Senin, 11 Mei 2020



KHUTBAH  JUMAT KE 4 RAMADHAN 2020
( Andaikan ini Ramadhan Terakhir)
Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ، وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ .أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

KAUM MUSLIMIN JAMA’AH SHOLAT JUM’AT YANG BERBAHAGIA.

Setiap kita keluar rumah, banyak diantara kita yang yakin kalau bisa 100% bakal pulang kerumah. Dia yakin kalau nanti malam dia akan makan malam bersama keluarganya. Aku akan ketemu dengan keluargaku. Banyak orang yang keluar di pagi hari, dengan harapan nanti sore aku ketemu lagi dengan anak-anakku. Bahkan sebagian berfikir 10 tahun kedepan. Dia ingin membangun sebuah rumah, dia ingin membangun sebuah villa, dia ingin memiliki ini dan itu yang sudah dia gambarkan dalam khayalannya. Tapi ternyata, tidak semua yang dikhayalkan itu terjadi.
Ramadhan tahun ini, tinggal menyisahkan beberapa hari lagi, dan tidak ada yang tahu seorangpun diantara kita, apakah dia bisa menyelesaikannya hingga akhir Ramadhan. Tidak ada yang tau, sudah banyak buktinya, orang-orang yang dulu bersama kita, tahun ini sudah tidak lagi bersama kita. Orang-orang itu telah pergi meninggalkan kita. Kita pun tidak tahu apakah ramdhan tahun depan kita masih sehat atau sakit, masih ada atau tiada, maka itu. Rasulullah SAW, mengatakan: 
« أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ
"Perbanyaklah kalian mengingat yang menghancurkan, memutuskan segala nikmat.yaitu kematian" (HR Ibnu Majah & At Tirmidzi)

Pada hakikatnya kita saat ini sedang melakukan perjalanan mengarungi hidup di dunia yang akan menuju akhirat kelak. Seperti diriwayatkan di dalam Fathul Bari  bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hidup ini hanyalah selintas saja, seperti seorang yang berjalan kemudian berteduh di bawah pohon rindang kemudian berjalan lagi”
Dan seyogyanya jika kita seorang pengembara yang sedang melakukan perjalanan yang panjang, bekal apakah yang kita bawa untuk kehidupan hari ini di dunia terlebih lagi hari esok di akhirat kelak? Dan kalau kita tahu 5 hari lagi akan mati, kira-kira apa yang akan kita perbuat? Apa yang akan kita lakukan? Kira-kira sebelum lebaran kita tahu kita tidak bisa menyelesaikan Ramadhan hingga akhir. Maka jawabanya sudah pasti kita akan banyak melakukan kebaikan sebagai bekal; Allah SWT berfirman;
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. (QS.Al Baqarah: 197)

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah,
Dalam buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka, ada kisah hikmah yang dapat dipetik terkait pentingnya memuliakan dan tidak menyia-nyiakan bulan suci Ramadan.
Alkisah, pada suatu masa, Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak berangkat menaklukkan suatu daerah. Pagi hari sebelum berangkat, Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya, “Dalam perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sungai. Ambillah apa pun yang terinjak yang ada di sungai itu.”
Ketika malam gelap tiba dan pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi sungai, ada 3 golongan prajurit;
Golongan pertama tidak mengambil apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu hanya batu. Golongan kedua mengambil ala kadarnya yang terinjak di sungai, sekadar mengikuti perintah raja. Sementara golongan ketiga mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga tasnya penuh dan rela kepayahan meneruskan perjalanan karena penuhnya bawaan.
Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba pagi hari, Iskandar Zulkarnain bertanya kepada pasukannya, apa yang mereka dapatkan semalam? Ketika para prajurit memeriksa tasnya, ternyata isinya intan berlian. Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesalinya. Prajurit yang mengambil ala kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan. Sedangkan prajurit yang sungguh-sungguh mengambil merasa sangat bahagia.
Maasyirol Muslimin Rahimakumullah
Kisah di atas mengandung pelajaran penting bagi kita yang saat ini mau mengakhiri bulan Ramadan. Bulan suci yang di dalamnya banyak sekali keberkahan.
Tak jauh beda dengan para prajurit dalam kisah di atas, kita pun memiliki 3 pilihan.
1.    Melewati Ramadan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun.
2.    Melewati Ramadan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya. Atau
3.    Melewati Ramadan dengan bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya, yaitu dengan cara memperbanyak ibadah dan amal kebaikan lainnya.
Semoga kita termasuk golongan prajurit atau hamba Allah yang beroleh keberkahan Ramadan dan pada akhirnya mampu meraih predikat takwa. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.




Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...