KHUTBAH
JUMAT
KISAH IBRAHIM BIN ADHAM (100-165 H)
Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil, S.Ag, M.Pd.I
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا
بِنِعْمَةِ اْلإِيْـمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ , أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ
وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا
بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ ;وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
KAUM MUSLIMIN
JAMA’AH SHOLAT JUM’AT YANG BERBAHAGIA.
Seorang santri di pondok pesantren Jambi
bertanya dengan lugu kepada gurunya,”Guru kenapa doa kita belum dikabulkan Allah, padahal kita
berdoa sejak dari bulan Rajab, Sya’ban,
Ramadhan dan Syawal tidak hentinya
berdoa agar Covid 19 ini di hilangkan oleh Allah, bahkan tuan-tuan guru,
kiyai ustaz, ulama dan umaro’ se dunia berdo’a agar wabah ini segra sirna dari
muka bumi ini, kasihan jama’ah haji tidak jadi berangkat haji tahun ini. Bagaimana
pendapat guru?”..lalu sang Guru menjawab sesuai kadar kemampuan santrinya.” “Bagaimana
mungkin doa mau dikabulkan Tuhan sebab
manusia zaman kini terlalu banyak doa”.
KAUM
MUSLIMIN YANG BERBAHGIA
Terkait percakapn antara santri dan
gurunya di atas, izinkan kami menceritakan sebuah kisah menarik dalam upaya menjawab lebih dalam
persoalan yang ditanyakan oleh santri di atas. Tokoh dari kisah ini adalah Ibrahim
bin Adham antara tahun(100-165 H) ia dilahirkan di Balkh sekarang
Afghanistan. Memiliki nama lengkap Hazrat Sultan Ibrahim bin Adham bin Mansur
al-Balkhi al-Ijili Abu Ishaq, pada mulanya ia seorang raja yang memiliki
kerajaan besar. Meski sebagai raja, ia lebih memilih hidup zuhud dengan
berkelana ke berbagai daerah daripada mengurusi kerajaan.
Al-kisah diceritakan
pada suatu ketika selepas menunaikan ibadah haji, Ibrahim ingin melanjutkan
perjalanannya ke Masjid al-Aqsha. Ketika di sebuah perjalanan ke Yerussalem, ia
mampir ke pasar dekat Masjidil Haram untuk membeli kurma di pedagang tua yang
nantinya dipakai bekal di perjalanan. Kurma yang selesai ditimbang lalu
dimasukkan di keranjang Ibrahim. Setelah dirasa semua kurma sudah masuk di
keranjang, Ibrahim melihat satu kurma tercecer persis di bawah timbangan. Ia
mengira satu biji itu bagian dari kurma yang ia beli. Segera ia pungut dan
memakannya. Setelah melahap ia berangkat menuju Masjid al Aqsha.
Selang empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham tiba di Masjid Al Aqsha. Ia
memilih ruangan di bawah Kubah Sakhra sebagai tempat favorit beribadah. Ia
salat, mendaras Alquran, bermunajat dengan khusyuk. Di sela-sela ketika ia
beribadah, telinganya menangkap suara dua malaikat bercakap tentang dirinya. “Itu
dia Ibrahim bin Adham, seorang ahli ibadah, zuhud, dan wara yang doanya selalu
dikabulkan oleh Allah Swt,” ujar satu malaikat. “Tetapi sekarang tidak. Doanya
tertolak. Sebab empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma di meja seorang
pedagang tua yang bukan haknya,” jawab malaikat yang lain.
Mendengar bisikan itu, seketika Ibrahim
terkejut dan terhenyak. Ia teringat empat bulan yang lalu sebelum berangkat
menuju Yerussalem, ia mampir membeli sekilo kurma di pasar dekat Masjidil
Haram. Merasa ada yang janggal di hati dan pikirannya, ia bangkit mengemasi
barang-barangnya dan pergi kembali ke Mekah untuk mencari pedagang kurma dan
meminta keikhlasan sebutir kurma.
Ditempuhlah jalan dari Masdidil Aqsa ke
Makkah selama 4 bulan. Ketika tiba di sekitar Masjidil Haram, ia
segera menuju ke tempat ia membeli kurma beberapa waktu yang lalu.
Tetapi, yang didapati bukan lelaki tua yang melayaninya, yang ia dapati
hanyalah seorang pemuda. Ibrahim Bin Adham bertanya pada lelaki tersebut,
“Wahai pemuda, 4 bulan lalu aku membeli kurma pada seorang lelaki tua, tetapi
kali ini aku tidak menemukan, dimana dia sekarang?”. Pemuda tersebut
menjawab, “Ia sudah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu.” Innallllahi
wainna ilaihi rojiun. “Lalu kepada siapa harus meminta penghalalan sebiji
kurma yang aku makan? ”. Kemudian Ibrahim Bin Adham menceritakan
kronologinya, bagaimana ia bisa memakan kurma tanpa izin.
Setelah selesai bercerita pemuda tersebut
menjawab, “Wahai bapak, aku adalah pewaris lelaki tua yang dulu
bapak membeli kurma kepadanya, Insaallah aku menghalalkannya. Tetapi
aku tidak tahu atas 11 saudaraku yang lain, apakah mereka juga menghalalkan?,
aku tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka memiliki hak sebagai ahli
waris. Kemudian Ibrahim meminta kepada lelaki tersebut. “Tolong berikan
alamat mereka, aku akan mendatangi satu persatu dari mereka untuk memintakan
kehalalannya”. Kemudian lelaki tersebut memberikan alamat saudaranya-
saudaranya. Dan setelah mendapat alamat saudara-saudara lelaki tersebut.
Ibrahim bin Adham mendatangi satu persatu alamat saudara lelaki tersebut untuk
meminta kehalalan.
Alhamdulillah semua ahli warisnya
memberikan kehalalan tersebut. Setelah mendapatkan kehalalan Ibrahim bin Adham
kembali menempuh empat bulan perjalanan ke Masjid Al-Aqsha. Sesampainya di
sana, seperti biasa, ia memilih Kubah Sakhra sebagai tempat beribadah. Ia
kembali bertakarub kepada Allah, dengan ritual salat, zikir, dan munajat. Tidak
menunggu lama, di sela-sela ia berdoa, tiba-tiba Ibrahim mendengar dua malaikat
yang dulu sedang berdebat. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak
gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain”, kata malaikat. “Oh tidak,
sekarang doanya sudah kembali makbul. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli
waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari
kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia
sudah bebas,” terang malaikat yang satunya lagi.
KAUM
MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA.
Dari kisah di atas dapat diambil beberapa
pelajaran dan hikmah dalam upaya menjawab persoalan kenapa doa kita belum
diijabah oleh Allah SWT;
1.
Benar kata Tuan guru di atas, karena kita terlalu banyak dosa. Bayangkan
Ibrahim bin Adham hanya memakan 1 butir kurma yang bukan miliknya, itulah kata
malaikat yang menyebabkan doanya tidak dikabulkan Allah. Bagaimana dengan kita,
masyarakat kita, pemimpin-pemimpin kita di negri ini yang kita lihat dan kita
dengar beritanya di TV, korupsi tak pernah henti, tidak peduli tetangga kanan dan
kiri, kerjanya sibuk memperkaya diri, dimintai zakat sukanya mencaci maki,
begitu nyumbang minta dipuji dan disiarkan diTV.
2.
Ibrahim bin Adham seorang raja yang rendah hati, dengan ikhlas dia
bolak balik mekah-palestina 4 bulan perjalanan
hanya untuk minta halal atas 1 butir kurma yang ia makan, bayangkan dengan
kondisi sekarang ada orang yang berton-ton beras yang digelapkan, puluhan juta
bahkan meliaran yg dikorupsi, tenang-tenang saja, tidak ada niatan untuk tobat,
minta maaf dan minta halal, bahkan bangga dan tersenyum indah saat digiring
kedalam penjarah, Nauzubillah…yang seperti ini terlalu banyak dinegri ini, bagaimana
mungkin Allah mengabulkan doa kita.
Kata Rasululah ada tiga macam doa yang
tidak dikabulkan Allah:
ﻳُﺴﺘﺠﺎﺏُ ﻷﺣﺪِﻛُﻢ ﻣَﺎ ﻟَﻢ ﻳَﺪْﻉُ ﺑِﺈﺛﻢٍ ﺃَﻭ ﻗَﻄﻴﻌﺔُ ﺭَﺣﻢٍ، ﺃَﻭ ﻳَﺴﺘﻌﺠِﻞْ ﻓﻴﻘﻮﻝُ: ﺩَﻋﻮﺕُ ﻓَﻼ ﺃَﺭﻯ ﻳُﺴﺘَﺠﻴﺐُ ﻟِﻲ، ﻓَﻴﺪﻉُ اﻟﺪُّﻋَﺎء
"Doa
kalian akan dikabulkan selama tidak berdoa (1) dengan dosa (2) memutus
kekerabatan (3) tergesa-gesa. Dia akan berkata "Aku sudah berdoa tapi
tidak dikabulkan" akhirnya dia meninggalkan doa." (HR Bukhari)
Ibnu Athaillah dalam kitabnya Al Hikam
memberi nasehat:
لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ.
Ditundanya
pemberian dari Allah sementara engkau telah menggebu-gebu dalam berdoa, jangan
menjadikanmu berputus asa. Allah menjamin mengabulkan doa untukmu sesuai
pilihanNya, bukan pilihanmu. Di waktu yang Dia kehendaki, bukan di waktu yang
kau kehendaki.”
KAUM
MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA.
Dari paparan di atas sadarlah kita bahwa doa
yang sudah kita pohonkan kepada yang kuasa terkait masih mewabahnya covid 19
ini, belum terkabul bisa jadi faktor penyebabnya adalah dosa yang sudah terlalu
banyak, maka itu segra bertobat, carilah rizki yang halal dan jauhi rizki yang haram; Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ
مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang
Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah.” (QS Al
Baqarah: 172).
Kemudian banyak ditengah masyarakat kita yang
sudah berkali-kali lebaran masih belum berteguran, sengaja memutuskan
silaturrahim, maka segralah berteguran sambung tali silaturrahim, buatlah acara
Halal bi halal yang sesuai dengan kondisi terkini. Semoga dengan solusi ini
Allah mengabulkan segala doa kita semua sehingga virus ini segra menghilang
Amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ: فَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar