Senin, 17 Oktober 2016

KONSEPSI ISLAM TENTANG KEHIDUPAN


A. Pengertian  Hidup
Hidup adalah pertalian antara roh dan badan serta hubungan interaksi antara keduanya. Hidup juga dapat diartikan suatu sifat yang dengan sifat itu sesuatu menjadi berpengetahuan dan memiliki kekuatan (Rohiman, 1996:221). Jadi, hidup merupakan kenikmatan dari Allah, sebab dengan adanya hidup, maka seseorang dapat merasakan kenikmatan dan tanpa kehidupan maka tidak seorang pun dapat menikmati arti kehidupan di dunia serta merasakan pembalasan baik dan buruk di akhirat nanti.
Allah menciptakan dunia ini sebagai tempat kehidupan dan kematian, sedangkan alam akhirat dijadikan Allah sebagai tempat pembalasan yang kekal abadi. Allah telah menciptakan hamba-hamba-Nya di dunia ini untuk menyembah hanya kepada-Nya serta menguji mereka, sehingga dengan demikian dapat diketahui siapa di antara mereka yang beramal baik dan nanti akan diberi balasan pahala, atau siapa yang durhaka di antara mereka yang nantinya mendapat siksa.

Kehidupan di dunia menurut Islam adalah untuk menguji siapa di antara manusia yang terbaik amalnya. Kehidupan dunia ini adalah ladang yang harus digarap dengan amal saleh. Sebab kalau tidak, kehidupan ini akan berakhir dengan kesia-siaan, dan di akhirat kita tidak akan memperoleh sesuatu apa pun kalau di dunia ini kita tidak -beramal yang baik. Namun amal yang baik saja tidak cukup bagi Islam, sebab amal yang baik itu harus amal yang didasarkan atas iman kepada Allah.
B. Makna dan Tujuan Hidup
Allah menciptakan manusia dengan tujuan yang mulia, dan samal sekali bukan untuk main-main sebagaimana firman Allah dalam Ali 'Imran [3]: 191 dan QSSad [38]: 27). Pada dasarnya tujuan hiduf manusia adalah memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat sementara kewajiban atau tugas hidup manusia menurut AI-Qur'ar adalah mengabdi atau beribadah kepada Allah. Manusia diciptakat; Allah, tidak lain adalah agar mengabdikan dirinya kepada-Nya. All berfirman dalam AI-Qur'an surah Az-Zariyat [51]Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengat kepada-Ku. (QS Az-Zariyat [51 ]: 56)
Ayat di atas secara tegas menolak pernyataan lain barn kehadiran manusia di dunia bersifat kebetulan (ada dengan sendirir dan karenanya tidak memiliki tujuan khusus). Begitu pula, ayat di atas menolak   pandangan   bahwa   manusia   diciptakan   unt mengeksploitasi alam semesta beserta isinya, sehingga merasa saja saat manusia berbuat kerusakan di muka bumi..
Allah menghendaki agar kehidupan manusia di dunia ini diarahkan  untuk mengabdi kepada-Nya. Guna mewujudkan kehendak-Nya itu  Allah telah mengokohkan dalam diri manusia kesediaan menyembah-Nya (QS AI-A'raf [7]: 172), yang secara implisit kesanggupan manusia untuk tunduk kepada-Nya. Dalam dimer manusia yang paling dalam (roh) tertanam keyakinan bahwa All? pusat kehidupan.
Supaya dasar-dasar yang terbentuk dalam diri manusia tersebut tetap terpelihara, maka Allah memberikan bimbingan melalui teks ayat-ayat AI-Qur'an, bagaimana dasar-dasar keimanan kepada Allah dalam diri manusia tersebut diamankan atau diwujudkan dalam kehidupan aktual manusia.
Bimbingan Allah melalui kitab suci adalah cara yang digunakan Allah agar manusia selalu dalam posisi mengembangkan sifat-sifat asalnya dalam bentuk beribadah kepada-Nya.
C. Cara Mencapai Tujuan Hidup
Tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan (kebaikan) di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak (QS AI-Baqarah [2]: 201). Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, manusia harus beribadah dengan mengikuti semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Kebahagiaan di dunia adalah kehidupan yang berkah atau diberkati (al-mubarak). Sedangkan kebahagiaan di akhirat digambarkan dengan surga (al-jannah), suatu kebahagiaan yang sebenarnya sulit digambarkan dengan kata-kata. Meski demikian, AI-Qur'an (QS AI-Hajj [22]: 14) menggambarkan surga sebagai "kebun indah yang mengalir di dalamnya sungai-sungai".
Islam menekankan sebuah sistem kehidupan yang seimbang antara dunia dan akhirat. AI-Qur'an mengingatkan kita untuk mencari kehidupan akhirat, tetapi jangan melupakan bagian dunia (QS AI-Qasas [28]: 77).
Kita harus hidup sesuai dengan tuntunan agama, yaitu "beribadah" kepada Allah. Oleh karena itu, dalam Islam kriteria untuk menilai keutamaan atau kemuliaan seseorang bukan terletak pada kekayaan dan bukan pula pada kekuasaan, tetapi Allah menilai seseorang karena ketakwaannya. AI-Qur'an menyatakan, "Sesungguhnyayangtermulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa" (QS AI-Hujurat [49]: 13). Karena hanya dengan bertakwa, yang dipahami sebagai rasa takut untuk melanggar perintah Allah dan rasa takut untuk melakukari larangan-larangan-Nya manusia dapat diharapkan melaksanakanj ibadah dengan baik. Dengan demikian, diharapkan manusia dapatj mencapai tujuan hidupnya dengan baik.
D. Kehidupan Setelah Kematian
Roh yang bersifat immaterial tidak hancur setelah kematian, tet akan terus hidup dan menjalani kehidupannya melalui beberapa tahaf sebelum akhirnya mendapatkan balasan sesuai dengan ami perbuatannya ketika di dunia (masuk surga atau neraka)-
Dalam pandangan Islam, "dunia" bukanlah satu-satunya alar sebab menurut Islam, pertama kali kita berada di alam arwah (rohaW kemudian masuk ke alam arham (rahim ibu), kemudian baru terlafi ke alam dunia. Setelah kematian kita akan masuk ke alam barzal (kubur), untuk kemudian dibangkitkan nanti pada hari kebangkitan at qiyamah. Selanjutnya dikumpulkan di padang Makhsyar, lalu dihisab atau dihitung dan pada akhirnya ditentukan nasib kita apakah masuk surga atau neraka.
Alam barzakh adalah alam perantara, yaitu antara dunia fisik dan  dunia rohani (spiritual). Sebagian orang menyamakan antara barzakh dengan alam kubur. Namun secara spiritual, alam barzakh  dapat juga merujuk pada salah satu alam gaib yang terletak antara alam dunia yang bersifat fisik dan alam yang bersifat spiritual (Mulj 2007: 42).
E. Hari Akhir
Hari akhir adalah berakhirnya alam kita sekarang, di mana sa sesuatu yang ada di alam menjadi binasa dan mati kecuali Dzatv Kemudian Allah membangkitkan manusia dari kematiannya (alam kubur) ke alam lain, yaitu alam akhirat untuk diperlihatkan (memper-tanggung jawabkan) semua amal perbuatannya dan kemudian diadakan perhitungan amal baik dan amal buruknya yang pada akhirnya diberikan balasan sesuai dengan amalnya tersebut. Yaitu amal baik akan memperoleh kenikmatan atau surga, sedangkan amal buruk akan memperoleh siksaan atau neraka.
AI-Qur'an menggunakan beberapa istilah untuk menyebutkan hari akhir, di antaranya adalah:
1 .   al-Sa'ah (waktu), yaitu waktu berakhirnya alam kita, sekaligus waktu dimulainya                               kehidupan di alam akhirat.
2.   al-Akhirah (kehidupan yang akhir), ialah suatu alam kehidupan setelah mati.
3.    Yaum al-Qiyamah (hari kebangkitan), ialah hari di mana manusia dibangkitkan dari alam                    kubur.
4.    Yaum al-Ba 'as (hari kebangkitan), yaitu suatu hari dibangkitkannya manusia dari alam                         kubur.
5.    Yaum al-Hisab (hari perhitungan), yaitu hari di mana manusia diperhitungkan amal                            perbuatannya.
6.    Yaum a/-Fasl(har\ keputusan atau kepastian), yaitu hari di mana manusia menerima                               keputusan dari Allah, apakah akan memper­oleh nikmat atau siksa.
7.    Yaum ad-Din (hari pembalasan), yaitu hari di mana manusia memperoleh pembalasan atas                 segala amal perbuatannya.
8.    Yaum al-Khulud (hari kekekalan), yaitu hari di mana manusia hidup dalam alam yang                       kekal.

1 komentar:

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...