Rabu, 26 Agustus 2020

KEUTAMAAN 10 MUHARRAM








KEUTAMAAN 10  MUHARRAM
DR.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I

Di antara hadits-hadist tersebut ialah: 

مَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
“Siapa orang yang mengusap kepala anak yatim (menyantuni/menyayangi) pada hari Asyura (10 Muharram), maka Allah akan angkat derajatnya sebanyak rambut anak yatim tersebut yang terusap oleh tangannya.” (Hadits ke 212 dari kitab Tanbih al-Ghafilin).
Menurut para muhaddits bahwa hadits-hadits tentang keutamaan menyantuni anak yatim pada 10 Muharram itu kesemuanya dalam status hadits  dhaif alias lemah. Karena itu, beberapa kalangan ada yang mengharamkan praktik ini. Namun jumhur  ulama membolehkan mengamalkan hadits dhaif dengan beberapa syarat. Imam al-Nawawi menyebutkan dalam kitabnya al-Adzkar (hal. 8): termasuk Para ulama dari kalangan ahli hadits dan ahli fikih mengatakan: boleh dan disukai mengamalkan hadits dhaif dalam perkara fadhail a’mal, targhib (memotivasi) serta tarhiib (memberikan peringatan) selama haditsnya tidak maudhu’ (palsu).”
 Jadi walaupun itu hadits dhaif, tapi ada hadits lain yang menaunginya secara umum, yaitu hadits keutamaan menyantuni anak yatim secara umum tanpa mengkhususkan hari. Dan praktik santunan anak yatim di hari asyura dinaungi  hadits umum tersebut. Dan ulama jumhur pun membolehkan mengamalkan hadits dhaif selama memang ada hadits shahih yang menaunginya walaupun secara umum. Hal ini sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, yang dikutip Syekh Shafiyurrahman al-Mubarakafuri dalam kitabnya Mir’atul-Mashabiih Syarh Misykatil-Mashaabiih (1/396) tentang mengamalkan hadits dhaif.


Lalu apa keutamaan 10 Muharram?
Sebagian masyarakat Indonesia bahkan menganggap bahwa tanggal 10 Muharram (Asyura) adalah Hari Raya anak yatim. Istilah Idul Yatama (Hari Raya anak yatim) sebenarnya hanyalah ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, sebab pada saat itu banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka. Dalam hadits riwayat Abu Dawud ra. dinyatakan bahwa Hari Raya umat Islam hanya ada dua, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri :

 عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya di mana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya: “Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri (HR : Abu Daud : 1134).

Momentum 10 Muharram dijadikan sebagai Idul Yatama, berdasarkan anjuran untuk menyantuni anak-anak yatim pada hari tersebut. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim. Dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram). Di mana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.

PERINTAH MENYANTUNI ANAK YATIM

PERTAMA; Di dalam Al-Quran ada banyak sekali perintah untuk menyantuni anak yatim terutama di bulan Muharram. Perintah ini terdapat dalam beberapa ayat Al-Quran dan Allah memberikan balasan keras bagi mereka yang mendzalimi anak yatim apalagi mengambil hartanya dengan cara yang zalim. Itulah mengapa menyantuni anak yatim merupakan salah satu fadhilah di bulan Muharram.

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”  (QS An-Nisa : 36)

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah melarang untuk takabur, sombong, atau membanggakan diri atas harta yang dimiliki. Untuk itu, menghindari kesombongan dan berbangga diri terhadap harta salah satunya kita memberikannya dan berbuat baik kepada mereka yang perlu disantuni salah satunya anak yatim yaitu anak yang sudah kehilangan ayahnya namun masih membutuhkan nafkah dan sosok ayah.
Anak-anak yatim yang diperlakukan tidak baik, tentu akan berefek kepada masa depannya. Ia harus tetap percaya diri dan tetap berada dalam keoptimisan hidup. Untuk itu, tugas kita lah untuk bisa memberikan hal tersebut kepada anak yatim bukan dengan menghardiknya apalagi menzalimi psikologisnya.

KEDUA: Jangan Mendekati Harta Anak Yatim, Firman Allah,

وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۚ وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS Al Isra : 34)
Allah menyampaikan dalam Al-Quran agar umat islam tidak mendekati harta anak yatim. Mendekati dalam hal ini tentu saja bisa berpotensi untuk mengambil dan menzalimi mereka apalagi anak yatim tentunya belum dewasa dan berdaya. Maka Allah memperingatkan umat islam agar berhati-hati dan jangan mendekati.
Anak-anak yatim sangat berpotensi sekali dizalimi karena ia masih belum berdaya dan memiliki kemampuan untuk mengelola hartanya. Walaupun ia sudah memiliki harta dari peninggalan Ayah atau Keluarganya, akan tetapi ia belum bisa mengelola sendiri, dan masih berlum berkemampuan untuk mengembangkannya. Untuk itu, dengan kondisi anak yatim seperti itu, sangat mungkin manusia berlaku zalim terhadap dirinya.
KETIGA;  Jangan Memakan Harta Anak Yatim Dengan Zalim
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS An Nisa : 10)
Dalam ayat ini disampaikan oleh Allah bahwa memakan harta anak yatim secara alim akan memberikan efek kepada masa depan akhirat kita. Allah akan membalas dengan api neraka yang menyala-nyala dan tentunya hal tersebut adalah hal yang menyakitkan yang akan didapatkan oleh kita.
Tentunya menghardik anak yatim bertentangan dengan prinsip rukun imanrukun islamIman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.

Tidak hanya di dalam Al-Quran, dalam hadist pun terdapat informasi mengenai keutamaan menyantuni anak yatim. Ada beberapa keutamaan anak yatim sehingga bagi kita yang menyantuninya akan mendapatkan balasan yang besar.

1.   Balasan di Surga
“Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Artinya : “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya (HR Bukhari)
Dari hadist di atas, dijelaskan bahwa dengan menyantuni anak yatim, kita bisa mendapatkan balasan di surga. Hal ini tentu diinginkan oleh semua orang dan balasan di surga adalah sebaik-baiknya kebahagiaan atau bahaga yang sejati. Tentu berbanding terbalik dengan mereka yang menyantuni anak yatim hanya untuk pencitraan, penghargaan, dan pengakuan orang lain.
Hal ini disampaikan juga dihadist lain bahwa,
Barang siapa yang memelihara anak yatim di tengah kaum muslimin untuk memberi makan dan minum, maka pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali jika ia telah berbuat dosa yang tidak dapat diampuni.” (HR.Tirmidzi)
Untuk itu, orang yang menyantuni anak yatim, kelak balasannya adalah kemudahan untuk bisa masuk surga asalkan ia tidak berbuat dosa yang tidak dapat diampuni seperti syirik atau murtad dari ajaran islam.
2.   Pahala Seperti Berjihad
“Berbahagialah orang-orang yang di rumahnya terdapat anak yatim karena Rasulullah memberikan jaminan pertama, memiliki pahala yang setaraf dengan jihad. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa menyantuni anak yatim, apalagi sampai memberikan tempat tinggal, memberikan jaminan dan kehidupannya akan sama dengan pahala orang yang berjihad. Tentu pahala berjihad di jalan Allah atau berjuang di jalan Allah adalah pahala yang terbaik karena dengannya kita dengan harta, jiwa, dan kesungguhan untuk menggapai ridho dan balasan Allah kelak di akhirat.
Tentu saja menyantuni anak yatim ini sesuai dengan bagaimana kualitas kita dalam menghidupnya dan memberikan yang terbaik untuknya, apalagi hingga menganggap sebagaimana anak sendiri. Tentu hal ini dinginkan oleh semua orang khususnya umat islam, karena jihad fisabilillah adalah aktivitas yang terbaik.
3.   Mendapat Perlindungan di Hari Kiamat
“Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah Swt. tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim, dan bersikap ramah kepadanya, serta bertutur kata yang manis. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan memaklumi kelemahannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diberikan Allah kepadanya.” (HR. AT – Thabrani)
Tidak semua orang akan selamat di hari kiamat atau akhirat nanti. Orang-orang yang menyantuni anak yatim lah yang akan mendapatkan balasan di akhirat dengan dipermudahnya atau dillindunginya ia saat hari kiamat. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi jika kita masih menghardik dan berlaku zalim terhadap mereka.
Walaupun termasuk salah satu fadhilah di bulan Muharram, untuk menyantuni anak yatim, tentu Allah sendiri tidak memberikan informasi khusus melaksanakannya di bulan apa. Allah memberikan informasi terkait menyantuni anak yatim sangat umum selagi ada anak yatim dan di setiap saat anak yatim membutuhkannya.
Untuk itu, terkait menyantuni anak yatim di bulan Muharram terdapat juga kontroversi di para ulama. Beberapa pendapat ada yang menyatakan bahwa Bulan Muharram adalah bulan anak yatim, di beberapa ulama lagi tidak mengatakan sebagai bulan yatim secara khusus.
Yang menjadi penting bukanlah kapan kita menyantuni anak yatim akan tetapi sejauh apa kita berniat untuk bisa selalu membantu dan meringankan bebannya hingga mereka bisa tetap tumbuh dan berkembang sebagaimana anak-anak lainnya yang masih memiliki orang tua yang lengkap. Tentu saja kita pun berharap ketika menyantuni anak-anak yatim mereka bisa sukses di Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam dengan Cara Sukses Menurut Islam.






 




 

KHUTBAH JUMAT

ETIKA BERMEDSOS (Media Sosial)

Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil,M.Pd.I

 

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

 

KAUM MUSLIMIN JAMAAH SHOLAT JUMAT YANG BERBAHAGIA

Akhir-akhir ini di media sosial seperti di Youtbe, WhatsAAp, Facebook, kian memanas, hal ini di sebabkan banyaknya pengguna MEDSOS yang tidak arif dan bijaksana dalam menggunakan teknologi, mereka ditak menggunakan IMTAQ (iman dan takwa) di dalam menyeberkan informasi dan membaca berita di MEDSOS, sehingga ketika menulis dan berkomentar tidak lagi menggunakan etika, main sher saja, tidak peduli paham atau tidak, pokoknya asal dapat berita kirim, tidak lagi di timbang-timbang benar atau tidak, menyinggung atau tidak, dan tidak sedikit pula penggunakan MEDSOS melakukan tipu menipu di dalamnya, mencari rizki untuk ngasi makan anak bini, Nauzubillah min zalik..

Untuk itu dalam khutbah kita kali ini perlulah kita sampaikan beberapa etika dalam ber MEDSOS (media sosial)

 

KAUM MUSLIMIN ROHIMAKUMULLAH

Dalam Islam  kita di ajarkan bagaimana kita berkomunikasi dengan baik, jangan takabur, jangan bohong, jangan menyebar fitnah dan lainnya hal ini sebagaimana yang telah di ajarkan oleh Nabi kita Nabi Muhammad SAW;

لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ .

 “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi ! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. (HR.MUSLIM)

 

KAUM MUSLIMIN ROHIMAKUMULLAH

Dari apa yang di ajarkan nabi dalam hadisnya tersebut paling tidak ada tiga etika yang harus kita patuhi dalam ber MEDSOS

 

PERTAMA, dalam menggunakan dan mensher atau mengirim berita ke group, buatlah yang  bermnafaat  dan mempunyai  tujuan baik  berupa ilmu  amar maruf nahi munkar  dan nasehat.

وقولوا للناس حسنا (البقرة.83(

“Serta berkatalah yang baik kepada manusia

KEDUA, mengecek kebenaran berita sebelum menyebarkannya, apalagi yang berkaitan dengan hal-hal yang sensitif, soal isu Agama, suku, hukum syariat  yang belum pasti, serta nama baik seseorang.  Jangan menyebarkan setiap berita yang didapat yang belum jelas kebenarannya.

كفي بالمرء كذبا أن يحدث بما سمع

“Cukuplah seseorang itu berbohong, jika menceritakan semua yang ia dengar

Kesalahan pertama  pada pihak yang memulai  berita bohong (hoax),  kesalahan selanjutya pada yang menshare-nya. Jangan menshare status  atau berta kecuali setelah  mengetahui siapa penulisnya. Biasanya kita tidak pandai menulis status tapi hanya  pandai menshare status tulisan atau berita. Barang siapa yang pernah menyebarkan  kebathilan kemudian ia bertaubat maka ia wajib  menjelaskan kesalahan dan kebathilan yang disebarkan.

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَٰئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ  وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ


kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS.AL BAQARAH .160)

 

KETIGA, jangan terburu buru menyalahkan pendapat orang lain atau mengomentari  sesuatu yang belum dipahami  maksud penulisnya  dan tetap menjaga husnudhon;

أيكم والظن فإن الظن أكذي الحديث ولا تجسسوا ولا تحاسدون ولا تدابروا ولا تباغضوا وكونوا عبادة الله أخوانا

“ Takutlah kalian akan berprasangka karena berprasangka  adalah ucapan bohog  besar. Janganlah kalian saling iri, saling hasut, saling membenci dan saling membelakangi dan jadilah kamu sekalian hamba Allah yang bersaudara” (HR. Bukhari).

Berhati-hatilah memilih kata selalu menggunaka kata-kata yang baik  lembut dan sopan walaupun berhadapan degan orang yang tidak sepedapat dan sepaham dengan kita, atau orang yang kita benci. Pandai-padailah membawa diri agar selamat dunia dan akhirat.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

 

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

 

 

 

 

 

 

 


Kamis, 20 Agustus 2020

KHUTBAH JUMAT TAHUN BARU ISLAM

 



KHUTBAH JUMAT

MEMAKNAI TAHUN BARU ISLAM 1442 H

Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil,M.Pd.I

 

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

KAUM MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA pernah mengungkapkan; 

من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح.
 ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون.
 ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون

Barangsiapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang terlaknat."

Motivasi dari Saidina Ali ini nampaknya masih relevan. Jika ingin beruntung, jadilah orang yang hari ini lebih baik daripada kemarin. Inilah inti pesan ajaran Islam yang sesungguhnya, yaitu selalu mendorong umatnya untuk maju. sebagaiman firman Allah.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ  وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ  إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah disiapkannya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Qs. Al Hasyar: 18)

Jadi, setiap muslim harus introspeksi terus apa yang telah diperbuatnya untuk masa depannya. "Hari esok" dalam ayat ini mengandung makna: hari esok yang dekat yaitu dunia, dan hari esok yang jauh yaitu akhirat. Artinya, kaum muslimin harus menyiapkan diri agar sukses masa depannya baik di dunia maupun di akhirat.

Maka, jika ada orang muslim yang hari ini sama saja dengan hari kemarin, ia termasuk orang yang merugi. Karena harusnya bisa lebih baik, sebagaimana diwasiatkan oleh Sayyidina Ali tadi. Jika sama saja berarti tidak ada kemajuan, statis dan sama saja dengan tidak ada pergerakan.

Apalagi hari ini lebih buruk daripada hari kemarin. Sayyidina Ali mengategorikannya sebagai orang yang terlaknat (mal'un). Mengapa demikian?  Karena misalnya, jika ada orang muslim yang ibadahnya hari ini lebih buruk daripada kemarin, ia adalah orang yang terlaknat. Demikian pula jika pengetahuan dan ilmunya tidak bertambah malah berkurang. Atau, jika hari ini tidak lebih shaleh daripada hari kemarin. Atau, jika kebaikannya juga tidak lebih baik daripada hari kemarin. Karena dengan demikian ia tidak mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Maka, pantaslah jika Sayyidina Ali menyifatinya sebagai terlaknat.

 

KAUM MUSLIMIN YG BERBAHAGIA.

Tahun baru dalam Islam harus di maknai dengan hal yg positif. misalnya pergantian tahun dari 1441 ke 1442 H adalah isyarat bagi kita bahwa dg bertambahnya tahun bertambah pula umur kita, dan berkurang pula jatah hidup kita.

Untuk itu setiap pergantian tahun kita hal harus yg kita lakukan adalah tigal hal. Pertama Muhasabah, Kedua Tapakkur Dan Ketiga Tausiyah . Apa gunanya kita melakukan muhasabah ini?, Agar kita bisa menyadari dan menghitung sendiri antara amal baik dan buruk yg sudah kita lakukan. Berkata ‘Umar bin Al Khotob:

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْل أَنْ تُوزَنُوا ، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ ، يَوْمَ تُعْرَضُونَ لاَ تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَة

“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal”

lalu apa yg harus kita renungkan di tahun baru ini?

KAUM MUSLIMIN ROHIMAKUMULLAH

Kita sadari bahwa kita hidup adalah untuk mati. dan mati adalah syarat pertama menuju pintu akhirat. Dan akhirat adalah alam yg lebih kekal dan abadi kesanalah tujuan kita

بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا.وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

Tetapi kamu (orang-orang kafir) lebih memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS.Al-A’lâ:16-17)

Dunia dan segala kenikmatannya ini akan pergi, akan sirna dan akan berakhir dengan cepat, berbeda dengan segala kenikmatan akhirat yang tidak pernah berakhir selama-lamanya..inila yg menajadi bahan renungan kita...kalau kita sudah tahu dunia ini sementara kenapa kita matia-matian mengejar dunia. dan melalaikan akhirat yg lebih kekal. akhirnya dengan perenungan inilah kita tersadar bahwa kita harus mempebanyak bekal untuk menghadap akhirat.

 

KAUM MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH

Terakhir sebagai hamba Allah yg lemah marilah kita hidup bedampingan secara wajar, tolong menolong, kasi sayang, jangan membuat kerusakan dan perpecahan. Fenomena saling menyalahkan, merasa yang paling benar, ujaran kebencian, permusuhan dan perpecahan serta SMS senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang ini merupakan penyakit yang harus segera kita dihilangkan ditahun batu ini. Firman Allah;

وَالعَصرِ.اِنَّ الاِنسَانَ لَفِى خُسرٍ.اِلَّا الَّذِينَ اٰمَنُوا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوا بِالحَقِّ  وَتَوَاصَوا بِالصَّبر

Demi masa. Sesungguhya, manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-Ashr : 1-3).

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

 

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

 

 

 

 

 


MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...