Khutbah Idul Adha 2020/1441.H
MEMPEROLEH HAJI MABRUR
DENGAN IBADAH SOSIAL
Oleh: Dr.M.Ridwan Jalil, M.Pd.I
الله
ُ اَكْبَرُ 9x
الله
ُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَّاَصِيْلاً لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَاللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ
وَلِلّهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُلِلَّهِ
الَّذِىْ جَعَلَ
هَذَاالْيَوْمَ عِيْدًالِلْمُسْلِمِيْنِ. وَجَعَلَ عِبَادَةَ الْحَجِّ وَعِيْدُ اْلاَضْحَ مِنْ
شَعَائِرِاللَّهِ وَاِحْيَائِهَامِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ، اللهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْن، أمَّا
بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله، أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَا الله فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ. وقال الله تعال: إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Allahu Akbar 3X WalillahilhamdKaum Muslimin Jama’ah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.
Pada hari ini kita merayakan
hari raya Idul Adha atau juga disebut dengan hari raya Haji. Bagi kita
umat Islam, berangkat Haji adalah
kebanggaan dan kebahagian tersendiri, karena menjadi tamu Allah. Jangankan
menjadi tamu Allah, menjadi tamu gubernur/presiden pun merupakan kebanggaan
yang luar biasa, apa lagi menjadi tamu Allah. Maka itu rasa kegembiraan dan
rasa kerinduan kepada Allah dan Rasulnya
baru terobati dengan kebarangkatan ke tanah suci dalam upaya menyempurnakan
rukun Islam yang ke lima, meskipun
dengan ongkos yang mahal bahkan
rela menjual harta benda asalkan berangkat haji. Begitulah kekuatan iman, hal ini dilandasi firman Allah;
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا . وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
"...mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam." (QS. Ali-Imran: 97)
Namun sayang pada tahun ini Pemerintah
Indonesia melalui Menteri Agama telah memastikan tidak memberangkatkan jamaah haji Indonesia karena alasan pertimbangan pandemi virus COVID-19. Kebijakan ini bukan bermaksud
menghalangi bapak/ibu calon jama’ah haji
untuk berangkat ketanah suci pada tahun ini, namun karena perintah amanat
Undang-undang No.8 tahun 2018 yang menyatakan bahwa “Negara menjemin
memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan bagi warga negara yang akan
menunaikan Ibadah Haji dan Umroh dengan rasa aman, nyaman, tertib sesuai dengan syari’at”. Jadi
keputusan pemerintah lebih mengedepankan keselamatan jama’ah.
Menurut
kaidah Ushul Fiqh beribadah pada masa pandemi covid 19 ini harus
memperhatikan mudhoratnya dari pada mengambil manfaatnya;
"دَفع المفاسِد مُقدَّمٌ على جلبِ
المصالِح"
“Menolak
sesuatu yang mendatangkan kerusakan didahulukan atas sesuatu yang mendatangkan
manfa’at”.
Penekanan
kaidah ini adalah Jika di satu sisi ada manfa’at dan pada sisi lain terdapat mudharat yang
sangat berbahaya karena terkait
persoalan hidup, maka atas
dasar inilah keputusan mencegah mudarat didahulukan dari meraih manfa’at. Oleh
karena itu kepada saudara-saudara kami yang belum jadi berangkat tahun ini, jangan
bersedih karena pintu menuju surga tidak
satu. Bahkan banyak jalan menuju surga.
Allahuakbar
3x Walillahil hamd.
Kaum
Muslimin yang berbahagia
Terkait dengan calon Jama’ah Haji yang tidak
jadi berangkat, Ada sebuah kisah menarik
dari Abdullah bin Mubarak lahir tahun 118 H, seorang sufi terkenal, ahli fiqih,
ahli hadits yang wara’ lagi dermawan.
Satu ketika beliau dan se-rombongan
keluarganya dalam perjalanan menuju ke baitullah, menemukan bangkai burung yang
tergeletak di jalanan yang mereka lewati. Sebagai seorang yang cinta
kebersihan, ia segera mengambilnya dan memindahkannya ke tempat sampah. Beberapa
menit, berselang ada anak yatim yang mengambil bangkai burung itu. Ia segera
menghampiri anak tersebut. Ternyata bangkai burung itu dimasak oleh anak itu
untuk dimakan bersama keluarganya yang berhari-hari merasakan kelaparan. Melihat
kenyataan itu Abdullah bin Mubarak tidak tega, tampa ia sadari mengalir air matanya,
ia peluk anak yatim itu dengan erat, lalu
ia katakan;”nak jika ayahmu masih hidup tentu tidak akan seperti ini nasibmu, ambilah
uang ini, berilah makan adik-adikmu, semoga kelak kehidupanmu lebih baik”. Tanpa ragu
Abdullah bin Mubarak menyerahkan bekal perjalanan hajinya kepada anak yatim tersebut.
Ia berpandangan perbuatan tersebut lebih utama dari haji tahun itu. Mereka pun
kembali dan tidak jadi melaksanakan Ibadah Haji pada tahun itu.
Tidak lama kemudian Abdullah bin Mubarak bermimpi bahwa mereka yang tidak jadi beragkat haji karena menyerahkan
uangnya kepada anak yatim yang kelaparan tadi mendapat status haji yang mabrur, Subhanallah.
Allahuakbar
3x Walillahil ham.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah
Berdasarkan
kisah di atas sadarlah kita bahwa untuk mendapatkan kemabruran tidak hanya satu
jalan, banyak cara yang bisa dilakukan. Barangkali ini jugalah yang menjadi
hikmah diundurnya keberangkatan calon jamaah haji, ternyata Allah hendak memberi
kesempatan kepada kita semua untuk memperoleh pahala haji mabrur dengan ibadah
sosial, contohnya saat ini sudah kita maklumi dampak dari pandemi Covid 19 ini,
banyak rakyat menderita, karyawan yang di PHK, si miskin terlunta-lunta, anak
yatim sengsara, pedagang merana. Nah.. inilah lahan kemabruran haji tahun ini
yakni dengan peduli kepada mereka yang lagi kesusahan. Maka, penting bagi kita
untuk mengingatkan kaum Muslimin yang memiliki kelebihan harta, terutama mereka
yang sudah bergelar pak Haji dan bu Hajjah, agar menjadi pelopor kebajikan di wilayah tempat
tinggal mereka masing-masing, untuk membantu orang-orang yang membutuhkan
bantuan. Ingatlah hadits Rasulullah;
اَلْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ قِيْلَ وَمَا بِرُّهُ ؟ قَالَ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيْبُ الْكَلاَمِ
“Haji mabrur itu tidak ada balasannya kecuali
surga”. Rasul ditanya: “Apa tanda-tanda mabrurnya?”. Nabi Saw menjawab: “Suka
membantu memberikan makanan dan santun dalam berbicara” (HR. Ahmad)
Imam al-Nawawi, mengatakan;
اَلْحَجُّ الْمَقْبُوْلُ هُوَالَّذِيْ يَنْبَغِيْ أَنْ يَكُوْنَ بَعْدَ رُجُوْعِهِ خَيْرًا مِمَّا كَانَ
Haji makbul itu
tanda-tandanya adalah setelah ia pulang dari haji, keadaannya lebih baik
daripada sebelumnya .
Dari keterangan hadits Nabi dan penjelasan Imam Nawawi ini, jelas;
bahwa salahsatu indikator(tanda) kemabruran haji seseorang itu dapat dilihat dari
tumbuhnya kepedulian sosial yang tinggi, yakni suka memberi makan.
Allahuakbar
3x Walillahil ham.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah
Di
hari raya Idul Adha ini, meskipun musibah dan cobaan silih berganti menerpa
kehidupan kita, mulai dari mewabahnya virus corona membuat aktivitas banyak
yang diloksdown, sehingga bermunculan para Du’afa baru, bahkan Ramadhan dan
Idul Fitri pun di rumah saja, ditambah lagi gagalnya calon jama’ah haji ke
tanah suci, bahkan tatkala rakyat lagi kesusahan/kesulitan ekonomi, malah RUU
HIP mau disahkan, lagi-lagi rakyat yang susah berdemo, sungguh terlalu!...tapi
kita jangan pernah bersedih, jangan pernah putus asah, justru ini sebagai
cambuk agar rakyat jangan terlena, tetap produktif dan inovatif dalam berkarya
dan beribadah. Tidak jadi haji bukan berarti tidak dapat kemabruran Ibadah
haji, kita bisa dapatkan kemabruran ibadah
sosial yang tidak kalah besar pahalanya dari ibadah haji, yakni merealisasikan
rasa kepedulian dengan menyembelih hewan qurban untuk di berikan kepada anak yatim, orang miskin, Du’afa lama maupun
Du’afa baru yang terkena dampak Civid 19. Inilah momentum yang tepat untuk kita berbagi, karena
hari ini juga di sebut hari raya qurban, dimana umat Islam disunnahkan
menyembelih hewan qurban untuk diberikan kepada kaum Du’afa.
Allahuakbar
3x Walillahil ham.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah
Jika
kita renungkan,,,apa sesungguhnya manfaat Ibadah qurban ?.. dalam hal ini
Nabi di tanya “Apa pahala yang akan kita
dapatkan dari ibadah kurban?” Beliau menjawab, "Setiap helai rambut,
akan dibalasi dengan satu kebaikan.” Lantas mereka bertanya, "Bagaimana
dengan bulu (domba)?” Maka beliau menjawab, "Setiap bulu juga akan dibalas
dengan satu kebaikan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).
Jadi
berdasarkan hadits ini, manfaat Ibadah kurban
menumbuh kembangkan beberapa karakter baik, antara lain; Pertama;
Melatih diri untuk menjadi dermawan, kedua; Menjauhkan diri dari sikap
tamak, ketiga; Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, keempat;
Bekal pahala di hari akhir.
Sementara
pahala yang didapatkan dari Ibadah qurban, sebagaimana yang dikatakan Wahab bin
munabbih; Nabi Daud as, berkata”Ya
Allah, sebesar apakah pahala orang yang berqurban dari umat Nabi Muhammad saw? JawabNya
:”Aku memberi pahala kepadanya,setiap bulu dari badan hewan kurbannya 10
kebaikan,aku hapus 10 keburukan,serta kunaikan 10 derajat, …” Selain itu
terdapat pahala-pahala yang luarbiasa banyaknya dalam Berqurban;
1) Tawar menawar pada waktu membeli hewan Qurban,
pembicaraannya dianggap tasbih.
2) Uangnya dilipatgandakan sebesar 700 kali lipat.
3) Ketika Kambing ditidurkan untuk disembelih, semua makhluk
memohon ampun untuknya hingga hari kiamat.
4)
Semburan
darahnya, tiap tetesnya dijadikan 10 malaikat yang terus menerus meminta ampun
hingga hari kiamat.
Allahuakbar
3x Walillahil ham.
Kaum
Muslimin yang berbahagia
Di akhir
khutbah ini mari kita memohon
taufiq, hidayah, inayah, serta mau’nah Allah semoga Covid 19 ini segera
hilang dan kehidupan kita bisa normal
kembali, calon jamaah haji bisa
berangkat di tahun depan. kepada
bapak-bapak ibu-ibu yang berqurban hari ini, Kita ucapkan selamat semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah;
dosa dan kesalahan mereka diampuni; segala usaha dan aktivitasnya diberkati, Amin
Ya rabbal’alamin
اَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUBAH KEDUA
للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ
اَكْبَرْ (4×) اللهُ
اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَأَصْيْلاً لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْوَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.َ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا :اَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى .وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى : اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى
يآ
اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّد. اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَات .اَللهُمَّ اكْتُبِ السَّلاَمَةَ وَاْلعَافِيَةَ
عَلَيْنَا وَالْحُجَّاجَ وَالْغُزَّاةَ وَالْمُسَافِرِيْنَ وَالْمُقِيْمِيْنَ، فِي
بَرِّكَ وَبَحْرِكَ مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا وَحَجَّهُ حَجًّا
مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا
مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ، يَا عَزِيْزُ يَا غَفُوْرُ. يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ. . رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ
وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ
عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1441 H
MOHON MAAF LAHIR BATIN
WASSALAMU’ALAIKUM
Wr, Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar