kita lebih bersungguh-sungguh memanfaatkan Ramadhan yang tersisa sedikit ini. Mungkin kita tak bisa beri'tikaf di masjid karena Corona. Namun jangan sampai kita kehilangan malam-malam terakhir Ramadhan tanpa qiyamullail tanpa beri'tikaf di masjid. Apalagi, dari semua hadits yang ada, hanya malam ke-27 yang disebutkan secara khusus sebagai malam lailatul qadar.
Ketiga, tunaikanlah zakat fitrah sebelum Ramadhan berakhir.Nabi Bersabda;
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، فَمَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari perkataan sia-sia dan perkataan kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat (Idul Fitri), berarti ini merupakan zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat (idul fitri) berati hal itu merupakan sedekah biasa”. (HR. Abu Daud)
Dari Anas bin Malik Nabi bersabda:,
لَا يَزَالُ صِيَامُ الْعَبْدِ مُعَلَّقًا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ حَتَّى يُؤَدِّيَ زَكَاةَ فِطْرِهِ
Puasa hamba akan selalu terkatung-katung di antara langit dan bumi, sampai zakat fitrahnya ditunaikan.
Fungsi dan peranan zakat fitrah yang amat mendasar  adalah karena  puasa  Ramadhan  tidak  akan  sampai  kepada  Allah,  kecuali  bila kita  sudah  membayar  zakat  fitrah.  Dengan  kata lain  syarat makbulnya puasa  kita ialah membayar zakat fitrah.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kita mungkin tidak bisa bersedih dan menangis sehebat para sahabat, namun selayaknya kita pun takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 26 hari ini diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan meningkatkan amal ibadah serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada-Nya. AKHIRNYA SELAMAT MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1441 H.
 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ











Selasa, 12 Mei 2020

KHUTBAH IDUL FITRI 2020











“COVID 19 “
ANTARA TEGURAN, UJIAN DAN AZAB DARI ALLAH
Oleh: Dr.M.Ridwan Jalil,M.Pd.I

 








الله اكبر(  x9 (الله أكبر كبيرا والْحَمْدَ لله كثيرا وسبحان الله بكرة  وأصيلا لااله الا الله   هوالله اكبر الله اكبر ولله الحمد    
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ .أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ، اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، أمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا الله فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وقال الله تعال: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى . وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى


Allahuakbar 3x walillahilhamd           
Kaum muslimin Jama'ah Sholat Idul Fitri
yang berbahagia

Sejak tadi malam alunan gema takbir, berkumandang  bersahut-sahutan, seiring dengan tabuhan beduk yang bertalu-talu menandakan datangnya hari kemenangan yakni ( Hari Raya Idul Fitri ). Setelah satu bulan  kita melaksanakan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini Al-hamdulillah kita dapat  merayakan hari kemenangan ini meskipun masih dalam suasana merana karena masih berperang melawan virus corona.
Hari ini kita semua  merasakan kegembiraan, kebahagian bercampur kesedihan; kenapa bahagia?..karena kita telah kembali kepada fitrah. Kenapa gembira?..karena kita telah berhasil memenangkan perjuangan melawan hawanafsu selama bulan Ramdhan.  kenapa bersedih?..karena berpisah dengan bulan Ramdhan, yang kita sadari bahwa ramadhan tahun ini kita rasakan kurang maksimal karena banyak amalia kita dihalangi oleh musuh kita bersama yakni  covid  19.

Allahuakbar 3x Walillahilhamd
Kaum Musliman yang berbahagia
Sepanjang sejarah perjalanan hidup umat manusia di dunia ini, belum pernah mengalami situasi yang segenting seperti sekarang ini. Dimana dalam waktu yang relatif singkat, puluhan ribu korban meninggal dunia akibat suatu virus yang teramat kecil bentuknya, tapi begitu dahsyat menggemparkan umat manusia seantero dunia. Tidak sedikit korban yang berjatuhan karenanya. Fenomena ini adalah tergolong kepada musibah
Dalam Al-Qur’an,  musibah yang menimpa manusia  mengandung tiga sifat; Pertama; sebagai ujian/cobaan, ini ditujukan kepada para nabi,dan orang-orang sholeh, sebagaimana  firman Allah;
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi (QS. Al-Ankabut :2-3)
Kedua : Musibah itu sifatnya sebagai teguran  atas kesalahan yang sudah dilakukan manusia sehingga bisa kembali sadar, ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman yang  lupa diri  melakukan kekhilapan , sebagaimana firman Allah dalam surah As-Sajdah :21
وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَىٰ دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).
Ketiga : musibah sebagai azab atau siksaan dari Tuhan, ditujukan kepada orang kafir, musuh Allah dan Rasul , musuh-musuh Islam yang mengingkari , mengkhianati , mendustakan islam sebagai agama yang hak, melecehkan qur’an Hadits sebagai pedoman yang hak. sebagaimana firman;
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰ ءَامَنُوا وَٱتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَاءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوافَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-Araaf :96)

Beradasarkan beberapa firman Allah tadi,  jelaslah bahwa musibah Covid 19 adalah sebagai ujian dan teguran serta azab dari Allah  agar manusia  sadar dan kembali kejalan yang lurus. Lalu bagaimana sikap kita  dalam menghadapi  ujian dan peringatan dari Allah?.
 لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ  إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا  إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.(QS.Az-Zumar: 35)

Mari kita hadapi segala macam musibah dan kesulitan hidup ini dengan Empat hal; 1).Sabar 2).Jangan buruk sangka kepada Allah, 3).Berusahalah untuk keluar dari kesulitan dan kesedihan 4).Tawakkalah kepada Allah.

Allahuakbar 3x Walillahilhamd
Kaum Muslimin yang berbahagia
Setiap sesuatu yang terjadi di atas dunia ini tidak ada yang sia-sia, termasuk covid 19 ini, pasti ada hikmah di balik musibah ini, antara lain; Pertama; Karena wabah corona pemerintah mengintruksikan agar berkerja, belajar dan beribadah dari rumah (work from home).Hikmahnya kita  bisa dekat dengan keluarga, berbuka, sahur, sholat taraweh, tadarus bersama keluarga, hal yang mungkin jarang kita  lakukan  selama ini, karena sibuk dengan dunia masing-masing. Kedua; Dengan sebab corona dianjuran untuk selalu rajin cuci tangan. Hikmahnya kita kembali menguatkan sunnah Nabi yang  mengajarkan untuk selalu cuci tangan sebelum dan seudah beraktivitas. Ketiga; Kebijakan lockdown, physical ditancing (Jarak fisik), isolasi, social distancing (menghindari kerumunan) dan PSBB ternyata sempat dilaksanakan di masa Rasulullah SAW saat muslim mengahadapi serangan wabah. Kata Nabi; Jika kalian mendengar tentang thoún di suatu tempat maka janganlah mendatanginya, dan jika mewabah di suatu tempat sementara kalian berada di situ maka janganlah keluar karena lari dari thoún tersebut." (HR Bukhari). Hikmahnya; jalanan sepi dari kendaraan sehingga udara jadi bersih, tempat-tempat maksiat berhenti tutup total sedunia, barangkli  inilah ramadhan paling bersih.
Luar biasa corona, meskipun hanya makhluk halus yang lemah dan hina tapi mampu mengemparkan dunia, menjadi viral dan terkenal di semua kalangan ba’ selebritis. Terimakasih corona;
·   Disebabkan Corona, dunia mengetahui sunnah Nabi SAW. Corona mengingatkan kembali kepada manusia sunnah menjaga kebersihan. Apabila ada seseorang yang bersin, maka seharusnya ia menutupnya dengan tisu/sapu tangan, lalu memuji Allah SWT. Ia mengingatkan kembali tentang kebersihan, tentang sunnah nabi untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.Syukron corona.
·  Dengan sebab Corona Masjid/langgar/surau kami kosong dan ditutup. Engkau sudah mengingatkan kami, biasanya kami tidak peduli/cuek dengan rumah ibadah kami, kami sibuk dengan urusan dunia kami. Kini engkau datang, barulah kami menyadari dan merasakan betapa sedih dan rindunya kami saat kami di larang untuk datang dan memakmurkan Masjid/langgar/Surau kami, yang sudah kami sia-siakan selama ini.
Allahuakbar 3x Walillahilhamd
Kaum Muslimin yang berbahagia
Dalam suasana gembira di hari kemenangan ini, kita besyukur kepada Allah  “Al-hamdulillah” karena kita masih diberi rezki oleh Allah sehingga kita dapat membeli baju baru untuk anak dan istri kita, Tapi lihatlah nun jauh disana, tidak sedikit orang yang berhari raya dalam keadaan duka, bersedih, ada yang baru di PHK terkena dampa korban covid 19, tertimpa musibah, kebakaran kebanjiran tanah longsor, sehingga terpaksa berhari raya dengan apa adanya. Jangankan baju baru,  makanpun susah. Jangankan membeli kue-kue lebaran, membayar zakat fitrahpun sulit. Sungguh memprihatinkan lebaran sebagian orang di tahun ini. Ada yang berhari raya tampa suami tercinta karena sudah lebih dulu dipanggil yang kuasa, mereka terisak menangis, air matanya mengalir deras tak tertahankan mendengarkan perkataan anaknya yang lugu yang  telah menjadi yatim berkata; ”ibu..kenapa ibu tidak belikan baju baru untuk adek?, teman-teman adek semuanya pakai baju baru”, lalu dengan lembut sang ibu membujuk anaknya,!..”besok kalau coronanya sudah hilang, ibu dapat uang, ibu belikan baju baru yang bagus nak ya!”, dengan lugu anak menjawab “ya bu”. Air mata sang ibu semakin tak terbendung mengalir deras, sambil memeluk anaknya; sang ibu berkata didalam hatinya:” duhai suamiku,  andaikata di hari lebaran ini kau masih ada bersama kami, tentu saat ini kita semua bergembara bersama seperti yang dulu-dulu, namun kini kau telah tiada, semoga arwahmu tenang disisinya”.
Allahuakbar 3x Walillahilhamd
Kaum Muslimin yang berbahagia
Di hari kemenangan ini, meskipun kita masih merana karena corona kita tetap bersyukur “Alhamdulillah” karena kita dapat merayakan hari raya bersama ayah, ibu kakak adik dan lainnya. Tapi lihatlah Nun jauh disana banyak saudara-saudara kita berhari raya di rantau orang, terpisah dari keluarga, tidak bisa pulang tertahan karena corona, mereka hanya bisa terisak menangis membayangkan betapa bahagiannya berlebaran bersama keluarga. Mereka ingin pulang ke kampung halaman, rindu ingin bertemu dengan orang-orang  yang tersayang, ingin bersimpuh dihadapan ayah ibu, rindu ingin menggenggam dan mencium tangannya. Namun sayang lebaran tahun ini kita tidak bisa lagi melakukannya, karena keadaan yang memaksa, dan lagi pula orang yang selalu kita cium tangannya, orang yang selalu kita bersimpuh dihadapannya pun kini telah tiada, suaranya tidak bisa kita dengar lagi, tangannya tidak dapat kita genggam lagi, karena mereka telah lebih dahulu pulang ke kampung halaman  yang sesungguhnya. Masih terbayang dalam ingatan kita, ketika kita masih kecil berhari raya bersama ayah dan ibu, Dia memandikan kita, dipakaikannya baju baru, disisirkannya rambut kita, dikasihnya minyak wangi, lalu diciumnya kita, diajaknya kita sholat idul fitri bersama, sungguh   suasana idul fitri yang sangat menyenangkan buat kita. Namun kini semua hanya tinggal kenangan. Hanya doa yang dapat kita panjatkan dihari nan fitri ini   semoga arwahnya tenang di kampung nan abadi. Amin
Allahuakbar 3x Walillahilhamd
Kaum Muslimin yang berbahagia
Di akhir khutbah ini kami mengajak, marilah kita kuatkan kesabaran kita dalam menyikapi keadaan yang memperihatinkan ini;
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.(QS.Az Zumar:10)
Marilah kita rayakan hari kemenangan ini dengan  mempererat tali silaturrahim, memberi dan meminta maaf, baik langsung maupun tidak langsung dengan tetap waspada virus corona. Jangan lupa lanjutkan amalia ramadhan, pedulilah kepada sesama, orang miskin dan anak yatim, tegakkan sholat tunaikan zakat jauhi maksiat, semoga Allah memberi taufik hidayah serta maghfirohnya kepada kita semua, amin ya rabbal alamin
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ




KHUTBAH KE 2

للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْوَللهِ اْلحَمْدُ

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
 وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ   وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ  وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْفَائِزِيْنَ
MOHON MA’AF LAHIR BATIN
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
 
 

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...