KHUTBAH JUM’AT PERTAMA
Di bulan Syawal
1441.H
Dr.M.Ridwan Jalil,M.Pd.I
إنَّ
الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن
لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه .قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ :
اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ. وَلِتُكْمِلُوا
ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
KAUM MUSLIMIN JAMA’AH SHOLAT JUMAT YANG BERBAHAGIA
Ramadhan telah berlalu dan kitapun sudah merayakan
hari raya idul fitri. Memang perayaan hari raya idul fitri kita pada tahun ini
berbeda dari perayaan sebelunya, tahun-tahun yang lalu kita merayakan hari raya
idul fitri dengan meriah sampai-sampai masjid tidak mampu menampung jamaah ,
namun lebarah tahun ini masjid agak sepih karena masyarakat dianjurkan untuk sholat dirumah
masing-masing.
Lagi-lagi kita harus
berbaik sangka atas himbauan itu, semoga
benar bahwa himbauann itu untuk memutus mata rantai covid 19, bukan untuk
menjauhkan ummat dari rumah ibadahhnya (masjid), sebab banyak berita yang berkembang
di MEDSOS, ada yang mengatakan, selama
ramadhan PKI berhasil menjauhkan
umat dari masjid, dengan dalih corona, tapi disisi lain pasar, mall bebas. Bahkan
di tengah rakyat diisolasi tidak boleh keluar rumah, bekerja, belajar dan
beribadah dari rumah, banyak di antara masyarakat yang menjadi Du’afa baru, susah makan tidak ada penghasilan,
tidak sedikit pengusaha kecil/besar gulung tikar, PHK dimana-mana. Di tengah
keprihatinan yang teramat parah, malah
ada yang melaksanakan acara konser nasional dan didukung oleh pemerintah. Bagaimana
rakyat tidak cemburu dan terluka karnanya. Lagi-lagi umat Islam terpaksa harus berbaik sangka.
KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA
Setelah kita berpisah dengan Ramadhan tentu kita akan
melihat orang-orang yang berhasil pada pendidikan Ramadhannya. Hal ini bisa
kita lihat dari beberapa Indikator(tanda) keberhasilan. Sedikitnya ada empat indikator.
Indikator(tanda) pertama adalah
meningkatnya keimanan kita kepada Allah. Perintah untuk melakukan puasa
Ramadhan bukan Allah tujukan kepada semua manusia, tetapi hanya kepada
orang-orang yang beriman. Hal ini dinyatakan secara tegas dalam QS Al Baqarah
183 yang artinya
يَٰأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ
مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
‘Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan puasa kepadamu
sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelummu agar kamu
menjadi orang yangg bertaqwa’
Hanya orang-orang beriman sajalah yang akan memenuhi
panggilan Allah tersebut dalam ayat di atas. Tidaklah akan berpuasa kecuali
orang yang beriman. Orang yang berpuasa dengan ikhlas menunjukkan bahwa ada
peningkatan iman di dalam hatinya. Kesigapan menjalankan
perintah Allah seperti menjalankan perintah berpuasa hendaknya terus berlanjut
setelah berakhirnya Ramadhan.
Indikator(tanda) kedua adalah meningkatnya
ibadah. Dengan meningkatnya keimanan akan meningkatkan ibadah seseorang kepada
Allah SWT. Hal ini sudah menjadi sunnatullah bahwa iman dan ibadah pada
seseorang adalah berbanding lurus. Suasana Ramadhan secara langsung maupun
tidak, akan merangsang seseorang untuk meningkatkan ibadahnya baik kuantitas
maupun kualitasnya, baik ibadah yang wajib maupun sunnah.
Dapat dikatakan Ramadhan kita berhasil jika di bulan
Syawal dan bulan-bulan lainya sholat fardhu kita dapat didirikan dengan baik,
terpelihara (tepat waktu), berjamaah dan mampu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar. Disamping itu sholat nafilah (sunnah) kita juga semakin bertambah,
terutama sholat lail atau tahajud yang selama Ramadhan telah dilatih dengan
sholat taraweh dan bangun sahur. Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Apabila kamu telah selesai, maka berdirilah.” (QS. Al-Insyirah:
7)
Maksud ayat ini artinya apabila kamu telah
selesai beribadah, maka segeralah kamu bersiap-siap menuju ibadah
berikutnya. Karena kehidupan manusia hendaknya tidak lepas dari ibadah dan
ibadah. Apabila kita telah selesai shalat lima waktu misalnya, segera kita
berdzikir kepada Allah. Setelah selesai berdzikir segera kita berpindah dari
satu ibadah kepada ibadah berikutnya.
Indikator(tanda) ketiga keberhasilan
Ramadhan adalah semakin baiknya akhlaq kita. Akhlaq baik seseorang sangat
ditentukan sampai sejauh mana ia mampu mengendalikan diri dari perkataan dan
perbuatan yang sia-sia dan tercela. Puasa melatih seseorang untuk mampu menahan
dan mengendalikan hawa nafsunya. Seseorang dikatakan berhasil dengan
Ramadhannya jika ia mampu mengendalikan dirinya di bulan-bulan lainnya.
Hawa nafsu yang terkendali akan tercermin dari sikap,
perkataan dan perbuatan sehari-hari baik pada bulan Ramadhan maupun bulan-bulan
lainnya. Sikapnya tenang, tawadhu, dan santun. Jauh dari arogan, pemarah, dan
tergesa-gesa. Perkataanya lembut, jelas, dan tidak keluar dari lisannya kecuali
perkataan yang baik dan benar. Perbuatannya selalu mencerminkan ketaatan pada
Sang Khalik dengan menjalankan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.
Indikator(tanda) keempat adalah meningkatnya
jiwa kepedulian/ sosial kita kepada orang lain. Kebiasaan memberikan sesuatu
kepada orang lain dalam bentuk ta’jil (makanan), zakat, infaq dan sedekah
hendaknya terus berlanjut seusai Ramadhan. Jika hal demikian dapat dilakukan
maka itu tandanya Ramadhan kita berhasil, sehingga prinsip sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain akan tertanam.
KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA
Akhirnya
marilah kita lanjutkan ibadah puasa kita dengan puasa 6 hari di bulan syawal ini,
jangan kita sia-siakan kesempatan meraih pahala puasa syawal ini sebab ganjarannya
tidak kalah menarik kata Rasul;,
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa
enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR.
Muslim).
Dengan puasa Ramadhan 30 hari ditambah
puasa syawal 6 hari menjadi 36 hari. 1 hari puasa mendapat 10 kebaikan, 36 hari
dikali 10 kebaik sama dengan 360 itulah hari dalam setahun, jadi puasa 36 hari sama
dengan uasa setahun, kita tidak ingin melewatkannya begitu saja pasa ini, InsyaAllah
kita akan berjuang untuk bisa menyelesaikannya. amin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ: فَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ