Konsep Islam
tentang Manusia dan Alam
1. Pengertian Manusia dalam AI-Qur'an
Quraish Shihab mengutip dari Alexis
Carrel dalam "Man the Unknowrt', bahwa
banyak kesukaran yang dihadapi untuk mengetahui hakikat manusia,
karena keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri (Quraish Shihab, 1996).
Istilah kunci yang
digunakan AI-Qur'an untuk menunjuk pada pengertian manusia menggunakan
kata-kata basyar, al-insan, dan an-nas (Jalaluddin Rahmat, 1989, Rusdy Zakaria dkk.,
1991, Nurcholish
Madjid, 1992).
Kata basyar disebut dalam
AI-Qur'an 27 kali. Kata basyar menunjuk pada pengertian manusia sebagai
makhluk biologis (QS Ali 'Imran [3]: 47) tegasnya memberi pengertian kepada
sifat biologis manusia, seperti makan, minum, hubungan seksual dan lain-lain.
Kata al-insan dituturkan
sampai 65 kali dalam AI-Qur'an yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori. Pertama
al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung amanah (QS Al-Ahzab [33]:
72), kedua al-insan dihubungkan dengan predisposisi negatif dalam diri
manusia misalnya sifat keluh kesah, kikir (QS Al Ma'arij [70]: 19-21) dan ketiga
al-insan dihubungkan dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur
materi dan nonmateri (QS Al-Hijr
[15]: 28-29).
Semua konteks al-insan ini menunjuk pada
sifat-sifat manusia psikologis dan spiritual. Kata an-nas yang disebut sebanyak 240 kali dalam AI-Qur'an mengacu
kepada manusia sebagai makhluk sosial dengan karakteristik tertentu misalnya
mereka mengaku beriman padahal sebenarnya tidak (QS AI-Baqarah [2]: 8).
Eksistensi manusia dapat diwujudkan
melalui kiprahnya dalam melakukan tanggung jawab terhadap amanah yang
dipikulkan Tuhan di atas pundaknya, sebagai khalifah di dunia (khalifah fil
ardli) sebagaimana dideskripsikan dalam surah AI-An'am [6] ayat 165 dan surah
AI-Baqarah [2]: 30. Posisi manusia sebagai khalifah di dunia ini sangat mulia
melebihi pandangan yang mana pun, tidak terkecuali pandangan humanisme Eropa
pasca renaissance (Rusdy Zakaria, dkk., 1991).
Dalam ilmu mantiq (ilmu logika) kita
temukan rumusan tentang manusia dengan sebutan sebagai "al-insanu
hayawanunnaticf' yang diterjemahkan ke dalam bahasa kita menjadi insan atau
manusia adalah hewan yang natiq, yaitu berkata-kata, mengeluarkan pendapat
dengan berdasarkan pemikirannya. Jadi manusia adalah hewan yang berpikir. Berpikir
adalah mencari jawaban, mencari jawaban berarti mencari kebenaran. Sepanjang
rentangan sejarah manusia yang menjadi objek pemikiran manusia adalah masalah
manusia itu sendiri. Masalah manusia adalah sesuatu yang dimasalahkan manusia
yang apabila dianalisis dapat kita kategorikan menjadi: pertama masalah segera
atau masalah biasa (immediate problems) dan kedua masalah asasi (ultimate
problems) (Endang Syaifuddin Anshari [ESA], 1981).'
Masalah yang segera adalah masalah-masalah
praktis sehari-hari, yaitu keperluan pribadi sehari-hari misalnya soal-soal
yang menyangkut kebutuhan hidup seperti makan, minum, dan lain-lain. Sedang masalah
asasi adalah masalah manusia yang pokok, yang serius, masalah yang fundamental.
Yang masuk kategori masalah asasi tersebut adalah manusia itu sendiri, alam dan
Tuhan. Selanjutnya dalam bab ini akan dibahas pandangan Islam tentang manusia
dan alam sedang pandangan Islam tentang Tuhan sudah dibahas dalam bab
sebelumnya.
2. Penciptaan dan Reproduksi Manusia
Penciptaan manusia dan reproduksi manusia
dimaksudkan adalah penciptaan manusia pertama kali yaitu penciptaan Adam dan Hawa
serta penciptaan keturunannya yang dikenal dengan reproduksi manusia.
a. Penciptaan Adam
Adam sebagai manusia pertama atau
prototif manusia, tercipta dari anasir-anasir:
1)
Tanah, diterangkan dalam AI-Qur'an (QS AI-Rum [30]: 20; Ali Imran [3]:
59; AI-Kahfi [18]: 37; Fathir [35]: 11; AI-Hajj [22]: 5; Al-Sajdah [32]: 7)
dalam ayat Al Qur'an tersebut di atas term yang digunakan ialah "turab"
dan "tin".
2)
Saripati yang tersaring dari tanah, "sulalatin min tin" (QS
Al-Mu'minun [23]: 12).
3)
Tanah kering seperti tanah tembikar yang terbakar, "minsalsalin
kal fakhkhSt"^(QS AI-Rahman [55]: 14)
4)
Tanah kering yang berobah baunya "min salsalin min hama'in
masnun" (QS AI-Hijr [15]: 26)
5)
Air yang merupakan asal usul seluruh kehidupan sebagaimana dijelaskan
dalam ayat 54 surah AI-Furqan [25] yang artinya "Dan Dia (Allah) pula yang
menciptakan manusia dari air, lalu Dia (Allah) jadikan manusia itu punya
keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa" (QS AI-Furqan
[25]: 54).
6)
Roh, seperti dalam surah AI-Hijr ayat 29 yang artinya "maka apabila
Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan ke dalamnya
roh.(ciptaan)Ku..." (QS AI-Hijr [15]: 29).
Dari ayat-ayat AI-Qur'an yang dikutip di atas
menginformasikan bahwa manusia itu terbentuk dari komponen-komponen yang dikandung
dalam tanah dan airyang merupakan komponen biologis manusia serta satu lagi
komponen penting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia yaitu roh. Setelah
proses-proses fisik berlangsung dalam penciptaan manusia, pemasukan roh menjadi
unsur penentu yang membedakan manusia dengan dunia makhluk lain.
Komponen terakhir ini pada hakikatnya belum diketahui
manusia sehingga merupakan misteri besarbagi manusia (QS Al-lsra' 85). Roh
adalah getaran ilahiah yaitu getaran •sirfyat ketuhanan sebagaimana rahmat,
nikmat, dan hikmah yang kesernuanya sering terasakan sentuhannya, tetapi sukar
dipahami hakikatnya. Sentuhan getaran rohaniah itulah yang menyebabkan manusia
dapat mencerna nilai-nilai belas kasih, kejujuran, kebenaran, keadilan, dan
sebagainya. (Dirjen Bimbagais, 2000).
b.
Penciptaan Hawa
Dalam penciptaan Hawa sebagai istri Adam, AI-Qur'an
membica-rakan dengan singkat melalui surah An-Nisa' [4]: 1 yang artinya "Hai
sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya
Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak ..."
Dalam
ayattersebut di atas kata-kata (wa khalaqa minha zaujaha) diartikan sebagai "dan
daripadanya Allah menciptakan istrinya". Ahli tafsir ada yang menafsirkan "daripadanya",
maksudnya ialah dari unsur yang serupa dengannya (serupa dengan Adam).
c.
Penciptaan Keturunan Adam/Reproduksi Manusia
Diskusi panel tentang "AI-Qur'anul Karim dan
Penciptaan Manusia" yang diselenggarakan oleh Sekolah Tmggi Kedokteran YARSI
(sekarang Universitas YARSI) Jakarta pada tanggal 17 Desember 1979,
menyimpulkan bahwa reproduksi manusia dijelaskan oleh AI-Qur'an melalui
penahapan sebagai berikut.
1) Sel Kelamin (garnet)
Keturunan manusia diciptakan dari a/-ma'artinya air
(QS Al-Furqan [25]: 54), ma'in dafiqartinya airyang tumpah (QS AI-Thariq [86]:
6), ma'in mahin artinya saripati air yang lemah (sperma) (QS Al-Sajdah [32]: 8;
AI-Mursalat [77]: 20). Yang maksudnya dengan al-ma' dalam ayat tersebut di atas
itu tentunya adalah sperma laki-laki.
2) Pembuahan (conceptio)
Perhatikan ayat berikut ini (QS AI-Fathir [35]: 1.1;
Abasa [80]: 19; AI-Mu'minun [23]: 13; Ya-Sin [36]: 77). Ayat-ayat tersebut
menjelaskan bahwa manusia berasal dari nutfah, conceptus/ zygote yaitu hasil
bertemunya spermatozoom dengan ovum. Ini jenjang pertama kejadian manusia
diperkuat dengan surah/ayat , (QS Al-lnsan [76]: 2) yang menyebutkan "min
nutfatin ansyajin" artinya setetes mani yang bercampur.
3) Perkembangan janin
Perhatikan AI-Qur'an surah AI-Mu'minun [23] ayat 13
dan AI-Mursalat [77] ayat 21 dalam kedua ayat ini ada kata-kata kunci ialah "qararin
makin" yang berindikasi rahim atau uterus. Kemudian pada (QS AN Imran [3]:
6; AI-Hajj [22]: 5) secara khusus dalam kedua ayat tersebut disebutkan
kata-kata arham yang diartikan rahim. Kedua istilah tersebut mempunyai makna
rahim atau uterus, hal ini mempunyai ketentuan sebagai "qararin makirf' yakni
tempat yang kokoh, tempat yang aman, tempat tersedia apa yang diperlukan.
Dalam surah AI-Mu'mtnun [23]:12-14 diterangkan proses
reproduksi manusia mula-muladi sebut nutfah yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim), Kemudian menjadi " 'alaqah" prosesbersarangnya blastocyst pada dinding rahim (QS AI-Mu'minun 13; AI-Hajj 5; AI-Alaq 2).
Dari 'alaqah kemudian menjadi "mudlghah" yaitu "embrio"
selanjutnya ditiupkanlah roh kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain (tsumma ansya'nahu khalqan akhar). Ayat itu
ditutup dengan "fatabarakallahuahsanulkhaliqln", Maha Suci AllahPencipta Yang Paling Baik.
reproduksi manusia mula-muladi sebut nutfah yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim), Kemudian menjadi " 'alaqah" prosesbersarangnya blastocyst pada dinding rahim (QS AI-Mu'minun 13; AI-Hajj 5; AI-Alaq 2).
Dari 'alaqah kemudian menjadi "mudlghah" yaitu "embrio"
selanjutnya ditiupkanlah roh kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain (tsumma ansya'nahu khalqan akhar). Ayat itu
ditutup dengan "fatabarakallahuahsanulkhaliqln", Maha Suci AllahPencipta Yang Paling Baik.
Selanjutnya soal masa hamil dijelaskan dalam surah dan
ayat lain yaitu masa/usia minimal hamil seseorang yaitu selama enam bulan, hal
ini disimpulkan dari (QS AI-Ahqaf [46]: 15) yang intinya menyebutkan bahwa masa
menyusui dan hamil selama 30 bulan (wahamluhu wa fisaluhu salasuna syahran) dan
dari (QS Luqman [31 ]: 14) yang intiya masa menyusui adalah 2 tahun atau 24
bulan (wa fisaluhu fJ 'amain). Dengan demikian, masa hamil minimal adalah 30
bulan dikurangi 24 bulan yaitu 6 bulan.
3.
Tujuan Penciptaan Manusia
Sebuah pertanyaan yang harus kita tanamkan betul-betul
ke dalam lubuk hati kita masing-masing "untuk apa diciptakan manusia?'. Semua
sudah tahu jawabannya, bahwa manusia ini datang dari Allah yang menciptakan dan
yang mengatur serta mengurus kehidupan ini. Dialah yang mengetahui segala
rahasia apa yang dibalik penciptaan-Nya itu. Dialah yang lebih pandai dan lebih
tahu dari apa yang diciptakanNya. Marilah kita tanya Ya Rabbi, Ya Tuhan untuk
apa Engkau ciptaan manusia ini? Adakah Engkau ciptakan manusia untuk makan dan
minum! Untuk sekadar berkelana
di
muka bumi? Untuk mengumbar segala hawa nafsunya! Kemudian setelah itu dia
kembali menjadi tanah, lalu habislah riwayatnya! Lantas apa rahasia kekuatan
dan kemampuan yang telah diberikan kepada manusia berupa akal, kemampuan
berbuat dan roh? Allah Swt. berfirman dalam AI-Qur'anul Karim:
Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. (QS Az-Zariyat 56)
Kata "Abdi" berasal dari kata bahasa Arab
yang artinya memperhambakan diri, ibadah (mengabdi/memperhambakan diri). Manusia
-diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini
tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya,
yakni kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian
yang dikandung oleh kata memperhambakan diri menjadikan dirinya sebagai hamba (budak)
Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan kesukaan (rida) Nya dan menjauhi apa
yang menjadi larangan-Nya.
4. Fungsi dan Kedudukan Manusia
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala
pernyataan yang keluar dari mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan
lugas lewat kitab suci AI-Qur'an sebagai satu kitab yang abadi. Dia menjelaskan
bahwa Allah menjadikan manusia itu agar ia menjadi khalifah (pemimpin) di atas
bumi ini dan kedudukan ini sudah tampak jelas pada diri Adam (QS AI-An'am [6]:
165 dan QS AI-Baqarah [2]: 30) di sisi lain Allah menganugerahkan kepada
manusia segala yang ada di bumi, semua itu untuk kepentingan manusia (la menciptakan
untukmu seluruh apa yang ada di bumi ini. QS AI-Baqarah [2]: 29). Maka sebagai
tanggung jawab kekhalifahan dan tugas utama umat manusia sebagai makhluk Allah,
ia harus selalu menghambakan dirinya kepada Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar