Kadang kita sebagai umat muslim akan diuji Allah dengan ujian yang
membuat iman kita akan naik dan turun. Hal itu wajar sekali karena kita
hanyalah seorang manusia, bukan malaikat yang diciptakan Allah tanpa nafsu dan
selalu taat kepada Allah. Apalagi di sekeliling kita ada syetan yang siap
membohongi kita dengan berbagai rayuan menyesatkan, sehingga memang kita perlu
terus waspada dan berhati-hati, menjaga diri dan hati dengan baik, yaitu dengan
cara terus menjaga kedekatan hubungan kita dengan Allah, pasrah kepadaNya, dan
menyandarkan semua yang kita miliki hanya kepadaNya saja.
Ketika iman kita tengah turun, kita harus segera sigap untuk
kembali memutar kendali agar iman kita bisa kembali naik dan tidak justru
semakin merosot turun. Karena ketika iman seseorang mengalami penurunan, syetan
akan lebih mudah menjerumuskan manusia tersebut ke dalam kubangan dosa dan
maksiat. Untuk itu, kita harus pandai-pandai menandai diri kita saat tiba-tiba
gejala lemah iman tengah melanda kita. Nah, apa sajakah Indikator/gejala-gejala
iman mulai lemah?
1.Merasa
Allah tidak peduli lagi dengan kehidupan kita, sehingga merasa putus asa dari
rahmat Allah, seolah-olah Allah sudah tidak adil lagi dalam pembagian
rizki.
2.Merasa
malas-malas dalam ibadah, menunda-nunda amal kebajikan.
3.Biasanya
sikap, tutur kata dan budi bahasa, selalu santun, mudah senyum dan ramah, lalu
berubah jadi, kasar, mudah tersinggung dan gampang marah.
4.Dalam
bergaul suka boebohong, suka menipu, suka SMS.
kalau
sudah terkena gejala semacam ini, apa kiat kita untuk kembali
menghidupkan dan menggairahkan iman kita ?...
1.Banyak
berzikir, baik zikir al quran maupun yg lainnya
2.Bergaulan
dengan orang-orang sholeh
3.Membaca
buku-buku tentang kematian,
tambahan
lagi....ingat !!..Nabi pernah bersabda: Setiap perbuatan ada puncaknya, dan
setiap puncak ada kelesuannya/kebosanan.(HR.Tarmizi).
(rasa
bosan) sering disebabkan oleh terlalu tegangnya kondisi kejiwaan
kita, seiring dengan menumpuknya berbagai harapan dan keinginan,
sehingga hati menjadi beku dan dingin bagaikan es, bibir
terasa berat untuk menyunggingkan senyum, badan menjadi terasa lemah, serta
otak terasa sulit untuk berpikir. Penawar yang diteladankan oleh Nabi kita
adalah sebagaimana dalam sabdanya berikut ini.
“Demi
zat yang diriku dalam kekuasaannya! Sesungguhnya andai kita disiplin terhadap
apa yang pernah kamu dengar ketika bersama aku dan juga tekun dalam dzikir,
niscaya malaikat akan bersamamu di tempat tidurmu dan di jalan-jalanmu.
Tetapi, Hai Handhalah, sa’atan-sa’atan! (berguraulah sekedarnya saja!). Nabi
mengulangi ucapan itu sampai tiga kali.” (HR.
Muslim).
Hal
senada juga disabdakan oleh Rasulullah : “Janganlah terlalu membebani
jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang
ringan dan lucu. Sebab bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban
yang berat, ia akan menjadi buta.” (Sunan Abi Dawud).
Berdasar kan hadits ini, memberikan jalan keluar bagi
kita ketika mengalami kejenuhan, hati ini menjadi lesu dengan berbagai
aktivitas dunia ataupun aktivitas yang berorientasi pada akherat, maka
Rasulullah memerintahkan sa’atan-sa’atan! (sekedarnya saja!) untuk
bergurau, bercanda dengan teman kita. Tentunya gurauan yang tidak mengandung
ejekan atau hal-hal maksiat lainnya. Dengan senda gurau ini hati kita akan
menjadi fresh kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar