Kamis, 27 Oktober 2016

MATERI KULIAH UNTUK MAHASIASWA FAK.EKONOMI. UNIVERSITAS BATANG HARI

Konsep Islam
tentang Manusia dan Alam

A. Manusia
1.   Pengertian Manusia dalam AI-Qur'an
Quraish Shihab mengutip dari Alexis Carrel dalam "Man the Unknowrt', bahwa banyak kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia, karena keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri (Quraish Shihab, 1996).
Istilah kunci yang digunakan AI-Qur'an untuk menunjuk pada pengertian manusia menggunakan kata-kata basyar, al-insan, dan an-nas (Jalaluddin Rahmat, 1989, Rusdy Zakaria dkk., 1991, Nurcholish Madjid, 1992).
Kata basyar disebut dalam AI-Qur'an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis (QS Ali 'Imran [3]: 47) tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis manusia, seperti makan, minum, hubungan seksual dan lain-lain.
Kata al-insan dituturkan sampai 65 kali dalam AI-Qur'an yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung amanah (QS Al-Ahzab [33]: 72), kedua al-insan dihubungkan dengan predisposisi negatif dalam diri manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir (QS Al Ma'arij [70]: 19-21) dan ketiga al-insan dihubungkan dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS Al-Hijr [15]: 28-29).
Semua konteks al-insan ini menunjuk pada sifat-sifat manusia psikologis dan spiritual. Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 kali dalam AI-Qur'an mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial dengan karakteristik tertentu misalnya mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak (QS AI-Baqarah [2]: 8).
Eksistensi manusia dapat diwujudkan melalui kiprahnya dalam melakukan tanggung jawab terhadap amanah yang dipikulkan Tuhan di atas pundaknya, sebagai khalifah di dunia (khalifah fil ardli) sebagaimana dideskripsikan dalam surah AI-An'am [6] ayat 165 dan surah AI-Baqarah [2]: 30. Posisi manusia sebagai khalifah di dunia ini sangat mulia melebihi pandangan yang mana pun, tidak terkecuali pandangan humanisme Eropa pasca renaissance (Rusdy Zakaria, dkk., 1991).
Dalam ilmu mantiq (ilmu logika) kita temukan rumusan tentang manusia dengan sebutan sebagai "al-insanu hayawanunnaticf' yang diterjemahkan ke dalam bahasa kita menjadi insan atau manusia adalah hewan yang natiq, yaitu berkata-kata, mengeluarkan pendapat dengan berdasarkan pemikirannya. Jadi manusia adalah hewan yang berpikir. Berpikir adalah mencari jawaban, mencari jawaban berarti mencari kebenaran. Sepanjang rentangan sejarah manusia yang menjadi objek pemikiran manusia adalah masalah manusia itu sendiri. Masalah manusia adalah sesuatu yang dimasalahkan manusia yang apabila dianalisis dapat kita kategorikan menjadi: pertama masalah segera atau masalah biasa (immediate problems) dan kedua masalah asasi (ultimate problems) (Endang Syaifuddin Anshari [ESA], 1981).'
 Masalah yang segera adalah masalah-masalah praktis sehari-hari, yaitu keperluan pribadi sehari-hari misalnya soal-soal yang menyangkut kebutuhan hidup seperti makan, minum, dan lain-lain. Sedang masalah asasi adalah masalah manusia yang pokok, yang serius, masalah yang fundamental. Yang masuk kategori masalah asasi tersebut adalah manusia itu sendiri, alam dan Tuhan. Selanjutnya dalam bab ini akan dibahas pandangan Islam tentang manusia dan alam sedang pandangan Islam tentang Tuhan sudah dibahas dalam bab sebelumnya.

2. Penciptaan dan Reproduksi Manusia
Penciptaan manusia dan reproduksi manusia dimaksudkan adalah penciptaan manusia pertama kali yaitu penciptaan Adam dan Hawa serta penciptaan keturunannya yang dikenal dengan reproduksi manusia.
a. Penciptaan Adam
Adam sebagai manusia pertama atau prototif manusia, tercipta dari anasir-anasir:
1)  Tanah, diterangkan dalam AI-Qur'an (QS AI-Rum [30]: 20; Ali Imran [3]: 59; AI-Kahfi [18]: 37; Fathir [35]: 11; AI-Hajj [22]: 5; Al-Sajdah [32]: 7) dalam ayat Al Qur'an tersebut di atas term yang digunakan ialah "turab" dan "tin".
2)  Saripati yang tersaring dari tanah, "sulalatin min tin" (QS Al-Mu'minun [23]: 12).
3)  Tanah kering seperti tanah tembikar yang terbakar, "minsalsalin kal fakhkhSt"^(QS AI-Rahman [55]: 14)
4)  Tanah kering yang berobah baunya "min salsalin min hama'in masnun" (QS AI-Hijr [15]: 26)
5)  Air yang merupakan asal usul seluruh kehidupan sebagaimana dijelaskan dalam ayat 54 surah AI-Furqan [25] yang artinya "Dan Dia (Allah) pula yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia (Allah) jadikan manusia itu punya keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa" (QS AI-Furqan [25]: 54).
6)  Roh, seperti dalam surah AI-Hijr ayat 29 yang artinya "maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya roh.(ciptaan)Ku..." (QS AI-Hijr [15]: 29).

Dari ayat-ayat AI-Qur'an yang dikutip di atas menginformasikan bahwa manusia itu terbentuk dari komponen-komponen yang dikandung dalam tanah dan airyang merupakan komponen biologis manusia serta satu lagi komponen penting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia yaitu roh. Setelah proses-proses fisik berlangsung dalam penciptaan manusia, pemasukan roh menjadi unsur penentu yang membedakan manusia dengan dunia makhluk lain.
Komponen terakhir ini pada hakikatnya belum diketahui manusia sehingga merupakan misteri besarbagi manusia (QS Al-lsra' 85). Roh adalah getaran ilahiah yaitu getaran •sirfyat ketuhanan sebagaimana rahmat, nikmat, dan hikmah yang kesernuanya sering terasakan sentuhannya, tetapi sukar dipahami hakikatnya. Sentuhan getaran rohaniah itulah yang menyebabkan manusia dapat mencerna nilai-nilai belas kasih, kejujuran, kebenaran, keadilan, dan sebagainya. (Dirjen Bimbagais, 2000).
b. Penciptaan Hawa
Dalam penciptaan Hawa sebagai istri Adam, AI-Qur'an membica-rakan dengan singkat melalui surah An-Nisa' [4]: 1 yang artinya "Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak ..."
Dalam ayattersebut di atas kata-kata (wa khalaqa minha zaujaha) diartikan sebagai "dan daripadanya Allah menciptakan istrinya". Ahli tafsir ada yang menafsirkan "daripadanya", maksudnya ialah dari unsur yang serupa dengannya (serupa dengan Adam).
c. Penciptaan Keturunan Adam/Reproduksi Manusia
Diskusi panel tentang "AI-Qur'anul Karim dan Penciptaan Manusia" yang diselenggarakan oleh Sekolah Tmggi Kedokteran YARSI (sekarang Universitas YARSI) Jakarta pada tanggal 17 Desember 1979, menyimpulkan bahwa reproduksi manusia dijelaskan oleh AI-Qur'an melalui penahapan sebagai berikut.
1)    Sel Kelamin (garnet)
Keturunan manusia diciptakan dari a/-ma'artinya air (QS Al-Furqan [25]: 54), ma'in dafiqartinya airyang tumpah (QS AI-Thariq [86]: 6), ma'in mahin artinya saripati air yang lemah (sperma) (QS Al-Sajdah [32]: 8; AI-Mursalat [77]: 20). Yang maksudnya dengan al-ma' dalam ayat tersebut di atas itu tentunya adalah sperma laki-laki.
2)   Pembuahan (conceptio)
Perhatikan ayat berikut ini (QS AI-Fathir [35]: 1.1; Abasa [80]: 19; AI-Mu'minun [23]: 13; Ya-Sin [36]: 77). Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia berasal dari nutfah, conceptus/ zygote yaitu hasil bertemunya spermatozoom dengan ovum. Ini jenjang pertama kejadian manusia diperkuat dengan surah/ayat , (QS Al-lnsan [76]: 2) yang menyebutkan "min nutfatin ansyajin" artinya setetes mani yang bercampur.
3)   Perkembangan janin
Perhatikan AI-Qur'an surah AI-Mu'minun [23] ayat 13 dan AI-Mursalat [77] ayat 21 dalam kedua ayat ini ada kata-kata kunci ialah "qararin makin" yang berindikasi rahim atau uterus. Kemudian pada (QS AN Imran [3]: 6; AI-Hajj [22]: 5) secara khusus dalam kedua ayat tersebut disebutkan kata-kata arham yang diartikan rahim. Kedua istilah tersebut mempunyai makna rahim atau uterus, hal ini mempunyai ketentuan sebagai "qararin makirf' yakni tempat yang kokoh, tempat yang aman, tempat tersedia apa yang diperlukan.

Dalam surah AI-Mu'mtnun [23]:12-14 diterangkan proses
reproduksi manusia mula-muladi sebut nutfah yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim), Kemudian menjadi " 'alaqah"  prosesbersarangnya blastocyst pada  dinding rahim (QS AI-Mu'minun 13; AI-Hajj 5; AI-Alaq 2).
Dari 'alaqah kemudian menjadi "mudlghah" yaitu "embrio"
selanjutnya ditiupkanlah roh  kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain (tsumma ansya'nahu khalqan akhar). Ayat itu
ditutup dengan "fatabarakallahuahsanulkhaliqln", Maha Suci AllahPencipta Yang Paling Baik.
Selanjutnya soal masa hamil dijelaskan dalam surah dan ayat lain yaitu masa/usia minimal hamil seseorang yaitu selama enam bulan, hal ini disimpulkan dari (QS AI-Ahqaf [46]: 15) yang intinya menyebutkan bahwa masa menyusui dan hamil selama 30 bulan (wahamluhu wa fisaluhu salasuna syahran) dan dari (QS Luqman [31 ]: 14) yang intiya masa menyusui adalah 2 tahun atau 24 bulan (wa fisaluhu fJ 'amain). Dengan demikian, masa hamil minimal adalah 30 bulan dikurangi 24 bulan yaitu 6 bulan.

3. Tujuan Penciptaan Manusia
Sebuah pertanyaan yang harus kita tanamkan betul-betul ke dalam lubuk hati kita masing-masing "untuk apa diciptakan manusia?'. Semua sudah tahu jawabannya, bahwa manusia ini datang dari Allah yang menciptakan dan yang mengatur serta mengurus kehidupan ini. Dialah yang mengetahui segala rahasia apa yang dibalik penciptaan-Nya itu. Dialah yang lebih pandai dan lebih tahu dari apa yang diciptakanNya. Marilah kita tanya Ya Rabbi, Ya Tuhan untuk apa Engkau ciptaan manusia ini? Adakah Engkau ciptakan manusia untuk makan dan minum! Untuk sekadar berkelana
di muka bumi? Untuk mengumbar segala hawa nafsunya! Kemudian setelah itu dia kembali menjadi tanah, lalu habislah riwayatnya! Lantas apa rahasia kekuatan dan kemampuan yang telah diberikan kepada manusia berupa akal, kemampuan berbuat dan roh? Allah Swt. berfirman dalam AI-Qur'anul Karim:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Az-Zariyat  56)
Kata "Abdi" berasal dari kata bahasa Arab yang artinya memperhambakan diri, ibadah (mengabdi/memperhambakan diri). Manusia -diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata memperhambakan diri menjadikan dirinya sebagai hamba (budak) Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan kesukaan (rida) Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya.

4.  Fungsi dan Kedudukan Manusia
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala pernyataan yang keluar dari mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan lugas lewat kitab suci AI-Qur'an sebagai satu kitab yang abadi. Dia menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia itu agar ia menjadi khalifah (pemimpin) di atas bumi ini dan kedudukan ini sudah tampak jelas pada diri Adam (QS AI-An'am [6]: 165 dan QS AI-Baqarah [2]: 30) di sisi lain Allah menganugerahkan kepada manusia segala yang ada di bumi, semua itu untuk kepentingan manusia (la menciptakan untukmu seluruh apa yang ada di bumi ini. QS AI-Baqarah [2]: 29). Maka sebagai tanggung jawab kekhalifahan dan tugas utama umat manusia sebagai makhluk Allah, ia harus selalu menghambakan dirinya kepada Allah Swt.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...