Kamis, 20 Oktober 2016

MATERI KULTUM

Kadang kita sebagai umat muslim akan diuji Allah dengan ujian yang membuat iman kita akan naik dan turun. Hal itu wajar sekali karena kita hanyalah seorang manusia, bukan malaikat yang diciptakan Allah tanpa nafsu dan selalu taat kepada Allah. Apalagi di sekeliling kita ada syetan yang siap membohongi kita dengan berbagai rayuan menyesatkan, sehingga memang kita perlu terus waspada dan berhati-hati, menjaga diri dan hati dengan baik, yaitu dengan cara terus menjaga kedekatan hubungan kita dengan Allah, pasrah kepadaNya, dan menyandarkan semua yang kita miliki hanya kepadaNya saja.
Ketika iman kita tengah turun, kita harus segera sigap untuk kembali memutar kendali agar iman kita bisa kembali naik dan tidak justru semakin merosot turun. Karena ketika iman seseorang mengalami penurunan, syetan akan lebih mudah menjerumuskan manusia tersebut ke dalam kubangan dosa dan maksiat. Untuk itu, kita harus pandai-pandai menandai diri kita saat tiba-tiba gejala lemah iman tengah melanda kita. Nah, apa sajakah Indikator/gejala-gejala iman mulai lemah?
1.Merasa Allah tidak peduli lagi dengan kehidupan kita, sehingga merasa putus asa dari rahmat Allah, seolah-olah Allah sudah tidak adil lagi dalam pembagian  rizki. 
2.Merasa malas-malas dalam ibadah, menunda-nunda amal kebajikan.
3.Biasanya sikap, tutur kata dan budi bahasa, selalu santun, mudah senyum dan ramah, lalu berubah jadi, kasar, mudah tersinggung dan gampang marah.
4.Dalam bergaul suka boebohong, suka menipu, suka  SMS.
kalau  sudah terkena gejala semacam ini, apa kiat kita untuk kembali menghidupkan dan menggairahkan iman kita ?...
1.Banyak berzikir, baik zikir al quran maupun yg lainnya
2.Bergaulan  dengan orang-orang sholeh
3.Membaca buku-buku tentang kematian, 
tambahan lagi....ingat !!..Nabi pernah bersabda: Setiap perbuatan ada puncaknya, dan setiap puncak ada kelesuannya/kebosanan.(HR.Tarmizi).
(rasa bosan) sering disebabkan oleh terlalu tegangnya  kondisi kejiwaan kita,  seiring dengan menumpuknya  berbagai harapan dan keinginan, sehingga  hati menjadi   beku dan dingin bagaikan es, bibir terasa berat untuk menyunggingkan senyum, badan menjadi terasa lemah, serta otak terasa sulit untuk berpikir. Penawar yang diteladankan oleh Nabi kita adalah sebagaimana dalam sabdanya berikut ini.

“Demi zat yang diriku dalam kekuasaannya! Sesungguhnya andai kita disiplin terhadap apa yang pernah kamu dengar ketika bersama aku dan juga tekun dalam dzikir, niscaya malaikat akan bersamamu di tempat tidurmu dan di  jalan-jalanmu. Tetapi, Hai Handhalah, sa’atan-sa’atan! (berguraulah sekedarnya saja!). Nabi mengulangi ucapan itu sampai tiga kali.” (HR. Muslim).
Hal senada juga disabdakan oleh Rasulullah : “Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta.” (Sunan Abi Dawud).
Berdasar kan  hadits ini, memberikan jalan keluar bagi kita ketika mengalami kejenuhan, hati ini menjadi lesu dengan berbagai aktivitas dunia ataupun aktivitas yang berorientasi pada akherat, maka Rasulullah memerintahkan sa’atan-sa’atan! (sekedarnya saja!) untuk bergurau, bercanda dengan teman kita. Tentunya gurauan yang tidak mengandung ejekan atau hal-hal maksiat lainnya. Dengan senda gurau ini hati kita akan menjadi fresh kembali



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK PENDIDIKAN

MAKNA LEBARAN DITINJAU DARI ASPEK  PENDIDIKAN Oleh. Dr.H.M.Ridwan Jalil.M.Pd.I Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Berzakat fitrah menurut ...