Rabu, 10 Juni 2020

KHUTBAH JUMAT KISAH IBRAHIM BIN ADHAM







 


 KHUTBAH  JUMAT
KISAH IBRAHIM BIN ADHAM (100-165 H)
Oleh : Dr.M.Ridwan Jalil, S.Ag, M.Pd.I



اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْـمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ , أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ ;وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

KAUM MUSLIMIN JAMA’AH SHOLAT  JUM’AT YANG BERBAHAGIA.
Seorang santri di pondok pesantren Jambi bertanya dengan lugu kepada gurunya,”Guru kenapa  doa kita belum dikabulkan Allah, padahal kita  berdoa sejak dari bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan dan Syawal tidak hentinya  berdoa agar Covid 19 ini di hilangkan oleh Allah, bahkan tuan-tuan guru, kiyai ustaz, ulama dan umaro’ se dunia berdo’a agar wabah ini segra sirna dari muka bumi ini, kasihan jama’ah haji tidak jadi berangkat haji tahun ini. Bagaimana pendapat guru?”..lalu sang Guru menjawab sesuai kadar kemampuan santrinya.” “Bagaimana mungkin doa  mau dikabulkan Tuhan sebab manusia zaman kini terlalu banyak doa”.

KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHGIA
Terkait percakapn antara santri dan gurunya  di atas, izinkan kami  menceritakan sebuah kisah  menarik dalam upaya menjawab lebih dalam persoalan yang ditanyakan oleh santri di atas. Tokoh dari kisah ini adalah Ibrahim bin Adham antara tahun(100-165 H) ia dilahirkan di Balkh sekarang Afghanistan. Memiliki nama lengkap Hazrat Sultan Ibrahim bin Adham bin Mansur al-Balkhi al-Ijili Abu Ishaq, pada mulanya ia seorang raja yang memiliki kerajaan besar. Meski sebagai raja, ia lebih memilih hidup zuhud dengan berkelana ke berbagai daerah daripada mengurusi kerajaan.
Al-kisah diceritakan pada suatu ketika selepas menunaikan ibadah haji, Ibrahim ingin melanjutkan perjalanannya ke Masjid al-Aqsha. Ketika di sebuah perjalanan ke Yerussalem, ia mampir ke pasar dekat Masjidil Haram untuk membeli kurma di pedagang tua yang nantinya dipakai bekal di perjalanan. Kurma yang selesai ditimbang lalu dimasukkan di keranjang Ibrahim. Setelah dirasa semua kurma sudah masuk di keranjang, Ibrahim melihat satu kurma tercecer persis di bawah timbangan. Ia mengira satu biji itu bagian dari kurma yang ia beli. Segera ia pungut dan memakannya. Setelah melahap ia berangkat menuju Masjid al Aqsha.
Selang empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham tiba di Masjid Al Aqsha. Ia memilih ruangan di bawah Kubah Sakhra sebagai tempat favorit beribadah. Ia salat, mendaras Alquran, bermunajat dengan khusyuk. Di sela-sela ketika ia beribadah, telinganya menangkap suara dua malaikat bercakap tentang dirinya. “Itu dia Ibrahim bin Adham, seorang ahli ibadah, zuhud, dan wara yang doanya selalu dikabulkan oleh Allah Swt,” ujar satu malaikat. “Tetapi sekarang tidak. Doanya tertolak. Sebab empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma di meja seorang pedagang tua yang bukan haknya,” jawab malaikat yang lain.
Mendengar bisikan itu, seketika Ibrahim terkejut dan terhenyak. Ia teringat empat bulan yang lalu sebelum berangkat menuju Yerussalem, ia mampir membeli sekilo kurma di pasar dekat Masjidil Haram. Merasa ada yang janggal di hati dan pikirannya, ia bangkit mengemasi barang-barangnya dan pergi kembali ke Mekah untuk mencari pedagang kurma dan meminta keikhlasan sebutir kurma.
Ditempuhlah jalan dari Masdidil Aqsa ke Makkah  selama 4 bulan. Ketika tiba di sekitar Masjidil Haram, ia segera menuju ke tempat ia membeli kurma beberapa waktu yang lalu.  Tetapi, yang didapati bukan lelaki tua yang melayaninya, yang ia dapati hanyalah seorang pemuda. Ibrahim Bin Adham  bertanya pada lelaki tersebut, “Wahai pemuda, 4 bulan lalu aku membeli kurma pada seorang lelaki tua, tetapi kali ini aku tidak menemukan,  dimana dia sekarang?”. Pemuda tersebut menjawab, “Ia sudah meninggal dunia beberapa waktu yang lalu.” Innallllahi wainna ilaihi rojiun. “Lalu kepada siapa harus meminta penghalalan sebiji kurma yang aku makan? ”. Kemudian  Ibrahim Bin Adham menceritakan kronologinya,  bagaimana ia bisa memakan kurma tanpa izin.
Setelah selesai bercerita pemuda tersebut menjawab, “Wahai bapak, aku adalah pewaris  lelaki  tua yang dulu bapak membeli kurma kepadanya, Insaallah  aku menghalalkannya. Tetapi aku tidak tahu atas 11 saudaraku yang lain, apakah mereka juga menghalalkan?, aku tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka memiliki hak sebagai ahli waris. Kemudian Ibrahim meminta kepada lelaki tersebut.  “Tolong berikan alamat mereka, aku akan mendatangi satu persatu dari mereka untuk memintakan kehalalannya”. Kemudian lelaki tersebut memberikan alamat saudaranya- saudaranya. Dan setelah mendapat alamat saudara-saudara lelaki tersebut. Ibrahim bin Adham mendatangi satu persatu alamat saudara lelaki tersebut untuk meminta kehalalan.
Alhamdulillah semua ahli warisnya memberikan kehalalan tersebut. Setelah mendapatkan kehalalan Ibrahim bin Adham kembali menempuh empat bulan perjalanan ke Masjid Al-Aqsha. Sesampainya di sana, seperti biasa, ia memilih Kubah Sakhra sebagai tempat beribadah. Ia kembali bertakarub kepada Allah, dengan ritual salat, zikir, dan munajat. Tidak menunggu lama, di sela-sela ia berdoa, tiba-tiba Ibrahim mendengar dua malaikat yang dulu sedang berdebat. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain”, kata malaikat. “Oh tidak, sekarang doanya sudah kembali makbul. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas,” terang malaikat yang satunya lagi.

KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA.
Dari kisah di atas dapat diambil beberapa pelajaran dan hikmah dalam upaya menjawab persoalan kenapa doa kita belum diijabah oleh Allah SWT;
1.  Benar kata Tuan guru di atas, karena kita terlalu banyak dosa. Bayangkan Ibrahim bin Adham hanya memakan 1 butir kurma yang bukan miliknya, itulah kata malaikat yang menyebabkan doanya tidak dikabulkan Allah. Bagaimana dengan kita, masyarakat kita, pemimpin-pemimpin kita di negri ini yang kita lihat dan kita dengar beritanya di TV, korupsi tak pernah henti, tidak peduli tetangga kanan dan kiri, kerjanya sibuk memperkaya diri, dimintai zakat sukanya mencaci maki, begitu nyumbang minta dipuji dan disiarkan diTV.
2.  Ibrahim bin Adham seorang raja yang rendah hati, dengan ikhlas dia bolak balik mekah-palestina  4 bulan perjalanan hanya untuk minta halal atas 1 butir kurma yang ia makan, bayangkan dengan kondisi sekarang ada orang yang berton-ton beras yang digelapkan, puluhan juta bahkan meliaran yg dikorupsi, tenang-tenang saja, tidak ada niatan untuk tobat, minta maaf dan minta halal, bahkan bangga dan tersenyum indah saat digiring kedalam penjarah, Nauzubillah…yang seperti ini terlalu banyak dinegri ini, bagaimana mungkin Allah mengabulkan doa kita.

Kata Rasululah ada tiga macam doa yang tidak dikabulkan Allah: 
ﻳُﺴﺘﺠﺎﺏُ ﻷﺣﺪِﻛُﻢ ﻣَﺎ ﻟَﻢ ﻳَﺪْﻉُ ﺑِﺈﺛﻢٍ ﺃَﻭ ﻗَﻄﻴﻌﺔُ ﺭَﺣﻢٍ، ﺃَﻭ ﻳَﺴﺘﻌﺠِﻞْ ﻓﻴﻘﻮﻝُ: ﺩَﻋﻮﺕُ ﻓَﻼ ﺃَﺭﻯ ﻳُﺴﺘَﺠﻴﺐُ ﻟِﻲ، ﻓَﻴﺪﻉُ اﻟﺪُّﻋَﺎء   
"Doa kalian akan dikabulkan selama tidak berdoa (1) dengan dosa (2) memutus kekerabatan (3) tergesa-gesa. Dia akan berkata "Aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkan" akhirnya dia meninggalkan doa." (HR Bukhari) 

Ibnu Athaillah dalam kitabnya  Al Hikam  memberi nasehat: 
لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ.
Ditundanya pemberian dari Allah sementara engkau telah menggebu-gebu dalam berdoa, jangan menjadikanmu berputus asa. Allah menjamin mengabulkan doa untukmu sesuai pilihanNya, bukan pilihanmu. Di waktu yang Dia kehendaki, bukan di waktu yang kau kehendaki.” 

KAUM MUSLIMIN YANG BERBAHAGIA.
Dari paparan di atas sadarlah kita bahwa doa yang sudah kita pohonkan kepada yang kuasa terkait masih mewabahnya covid 19 ini, belum terkabul bisa jadi faktor penyebabnya adalah dosa yang sudah terlalu banyak, maka itu segra bertobat, carilah rizki yang halal  dan jauhi rizki yang haram; Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS Al Baqarah: 172).
Kemudian banyak ditengah masyarakat kita yang sudah berkali-kali lebaran masih belum berteguran, sengaja memutuskan silaturrahim, maka segralah berteguran sambung tali silaturrahim, buatlah acara Halal bi halal yang sesuai dengan kondisi terkini. Semoga dengan solusi ini Allah mengabulkan segala doa kita semua sehingga virus ini segra menghilang Amin.

 بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِوَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.  فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم



Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُفَيَآ أَيـُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ عَلَى الدِّيْنِ الْقَوِيْمِ. . وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى   يآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...